Mohon tunggu...
DIDIK FADILAH
DIDIK FADILAH Mohon Tunggu... Lainnya - a life-long learner

“Ikatlah ilmu dengan tulisan”.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

7 Tips Sukses para Poliglot dalam Mempelajari Bahasa

12 November 2024   04:32 Diperbarui: 12 November 2024   04:40 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Polyglot Stock photos by Vecteezy

1. Benny Lewis: MULAILAH BERBICARA SEJAK HARI PERTAMA.

Benny Lewis adalah seorang poliglot terkenal dari Irlandia. Benny menguasai 11 bahasa, dan salah satu tips utamanya untuk belajar bahasa adalah mulailah berbicara sejak hari pertama belajar.

Banyak orang sering menunda untuk mulai berbicara dalam bahasa yang sedang dipelajari. Terutama yang perfeksionis, mereka merasa harus benar-benar siap dulu baru bisa berbicara. "Nanti deh", mereka berpikir, mungkin enam bulan lagi atau dua tahun lagi, mereka akan merasa siap. Tapi, hari "siap" itu sebenarnya tidak akan pernah datang, karena selalu ada rasa belum cukup. Tidak peduli seberapa lama belajar, perasaan "kurang siap" itu akan terus ada.

Menurut Benny, cara terbaik menghadapi situasi ini adalah menetapkan diri untuk langsung berbicara di hari pertama. Memang, pada awalnya kita mungkin akan banyak kesalahan. Namun, kuncinya adalah menerima bahwa kesalahan adalah bagian dari proses belajar.

Benny juga menyebutkan bahwa memulai berbicara sejak awal memberikan banyak ruang untuk perkembangan. Kalau kita mulai dari nol, satu-satunya arah adalah maju! Jadi, mulai saja berbicara sejak awal belajar, jangan takut dengan kesalahan, dan lihat kemajuan yang akan datang seiring berjalannya waktu.

2. Luca Lampariello: CIPTAKAN KONEKSI EMOSIONAL DENGAN BAHASA TARGET ANDA.

Kita beralih ke Italia untuk bertemu Luca Lampariello, seorang poliglot sukses yang menguasai 14 bahasa. Kecintaannya pada bahasa membuatnya menjadi pelatih bahasa, dan tips utama dari Luca untuk belajar bahasa apa pun adalah menemukan alasan kuat mengapa kita ingin mempelajari bahasa tersebut.

Menurut Luca, kunci keberhasilan dalam belajar bahasa adalah adanya koneksi emosional. Koneksi ini akan membuat kita lebih termotivasi untuk belajar. Namun, meskipun terdengar sederhana, terkadang sulit untuk benar-benar merasakan koneksi ini.

Luca memberikan latihan sederhana untuk membantu membangun koneksi emosional ini. Ambil selembar kertas dan pena, lalu bayangkan seseorang yang akan kita ajak berbicara dalam bahasa yang ingin kita pelajari. Pikirkan tentang situasi percakapannya: di mana, kapan, dan topik apa yang akan dibahas. Gunakan imajinasi untuk membuat cerita dari situasi tersebut!

Albert Einstein pernah berkata, "Imagination is more important than knowledge. For knowledge is limited, whereas imagination embraces the entire world, stimulating progress, giving birth to evolution." Artinya imajinasi lebih penting daripada pengetahuan. Pengetahuan terbatas, sedangkan imajinasi meliputi seluruh dunia, mendorong kemajuan, dan melahirkan evolusi. Dengan kata-kata Einstein ini, Luca menyarankan kita menulis cerita yang hidup dan realistis di mana kita "menghidupi" bahasa yang sedang dipelajari.

Ceritanya bisa kita baca ulang saat semangat belajar mulai menurun. Ini akan mengingatkan kita akan alasan mengapa dan untuk apa kita belajar bahasa. Selama kita tahu arah dan alasan kita belajar, kita akan terus termotivasi mencapai tujuan kita.

3. Olly Richards: TEMUKAN ALAT PEMBELAJARAN YANG SEMPURNA UNTUK ANDA.

Olly Richards adalah seorang poliglot yang menguasai 8 bahasa. Dia menciptakan metode StoryLearning, sebuah pendekatan yang mengajarkan bahasa melalui cerita, dan menjadi dasar untuk berbagai buku serta kursus bahasa.

Salah satu teknik belajar bahasa dari Olly adalah memilih alat atau metode belajar yang tepat dan sesuai dengan gaya belajar masing-masing. Menurutnya, salah satu rahasia sukses para poliglot adalah mereka memahami cara belajar terbaik untuk diri sendiri dan benar-benar fokus pada metode yang efektif bagi mereka.

Banyak orang memilih buku, kursus, atau aplikasi pertama yang mereka temukan dan berharap itu akan berjalan dengan baik. Padahal, lebih baik jika kita mencoba berbagai sumber untuk mencari mana yang paling efektif dan menyenangkan. Meskipun butuh waktu, cara ini akan memberikan hasil terbaik dalam jangka panjang.

Contohnya, seseorang yang belajar bahasa Spanyol mungkin menemukan tiga jenis buku:

1. Buku pertama adalah kumpulan puisi Spanyol, misalnya "Veinte Poemas de Amor" karya Pablo Neruda. Puisi pendek seperti ini cocok untuk yang ingin menikmati sumber asli atau sekadar menyukai puisi.

2. Buku kedua berisi teks paralel, di mana cerita pendek dalam bahasa Spanyol ditampilkan di satu halaman dan terjemahannya dalam bahasa Inggris di halaman sebelah. Ini cocok bagi yang suka menerjemahkan bahasa target.

3. Buku ketiga adalah kumpulan cerita pendek dalam bahasa Spanyol, tetapi ditulis dengan tingkat kesulitan yang sesuai bagi pemula. Buku ini bisa menjadi pilihan yang menyenangkan dan tidak terlalu sulit.

Apa tantangan dari Olly? Temukan apa yang paling cocok untukmu. Jika tidak nyaman dengan metode tertentu, cobalah yang lain! Terus bereksperimen hingga menemukan metode yang disukai dan membawa keberhasilan dalam belajar bahasa.

4. Gabriel Gelman: PELAJARI EKSPRESI LENGKAP DARI PENUTUR ASLI.

Kali ini, Gabriel Gelman, seorang poliglot dari Jerman. Gabriel punya banyak pengetahuan tentang cara belajar bahasa dengan efisien, dan dia merilis video tentang teknik belajar bahasa ala poliglot untuk bahasa Spanyol.

Tips terbaik Gabriel untuk belajar bahasa adalah mempelajarinya melalui "chunk", atau frasa utuh, bukan kata per kata. "Chunk" adalah ekspresi penuh yang sering digunakan oleh penutur asli dalam percakapan sehari-hari. Dengan mendengarkan dan meniru ungkapan-ungkapan ini, kita bisa belajar berbicara bahasa asing dengan lebih cepat dan alami.

Untuk lebih jelas, berikut beberapa contoh "chunk" dalam beberapa bahasa:

1. Inggris

   - "How's it going?" (Apa kabar?)

   - "Most importantly, ..." (Yang terpenting, ...)

   - "By the way..." (Ngomong-ngomong...)

2. Jerman

   - "Wie geht's?" (Apa kabar?)

   - "Ich habe keine Lust" (Aku tidak berminat)

   - "Auf keinen Fall" (Tidak sama sekali)

3. Spanyol

   - "Qu tal?" (Apa kabar?)

   - "Mucho gusto" (Senang bertemu)

   - "Me gusta" (Saya suka)

Mengapa belajar "chunk" lebih efektif? Menurut Gabriel, kebanyakan orang memperlakukan bahasa seperti matematika. Selama ini mereka kebanyakan menghafal kata per kata, menerapkan aturan tata bahasa, dan mencoba "menyusun" kalimat yang benar sesuai dengan tata Bahasa. Proses seperti ini bisa memakan waktu, susah diingat dan mudah lupa. Kita masih harus mengingat aturan tata bahasa dan menerjemahkan kata per kata, hasilnya terasa kaku, tidak alami dan kurang seperti penutur asli.

Nah, dengan metode "chunk", kita bisa melewati langkah rumit ini dan langsung menggunakan kalimat yang sudah "benar." Cara kerjanya sederhana: dengarkan penutur asli sebanyak mungkin. Jangan hanya memahami arti, tapi perhatikan cara mereka menyusun frasa. Saat menemukan ungkapan yang menarik, hafalkan sepenuhnya. Dengan begini, kita bisa yakin bahwa apa yang kita ucapkan sudah benar dan terdengar alami.

Belajar "chunk" memungkinkan kita menghindari kerumitan tata bahasa tetapi tetap bisa berbicara dengan cara yang alami. Memang, kita bisa belajar sedikit tata bahasa untuk pemahaman lebih dalam, tapi dengan menguasai "chunk", kita tetap bisa berkomunikasi layaknya penutur asli.

Metode "chunk" ini sangat membantu jika kita ingin berbicara bahasa baru dengan lebih percaya diri tanpa harus khawatir dengan kesalahan tata bahasa yang rumit.

5. Elisa Polese: JANGAN MENYERAH BEGITU SAJA JIKA TIDAK BERHASIL, DAN BELAJAR SETIAP HARI.

Elisa Polese adalah seorang poliglot asal Italia yang mempelajari 25 bahasa dan pengajar 13 bahasa diantaranya. Semangatnya dalam belajar bahasa sangat menular! Dia membantu orang-orang dari berbagai belahan dunia untuk mulai berbicara dalam bahasa target mereka sejak hari pertama.

Dalam sebuah wawancara eksklusif, Elisa berbagi pandangannya tentang belajar bahasa. Setelah melatih ratusan siswa, dia menyadari bahwa alasan utama banyak orang gagal mencapai tujuan bahasa mereka adalah karena mudah menyerah saat menghadapi kesulitan. Satu motto belajar bahasa yang ia tekankan adalah: "If you're tired of starting over, stop giving up."

Menurut Elisa, kunci keberhasilan dalam belajar bahasa adalah berlatih setiap hari, bahkan hanya selama satu menit! Dengan latihan harian, kita akan semakin dekat dengan tujuan kita setiap hari. Elisa menyarankan agar kita menetapkan batas waktu belajar harian yang realistis dan konsisten, seperti 10-15 menit sehari. Memaksakan diri untuk belajar berjam-jam setiap hari hanya akan membuat kita cepat lelah, frustrasi, dan kehilangan semangat.

Dengan pendekatan yang sederhana dan konsisten, belajar bahasa menjadi lebih menyenangkan dan hasilnya akan terasa.

6. Steve Kaufmann: JAGA AGAR BELAJAR TETAP MENYENANGKAN.

Steve Kaufmann, mantan diplomat Kanada yang sekarang menjadi poliglot dengan menguasai lebih dari 20 bahasa, dan telah menginspirasi banyak orang dengan video-videonya tentang belajar bahasa.

Apa saran terbaiknya? Nikmati proses belajar! Semua poliglot hebat punya satu kesamaan: mereka bersenang-senang dalam belajar bahasa. Mereka merasa proses ini menarik dan selalu mencari cara untuk membuatnya lebih menyenangkan.

Jika mereka suka menggunakan kartu flash, mereka akan menggunakannya. Jika tidak, mereka akan menghindarinya. Mereka mendengarkan konten yang mereka sukai, membaca tentang tata bahasa hanya ketika tertarik, dan belajar sesuai minat mereka.

Steve menekankan pentingnya menemukan cara belajar yang menyenangkan dan menarik, bahkan jika metode tersebut berbeda dari cara belajar di sekolah. Ketika kita menikmati prosesnya, kemungkinan besar kita akan tetap bersemangat untuk terus belajar, dan itu adalah kunci keberhasilan.

7. Luca Sadurny: RENCANAKAN BAGAIMANA ANDA AKAN MENCAPAI TUJUAN BAHASA ANDA.

Luca Sadurny, telah mempelajari 6  bahasa asing secara mandiri. Ia berbagi kutipan dari "Le Petit Prince" karya Antoine de Saint-Exupry: "A goal without a plan is just a wish.". Artinya, Tujuan tanpa rencana hanyalah sebuah harapan, jadi jika ingin sukses, kita perlu rencana. Berikut adalah 5 langkah rencana sederhananya:

1. Tentukan tujuan, misalnya untuk berbicara bahasa asing saat liburan.

2. Tetapkan waktu belajar harian, cukup 10-15 menit.

3. Jadwalkan waktu belajar, dan konsisten.

4. Jalankan rencana.

5. Nikmati hasil kerja kerasmu!

Kesimpulannya, para poliglot sukses punya beberapa kesamaan dalam tips belajar bahasa: mereka menekankan pentingnya "menikmati proses belajar" dan konsisten setiap hari, bahkan hanya beberapa menit. Mulai berbicara sejak awal, gunakan ekspresi sehari-hari atau "chunks," dan temukan metode belajar yang paling cocok, apakah itu kartu flash, mendengarkan audio, atau membaca. Selain itu, tetapkan tujuan jelas dan buat rencana belajar. Jangan takut mencoba hal baru atau metode yang berbeda dari pelajaran di sekolah. Dengan kesenangan dan komitmen, proses belajar jadi lebih efektif dan menyenangkan.

Semoga bermanfaat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun