Mohon tunggu...
Didik Purwanto
Didik Purwanto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Negeri Semarang

Saya adalah seorang mahasiswa Universitas Negeri Semarang yang berasal dari Magelang Jawa Tengah. Saya berusia 19 tahun pada tahun 2023 ini. Saya memiliki hobi bermain games online, akan tetapi akhir-akhir ini saya disibukkan dengan tugas kuliah sehingga saya harus mengesampingkan hobi tersebut.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Anak dengan Model Pembelajaran Role Playing

2 Desember 2024   10:54 Diperbarui: 2 Desember 2024   12:06 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kemampuan komunikasi merupakan keterampilan dasar yang sangat penting untuk dikuasai anak sejak usia dini. Komunikasi yang baik dapat membantu mereka dalam menyampaikan ide atau perasaan, meningkatkan rasa percaya diri, dan mendukung keberhasilan di berbagai aspek kehidupan. 

Selain itu kemampuan komunikasi memegang peranan penting dalam proses pembelajaran, hal ini dijelaskan oleh (Luthfiah, 2008) bahwa keterampilan komunikasi sangat memberikan pengaruh terhadap komunikasi antar sesama makhluk sosial, jika keterampilan berbicara kita rendah maka akan menimbulkan kesalah pahaman bagi lawan bicara ataupun pendengar sehingga dapat menimbulkan masalah. 

Masalah yang sering ditemui dalam proses pembelajaran pada umumnya adalah adanya komunikasi yang tidak efektif baik antara guru dan siswa, atau antara siswa dan siswa. Berhubungan akan hal tersebut solusi yang tepat adalah menggunakan model pembelajaran yang tepat oleh para guru.

Salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat mendukung pengembangan kemampuan komunikasi anak adalah model pembelajaran role playing. Model ini memungkinkan anak untuk memerankan berbagai karakter atau situasi dalam skenario tertentu, seperti menjadi dokter, guru, atau pelanggan di toko. Melalui peran ini, anak diajak untuk berlatih berbicara, mendengarkan, serta merespons. Selain itu, model pembelajaran role playing juga memberikan suasana belajar yang menyenangkan, sehingga anak lebih bersemangat untuk belajar.

Dalam artikel ini, kita akan membahas bagaimana model pembelajaran role playing dapat menjadi alat yang efektif untuk meningkatkan kemampuan komunikasi anak, mengapa model ini cocok diterapkan dalam pembelajaran, serta langkah-langkah sederhana yang dapat diikuti guru untuk menerapkannya dalam aktivitas pembelajaran. Dengan pendekatan yang tepat, role playing bukan hanya sekedar permainan, tetapi juga sarana belajar yang berdampak besar pada perkembangan komunikasi anak.

Role playing atau bermain peran adalah salah satu model pembelajaran dimana kita seolah-olah menjadi orang lain, yang disertai dengan dialog dan ekspresi serta didasari oleh imajinasi. Menurut Wardana (2014), role-playing pada dasarnya adalah kegiatan mendramatisasi perilaku-perilaku yang berkaitan dengan persoalan-persoalan sosial. 

Selain itu, menurut Dharmawan, dkk. (2014), model pembelajaran role playing adalah model pembelajaran yang dirancang untuk membantu siswa memahami materi dengan mengembangkan kemampuan imajinasi dan penghayatan. Dalam model ini, siswa memerankan tokoh tertentu untuk menghidupkan skenario pembelajaran. Biasanya, aktivitas ini melibatkan lebih dari satu peserta, tergantung pada peran yang dimainkan. 

Sementara itu, Fitriani, dkk. (2019) menjelaskan bahwa role playing merupakan model pembelajaran yang mengintegrasikan proses belajar dengan aktivitas bermain, sehingga menciptakan pengalaman belajar yang menyenangkan bagi siswa. Dari beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran role playing atau bermain peran adalah model pembelajaran yang mengintegrasikan pembelajaran dalam bentuk drama, yang berfokus pada masalah sosial di sekitar siswa dan melibatkan keterampilan berdialog mereka. Dengan model pembelajaran role playing tersebut, diharapkan dapat meningkatkan kemampuan komunikasi anak,

Wahyuningsi (2019) menjelaskan bahwa permainan peran penting dalam pendekatan komunikatif karena memberikan peserta didik kesempatan untuk berlatih berkomunikasi dalam berbagai konteks sosial dan peran sosial. Bermain peran adalah kegiatan belajar yang sangat fleksibel dengan banyak variasi dan imajinasi. Hal ini membantu siswa menggunakan bahasa dengan baik dalam banyak aspek kehidupan mereka. 

Model pembelajaran bermain peran adalah metode yang memungkinkan anak-anak untuk secara aktif melatih keterampilan berbicara, mendengarkan, dan merespons dalam situasi nyata. Ketika anak-anak diberi peran atau adegan tertentu, mereka didorong untuk berimajinasi, memahami sudut pandang orang lain, dan melatih diri mereka dalam membuat presentasi ide-ide. 

Proses ini membantu dalam pengembangan rasa percaya diri dalam kemampuan mereka untuk mengekspresikan diri dalam bentuk komunikasi lisan maupun non-lisan.

Shen (2011) menemukan bahwa permainan peran berhasil meningkatkan produktivitas bahasa peserta dengan memberi mereka kesempatan untuk berbicara dan memperluas pengetahuan mereka sebelumnya dengan fasilitator dan rekan-rekan mereka. 

Rayhan (2014) menemukan bahwa, setelah menyelidiki dampak permainan peran pada siswa sekolah dasar, permainan peran meningkatkan kemampuan berbicara peserta dengan memberi mereka lebih banyak waktu untuk memperbaiki keterampilan berbicara mereka. 

Selain itu, dia menyatakan bahwa pendekatan pembelajaran ini telah membantu meningkatkan kepercayaan diri siswa karena memungkinkan mereka untuk saling mendukung dalam kegiatan dan menciptakan suasana kerja tim daripada persaingan di kelas. Selain itu, penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa permainan peran membantu siswa meningkatkan kemampuan berbahasa mereka (Aini et al., 2020).

Di sisi lain, kegiatan bermain peran memberikan konteks yang diperlukan bagi anak-anak untuk melakukan kesalahan sambil belajar tanpa rasa takut akan konsekuensinya karena lingkungan belajar dirancang untuk menyenangkan dan bebas dari tekanan. 

Dengan cara ini, anak-anak dapat meningkatkan keterampilan komunikasi mereka secara bertahap melalui partisipasi aktif dalam bermain peran dan umpan balik dari teman sebaya serta guru.

Salah satu keuntungan dari model pembelajaran role play adalah bahwa model pembelajaran role playing memberikan siswa kebebasan untuk berkomunikasi dan membuat keputusan secara bebas. Kesan yang dihasilkan oleh model ini akan bertahan lama dalam ingatan siswa (Nurbaini et al., 2023; Siregar et al., 2022; Damanik et al., 2023). Selain itu, role play memiliki beberapa keuntungan, seperti lebih praktis secara praktis dan dapat digunakan sebagai hiburan. 

Model ini juga sesuai dengan karakteristik dari anak-anak yang masih suka dalam hal bermain dan meniru. Role playing melatih kreativitas, keberanian, jiwa sosial, dan kemampuan berbicara mereka.

Menurut Jasil (2017), sintaks model pembelajaran role play adalah sebagai berikut: 1) Guru membuat skenario yang akan ditampilkan, 2) Guru meminta siswa mempelajari skenario tersebut beberapa hari sebelum pelajaran. 

aktivitas, 3) Guru membentuk kelompok siswa yang masing-masing beranggotakan 3-6 orang, 4) Guru memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai, 5) Guru memanggil kelompok siswa yang telah dibentuk untuk memerankan skenario yang telah dibuat, 6) Setiap siswa berada dalam kelompoknya sambil mengamati skenario yang ditunjukkan, 7) Setelah pertunjukan berakhir, setiap kelompok siswa diminta untuk memberikan penilaian terhadap penampilan masing-masing kelompok siswa. Siswa akan menjadi lebih aktif dalam belajar dengan penerapan model ini, yang akan berdampak pada kemampuan berbicara mereka.

Model pembelajaran role playing merupakan pendekatan yang efektif untuk meningkatkan kemampuan komunikasi anak. Melalui aktivitas bermain peran, siswa tidak hanya belajar memahami materi pelajaran, tetapi juga mengembangkan keterampilan berbicara, mendengarkan, dan berpikir kritis.

 Pendekatan ini memberikan ruang bagi anak untuk berimajinasi, berkolaborasi, dan berekspresi dengan cara yang menyenangkan dan bebas tekanan, sehingga meningkatkan rasa percaya diri mereka dalam berkomunikasi.

Hasil penelitian dan pengalaman menunjukkan bahwa role playing mampu menciptakan suasana belajar yang interaktif dan bermakna. Dengan sintaks yang jelas dan penerapan yang fleksibel, model ini dapat diterapkan dalam berbagai mata pelajaran, menyesuaikan kebutuhan pembelajaran di kelas.

Diharapkan, guru dapat memanfaatkan model pembelajaran role playing ini sebagai strategi untuk menciptakan lingkungan belajar yang mendukung pengembangan kemampuan komunikasi anak, sekaligus menumbuhkan keterampilan sosial yang penting bagi kehidupan mereka di masa depan.

Daftar Pustaka

Faridayati. (2019). PENGGUNAAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA. Rekognisi: Jurnal Pendidikan dan Kependidikan, 50-59.

Lilis Marbela, M. (2023). PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA PADA KELAS 5A SDN 010 PENGALIHAN KEC. KERINTANG. Jurnal Edukasi, 111-120.

Mutia Fathia Rahmah, S. N. (2024). PENGARUH MODEL ROLE PLAYING TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI PESERTA DIDIK DI SEKOLAH DASAR. ELSE (Elementary School Education Journal), 32-40.

Nuryati. (2019). PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA. SEULANGA : Jurnal Pendidikan Anak, 73-83.

Susiana. (2019). PENGARUH KEGIATAN BERMAIN DRAMA TERHADAP KECERDASAN INTERPERSONAL ANAK USIA DINI DI TK MUTIARA KECERDASAN INTERPERSONAL ANAK USIA DINI DI TK MUTIARA . PEDAGOGI: Jurnal Anak Usia Dini dan Pendidikan Anak Usia Dini, 109-116.

Yeyen Rezky Andini Kadir, ,. W. (2023). PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ROLE PLAYING TERHADAP KETERAMPILAN BERBICARA SISWA SEKOLAH DASAR KELAS EMPAT DI KOTA MAKASSAR. Pinisi Journal Of Education, 142-155.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun