Pak Anton menghela napas sambil menyeruput cappuccino-nya. "Itu risiko yang selalu ada, Mas. Bahkan sekarang, sudah ada ribuan pekerja di sektor tekstil yang kena PHK sejak awal tahun. Kebijakan ini diharapkan bisa mengurangi dampaknya, tapi ya tetap tergantung implementasinya."
Saya kembali menatap ponsel, membaca berita lain. "Hmm, jadi ini seperti strategi bertahan di tengah badai ekonomi global. Tapi ya itu, nggak semua kebijakan langsung terasa hasilnya."
"Tepat sekali," ujar Pak Anton. "Makanya, pemerintah butuh waktu untuk lihat dampak kebijakan ini. Kalau berhasil, sektor padat karya bisa tetap produktif, dan daya beli masyarakat meningkat. Tapi, kalau nggak, ya dampaknya bisa negatif, terutama di jangka pendek."
Saya tertawa kecil sambil mengaduk kopi saya. "Jadi, ini kayak main tebak-tebakan aja, ya, Pak. Berhasil atau enggak, tergantung pelaksanaan dan faktor lainnya."
Pak Anton tersenyum. "Iya, betul. Tapi, yang penting, kita sebagai masyarakat harus terus mengamati dan mempersiapkan diri. Kalau kamu nggak kena kebijakan ini, ya cari cara lain untuk tetap stabil secara finansial."
Saya mengangguk. "Terima kasih, Pak. Obrolan ini selalu bikin kepala saya tambah pusing, tapi anehnya juga tercerahkan."
Kami tertawa bersama, melanjutkan minum kopi sambil sesekali bercanda tentang berita lain. Dalam keseriusan topik ekonomi, ternyata selalu ada ruang untuk humor dan tawa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H