Pernah nggak sih, kamu merasa sudah cukup jago bahasa Inggris, tapi bingung juga sejauh apa kemampuanmu sebenarnya? Banyak dari kita yang merasa bisa “oke” dengan bahasa Inggris, tapi begitu berhadapan dengan native speaker atau baca artikel yang agak ribet, kok rasanya masih meraba-raba. Nah, inilah pentingnya tahu level bahasa Inggris kita. Selain bikin kita lebih percaya diri, tahu level kita juga mempermudah kita saat belajar.
Sekarang, gimana cara tahu level kita? Ada beberapa metode yang bisa dicoba, dari tes standar sampai aplikasi belajar yang bisa bantu tracking kemajuan kamu. Yuk, kita bahas.
Mengenal Lebih Dekat CEFR
Dalam dunia bahasa, Common European Framework of Reference for Languages (CEFR) adalah standar internasional yang banyak dipakai untuk mengukur tingkat kemahiran seseorang dalam berbahasa. CEFR dirancang agar bisa dipahami secara universal dan diterima di banyak negara, tidak hanya di Eropa. Sistem ini mengelompokkan kemampuan bahasa dalam enam level berbeda, mulai dari pemula hingga mahir, yang dikenal sebagai level A1 hingga C2.
1. Sejarah Singkat CEFR
CEFR pertama kali dikembangkan oleh Dewan Eropa pada tahun 1990-an. Tujuan utamanya adalah untuk membuat sistem penilaian bahasa yang seragam dan bisa diterapkan di semua negara Eropa. Dengan adanya CEFR, diharapkan orang bisa memahami dengan jelas apa yang mampu dilakukan oleh seseorang yang ada di setiap level bahasa.
Sistem ini terus berkembang dan akhirnya diterima secara luas di luar Eropa. Kini, CEFR digunakan sebagai acuan bagi berbagai tes bahasa terkenal, seperti IELTS, TOEFL, DELF (bahasa Prancis), dan Goethe-Zertifikat (bahasa Jerman). Dengan begitu, siapa pun yang ingin mengukur kemahiran bahasa bisa mendapat penilaian yang terstandarisasi.
2. Enam Level dalam CEFR: A1 hingga C2
Berikut adalah contoh kalimat dalam bahasa Inggris untuk masing-masing level CEFR, dari A1 hingga C2:
• A1 (Pemula): Level ini adalah tahap awal. Seseorang di level A1 biasanya hanya bisa memahami dan menggunakan ungkapan sederhana untuk kebutuhan dasar, seperti memperkenalkan diri, menyebutkan asal, atau meminta informasi sederhana.
Contoh kalimat: "My name is Sarah. I am from Canada."
• A2 (Dasar): Di level A2, seseorang mulai bisa menggunakan bahasa untuk aktivitas sehari-hari. Mereka bisa memahami kalimat sederhana terkait rutinitas, seperti belanja atau memesan tiket. Orang di level ini juga bisa berinteraksi dalam percakapan yang mudah.
Contoh kalimat: "I like to travel, and last year, I went to Japan with my friends."
• B1 (Menengah Awal): Level B1 dikenal sebagai level “threshold” atau batas di mana seseorang mulai bisa hidup mandiri di lingkungan bahasa asing. Orang di level ini bisa menangani situasi sehari-hari, seperti berbicara tentang minat, pekerjaan, atau pengalaman pribadi, namun masih agak terbatas untuk diskusi yang lebih mendalam.
Contoh kalimat: "I enjoy reading books in my free time, especially mysteries and adventure stories."
• B2 (Menengah Lanjut): Level B2 adalah level “vantage” atau pandangan, di mana seseorang sudah cukup lancar untuk berkomunikasi dengan penutur asli dalam berbagai situasi tanpa kesulitan berarti. Mereka bisa memahami artikel yang lebih kompleks dan mulai dapat berdebat atau menyampaikan pendapat secara terstruktur.
Contoh kalimat: "Learning a new language can be challenging, but it’s very rewarding when you can communicate with people from different cultures."
• C1 (Mahir Awal): Orang di level C1 mampu berbicara dengan lancar dan efektif dalam konteks akademik atau profesional. Mereka dapat membaca teks panjang yang lebih rumit, seperti buku akademik atau artikel ilmiah, dan dapat mengekspresikan ide dengan terperinci. Mereka juga bisa menulis esai atau artikel yang kompleks dengan baik.
Contoh kalimat: "Although I found the initial stages of language learning quite daunting, I gradually developed a passion for it, especially when I realized how it broadened my understanding of other cultures."
• C2 (Mahir): C2 adalah level tertinggi dalam CEFR, di mana seseorang dianggap hampir setara dengan penutur asli. Mereka bisa memahami hampir semua jenis teks, baik yang abstrak maupun teknis, dan mampu berkomunikasi dengan spontan dan sangat lancar. Mereka juga bisa menangkap makna tersembunyi atau nuansa dalam percakapan.
Contoh kalimat: "The intricacies of language acquisition are fascinating, particularly the way in which subtle linguistic nuances can influence perception and communication across diverse cultural landscapes."
3. Cara CEFR Mengukur Kemampuan Bahasa
CEFR tidak hanya melihat dari aspek membaca atau berbicara saja. Penilaian dalam CEFR mencakup empat keterampilan utama, yaitu:
• Berbicara (Speaking): Mengukur kemampuan seseorang dalam melakukan percakapan dan memberikan presentasi dalam bahasa yang dipelajari.
• Mendengarkan (Listening): Menilai seberapa baik seseorang bisa memahami informasi yang didengar, baik itu dari percakapan sehari-hari atau audio lain.
• Membaca (Reading): Kemampuan dalam memahami teks tertulis, mulai dari artikel sederhana hingga dokumen teknis.
• Menulis (Writing): Menilai kemampuan menulis teks, seperti email, laporan, esai, atau cerita pendek, tergantung dari levelnya.
Dengan adanya empat keterampilan ini, CEFR memberikan gambaran yang lengkap tentang seberapa baik seseorang menguasai bahasa secara keseluruhan.
4. Bagaimana CEFR Digunakan di Dunia Nyata?
Sistem CEFR telah diadopsi oleh banyak institusi, sekolah, dan perusahaan di seluruh dunia. Berikut adalah beberapa contohnya:
• Syarat Pendidikan: Banyak universitas di negara berbahasa Inggris, Eropa, atau bahkan Asia mensyaratkan pelamar internasional untuk memiliki sertifikat bahasa dengan level tertentu di CEFR. Misalnya, untuk bisa diterima di program sarjana di Eropa, seseorang biasanya perlu mencapai level B2 atau C1.
• Dunia Kerja: Beberapa perusahaan, terutama yang berbasis internasional, mensyaratkan karyawan memiliki kemampuan bahasa di level tertentu. Misalnya, pekerjaan di bidang pelayanan pelanggan internasional atau konsultan mungkin memerlukan level B2 atau C1.
• Pengembangan Diri: Bagi banyak orang, mengetahui level CEFR mereka berguna untuk mengukur progres belajar. Sebagai contoh, kalau kamu baru saja mulai belajar bahasa, kamu bisa menargetkan mencapai level A2 dalam 6 bulan pertama, lalu berlanjut ke B1 setelah satu tahun belajar.
5. Aplikasi dan Tes yang Mengacu pada CEFR
Ada banyak aplikasi dan tes yang dikembangkan dengan mengacu pada standar CEFR. Beberapa aplikasi ini bahkan bisa membantu pengguna melacak progres belajar mereka hingga mencapai level tertentu. Berikut adalah beberapa rekomendasi:
• Duolingo: Aplikasi ini menggunakan CEFR untuk mengukur kemajuan pengguna. Duolingo sering merekomendasikan level A1 hingga B2, yang cocok untuk pelajar pemula hingga menengah.
• IELTS dan TOEFL: Kedua tes ini sering kali dikaitkan dengan level CEFR. Misalnya, skor IELTS 5.5 hingga 6.5 biasanya setara dengan level B2, sedangkan skor 7.5 hingga 9 setara dengan C1 atau bahkan C2.
• EF SET: Tes online gratis yang bisa diambil siapa saja dan langsung memberikan hasil sesuai dengan level CEFR.
6. Mengapa CEFR Sangat Berguna untuk Pembelajar Bahasa?
CEFR memberikan banyak manfaat, khususnya bagi pembelajar bahasa. Berikut adalah beberapa di antaranya:
• Konsistensi: Dengan CEFR, setiap orang, tidak peduli dari mana asalnya, bisa mengukur kemampuannya dalam skala yang sama. Ini memudahkan siapa saja untuk menilai kemampuan bahasa mereka dalam konteks global.
• Target Belajar yang Jelas: Dengan adanya level A1 hingga C2, pembelajar memiliki target yang jelas. Mereka bisa fokus untuk mencapai level tertentu sesuai kebutuhan mereka, misalnya untuk pendidikan, pekerjaan, atau sekadar meningkatkan kemampuan pribadi.
• Membantu dalam Sertifikasi dan Pekerjaan: Banyak lembaga pendidikan dan perusahaan yang menerima sertifikat berbasis CEFR. Jadi, dengan mencapai level tertentu, seseorang bisa meningkatkan kesempatan mereka untuk studi atau bekerja di luar negeri.
7. Tips untuk Meningkatkan Level CEFR Anda
Jika kamu ingin meningkatkan level bahasa berdasarkan CEFR, berikut beberapa tips yang bisa dicoba:
• Fokus pada Keterampilan Spesifik: Tingkatkan keterampilan yang dirasa masih lemah. Misalnya, jika reading sudah bagus tapi speaking masih kurang, fokus untuk lebih banyak berbicara dalam bahasa yang dipelajari.
• Gunakan Aplikasi Pembelajaran Bahasa: Seperti yang disebutkan, aplikasi seperti Duolingo atau Babbel bisa jadi alat yang sangat berguna untuk belajar bahasa secara konsisten.
• Ikut Kelas Bahasa atau Kursus: Mengikuti kursus bahasa yang mengacu pada standar CEFR akan membantu kamu mencapai target belajar dengan lebih efektif.
Kesimpulan
CEFR adalah standar internasional yang sangat membantu untuk mengukur kemahiran bahasa. Dari level pemula A1 hingga level mahir C2, CEFR memungkinkan setiap orang, di mana pun mereka berada, untuk mengukur kemampuan bahasa mereka secara akurat. Selain itu, sistem ini memudahkan pelajar untuk menentukan target, membuat rencana belajar, dan mengevaluasi kemajuan mereka dengan lebih jelas.
Jadi, jika kamu sedang belajar bahasa baru atau ingin mengetahui di mana posisi kamu dalam bahasa yang sedang dipelajari, mencoba tes CEFR bisa menjadi langkah awal yang sangat bermanfaat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI