Mohon tunggu...
Didik Wiratno
Didik Wiratno Mohon Tunggu... Wiraswasta - Jurnalis

Tukang mancing suka naik gunung

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Call Money Overnight, "Sabun" Pencuci Uang Paling Bersih

24 September 2024   21:48 Diperbarui: 24 September 2024   22:28 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Contoh bukti transaksi Call Money Overnight atau jual beli uang dalam jangka waktu 1 hari antar bank di BI (foto. Ilustrasi) (dokpri)

"Telah terjadi kejahatan perbankan yaitu penggelapan dan penipuan secara sistematis, canggih, komputerisasi, professional, terkoordinir dengan baik, tertutup dan terlindungi serta telah direncanakan dengan sangat matang terhadap Negara dan bangsa Indonesia dengan memanfaatkan dan menipu PT Bank Centris Internasional sebagai tergugat".

Kalimat diatas adalah salah satu bagian dari kesimpulan tergugat berdasarkan bukti-bukti dan saksi-saksi yang diajukan penggugat dan telah diakui keabsahannya oleh Majelis Kakim. Kesimpulan tersebut ditujukan kepada Ketua Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan yang mengadili perkara BPPN melawan Bank Centris Internasional dengan no perkara 350/PDT.G/2000/PN Jaksel 24 tahun silam.

Kasus Bank Centris Internasional (BCI) bermula dari perjanjian jual beli promes nasabah atau surat hutang nasabah antara BCI dan Bank Indonesia bernilai 492 milyar dengan jaminan tanah seluas 452 hektar berakte notaris nomor 46 tanggal 9 Januari 1998 dengan harapan BCI menerima pembayaran sejumlah 490 miliar rupiah. 

Namun pada kenyataannya tidak dibayarkan satu rupiahpun ke rekening BCI no 523 551 0016 tapi dikreditkan ke rekening rekayasa individual atas nama Centris Internasional Bank (CIB) dengan no rekening 532 551 000 sebesar 629 miliar rupiah.

Dalam akte perjanjian tersebut Bank Indonesia tidak diperkenankan menagih promes nasabah BCI karena sudah ada jaminan yang telah dihipotik atas nama BI. Namun pada tahun 1999 Bank Indonesia melakukan perjanjian jual beli cessie atau surat tagihan nasabah BCI dengan BPPN.

Atas dasar itulah setelah 20 tahun, kini Satgas BLBI menagih Bank Centris dan nasabahnya. Padahal menurut Andri, Bank Indonesia telah melakukan tindak wanprestasi karena  tidak pernah memindahbukukan uang jual beli promes yang diperjanjikan ke rekening BCI sampai Bank miliknya dibeku operasikan oleh BPPN 1998 silam.

" Ini adalah perbuatan keji, kami telah serahkan promes nasabah dan jaminan tanah tapi BI tidak pernah mencairkan uang ke Bank Centris, kami bahkan digugat dan diadili di pengadilan" keluh Andri Tedjadharma, salah satu pemegang saham bank Centris.

"ADA BANK DALAM BANK DI TUBUH BANK INDONESIA"

Dalam sidang peradilan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan tahun 2000 bukti-bukti dari BPK yang dibawa Jaksa Penuntut selaku pengacara negara justru ditemukan adanya kejanggalan di institusi Bank Indonesia.

Dalam laporan BPK terhadap Bank Centris di BI ditemukan bukti adanya rekening pribadi atas nama Centris Internasional Bank (CIB) (individual). Padahal nasabah Bank Indonesia pada waktu itu hanyalah bank-bank tidak boleh pribadi. Rekening pribadi yang mencatut nama Bank Centris tersebut bahkan bisa ikut kliring di BI.

Selain merugikan Bank Centris, rekening pribadi tersebut juga disalahgunakan untuk mengeluarkan uang dari BI ke sejumlah bank. Dengan cara transaksi Call Money Overnight atau jual beli uang antar bank dalam janka waktu satu hari.

Transaksi Call Money Overnight yang dilakukan Bank Centris dengan sejumlah bank juga membuktikan bahwa bank-bank yang meminjamkan uang ke Bank Centris tidak pernah didebit rekeningnya tetapi rekening pribadi atas nama CIB lah yang mencairkan uangnya ke rekening Bank Centris asli.

Dan sehari kemudian Rekening Bank Centris secara otomatis akan didebet mengembalikan pinjamannya berikut bunga ke bank-bank yang bertransaksi dengan Bank Centris. Artinya sejumlah bank yang bertransaksi dengan Bank Centris tidak mengeluarkan uang tapi justu menerima pengembalian pokok pinjaman dan bunga.

Ini tak ubahnya dengan tindak pencucian uang yang sangat canggih dan belum pernah terjadi di dunia perbankan.

Sebagai Tim Ahli Satuan Tugas (Satgas) Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU), kala itu Almarhum Faisal Basri menilai fakta yang terjadi di Bank Indonesia pada 1998 silam terhadap Bank Centris merupakan kejahatan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun