Mengapa belajar "chunk" lebih efektif? Menurut Gabriel, kebanyakan orang memperlakukan bahasa seperti matematika. Selama ini mereka kebanyakan menghafal kata per kata, menerapkan aturan tata bahasa, dan mencoba "menyusun" kalimat yang benar sesuai dengan tata Bahasa. Proses seperti ini bisa memakan waktu, susah diingat dan mudah lupa. Kita masih harus mengingat aturan tata bahasa dan menerjemahkan kata per kata, hasilnya terasa kaku, tidak alami dan kurang seperti penutur asli.
Nah, dengan metode "chunk", kita bisa melewati langkah rumit ini dan langsung menggunakan kalimat yang sudah "benar." Cara kerjanya sederhana: dengarkan penutur asli sebanyak mungkin. Jangan hanya memahami arti, tapi perhatikan cara mereka menyusun frasa. Saat menemukan ungkapan yang menarik, hafalkan sepenuhnya. Dengan begini, kita bisa yakin bahwa apa yang kita ucapkan sudah benar dan terdengar alami.
Belajar "chunk" memungkinkan kita menghindari kerumitan tata bahasa tetapi tetap bisa berbicara dengan cara yang alami. Memang, kita bisa belajar sedikit tata bahasa untuk pemahaman lebih dalam, tapi dengan menguasai "chunk", kita tetap bisa berkomunikasi layaknya penutur asli.
Metode "chunk" ini sangat membantu jika kita ingin berbicara bahasa baru dengan lebih percaya diri tanpa harus khawatir dengan kesalahan tata bahasa yang rumit.
5. Elisa Polese: JANGAN MENYERAH BEGITU SAJA JIKA TIDAK BERHASIL, DAN BELAJAR SETIAP HARI.
Elisa Polese adalah seorang poliglot asal Italia yang mempelajari 25 bahasa dan pengajar 13 bahasa diantaranya. Semangatnya dalam belajar bahasa sangat menular! Dia membantu orang-orang dari berbagai belahan dunia untuk mulai berbicara dalam bahasa target mereka sejak hari pertama.
Dalam sebuah wawancara eksklusif, Elisa berbagi pandangannya tentang belajar bahasa. Setelah melatih ratusan siswa, dia menyadari bahwa alasan utama banyak orang gagal mencapai tujuan bahasa mereka adalah karena mudah menyerah saat menghadapi kesulitan. Satu motto belajar bahasa yang ia tekankan adalah: "If you're tired of starting over, stop giving up."
Menurut Elisa, kunci keberhasilan dalam belajar bahasa adalah berlatih setiap hari, bahkan hanya selama satu menit! Dengan latihan harian, kita akan semakin dekat dengan tujuan kita setiap hari. Elisa menyarankan agar kita menetapkan batas waktu belajar harian yang realistis dan konsisten, seperti 10-15 menit sehari. Memaksakan diri untuk belajar berjam-jam setiap hari hanya akan membuat kita cepat lelah, frustrasi, dan kehilangan semangat.
Dengan pendekatan yang sederhana dan konsisten, belajar bahasa menjadi lebih menyenangkan dan hasilnya akan terasa.
6. Steve Kaufmann: JAGA AGAR BELAJAR TETAP MENYENANGKAN.
Steve Kaufmann, mantan diplomat Kanada yang sekarang menjadi poliglot dengan menguasai lebih dari 20 bahasa, dan telah menginspirasi banyak orang dengan video-videonya tentang belajar bahasa.
Apa saran terbaiknya? Nikmati proses belajar! Semua poliglot hebat punya satu kesamaan: mereka bersenang-senang dalam belajar bahasa. Mereka merasa proses ini menarik dan selalu mencari cara untuk membuatnya lebih menyenangkan.
Jika mereka suka menggunakan kartu flash, mereka akan menggunakannya. Jika tidak, mereka akan menghindarinya. Mereka mendengarkan konten yang mereka sukai, membaca tentang tata bahasa hanya ketika tertarik, dan belajar sesuai minat mereka.