Dari hasil survey lokasi pada waktu yang sama diketahui bahwa pemasaran emping melinjo juga masih tergolong biasa yaitu dengan cara mengandalkan para tengkulak yang datang ke lokasi untuk membeli hasil produksi emping melinjo mereka.
Menurut Ketua Mitra Pengabdian Masyarakat dimana dalam pelaksanaan program ini siap mendukung dan ikut berperan untuk meningkatkan kesejateraan khususnya Kampung Ciparay Desa SIndanglaya, dimana ketua mitra juga sebagai ketua Koperasi Koperasi Inti Tunas Harapan Jaya yang beranggotakan pelaku usaha pengolahan Emping Melinjo, mengantakan bahwa:
“Masalah dalam pengolahan emping melinjo adalah pada proses pemipihan yang dilakukan setelah proses sangrai dan pengupasan, dimana dalam proses pemipihan tersebut membutuhkan orang yang terbiasa dalam memipihkan atau menumbuk emping melinjo menjadi bentuk bulat dengan ketipisan yang sudah ditentukan.
Selain itu dalam proses pemipihan juga memerlukan waktu lama karena harus satu-satu, sehingga pada waktu hari-hari khusus seperti menjelang ramadhan atau hari lebarang permintaan sangat banyak dan dari pihak pelaku produksi membatasinya”
Menurut para pelaku usaha yang memproduksi emping melinjo, dalam bidang pemasaran mereka mengatakan bahwa:
“Untuk penjualan emping melinjo saat ini sebagian besar mereka mengandalkan para tengkulak dan pembeli yang datang langsung ke lokasi untuk membeli emping melinjo, untuk harga jual per kg Rp. 60.000,- untuk hari-hari biasa, tetapi untuk hari-hari tertentu bisa mencapai Rp. 150.000,- misalnya menjelang lebaran,” pungkasnya.
Berangkat dari hal tersebut maka Tim Pengabdian Kepada Masyarakat Program Dikti yang dilaksanakan Universitas mencarikan solusi peningkatan produksi dengan membuat mesin penumbuk emping melinjo yang praktis digunakan dan mengurangi delai waktu sehingga menghasilkan produksi emping melinjo yang lebih banyak pada waktu permintaan banyak datang.
Selain itu juga melihat dari potensi yang ada, dalam manajemen pemasaran dimana para pengusaha emping melinjo kebanyakan masih mengandalkan para tengkulak yang datang untuk membeli hasil produksi mereka, hal ini tentunya harga jual yang didapat dari para pengusaha emping melinjo dibawah pasaran.
Melihat permasalahan tersebut maka Tim Pengabdian Khususnya dari Fakultas Ekonomi Universtas Esa Unggul mempunyai gagasan untuk meningkatkan potensi dalam bidang pemasaran yang tidak hanya mengandalkan dari para tengkulak tetapi bisa sampai pada konsumen langsung di seluruh Indonesia bahkah sampai ke luar negeri yaitu dengan cara memberi pelatihan manajemen pemasaran berbasis teknologi informasi dengan menyesuaikan sumber daya manusia yang ada di Desa Sindanglaya saat ini.