Adapun serangan atau tipuan yang biasa dilakukan untuk memperdaya kita berupa phishing dan malware.
Phishing merupakan tindak pengelabuan atau pengecohan yang dilakukan dengan tujuan untuk mencuri data atau memasukkan malware ke dalam perangkat kita.
Malware merupakan program atau perangkat lunak berbahaya yang bertujuan untuk meretas atau mengacaukan sistem perangkat kita.Â
Malware yang terkenal dan seringkali digunakan saat ini adalah ransomware, di mana ia dapat mengunci perangkat korban sehingga tidak dapat dibuka dan digunakan sama sekali. Sesuai namanya, ransomware yang terdiri dari dua kata, ransom (tebusan) dan malware, adalah malware yang ditujukan untuk memperoleh sejumlah tebusan dari korban yang biasanya pembayarannya dilakukan melalui mata uang crypto guna menutupi jejak identitas pelaku.
Phishing seringkali dilakukan melalui sosial media maupun dikirim dalam bentuk email. Phishing biasanya menyertakan tautan yang apabila diklik akan dapat memasukkan malware ke dalam perangkat yang sedang kita gunakan.Â
Phishing yang lainnya misalnya dengan membuat situs palsu yang mirip dengan situs aslinya, misalnya situs perbankan, yang diharapkan korban akan terkecoh untuk login ke dalamnya. Saat korban telah melakukan login, maka data login yang ada biasanya akan dimanfaatkan untuk login ke akun korban pada situs asli.
Saya telah menuliskan artikel yang cukup lengkap sebelumnya yang berkaitan dengan cara mengamankan data maupun perangkat pribadi kita berkaitan dengan kegiatan berinternet kita. Silahkan nanti dibaca melalui tautan yang saya sertakan pada bagian akhir tulisan ini.
Kebocoran dan Pencurian Data pada Sistem Aplikasi dan Server
Kebocoran data (data leak) dan pencurian data (data breach) dewasa ini memang menjadi ancaman yang cukup serius bagi para pengguna aplikasi terkait keamanan data pribadinya dalam menggunakan berbagai layanan dan aplikasi yang ada di internet.
Kebocoran data adalah bocornya data pribadi para pengguna kepada pihak luar yang tidak semestinya yang bisa terjadi karena kurangnya filter yang diterapkan pada sistem atau aplikasi yang ada, dan dapat juga terjadi karena kekurangtelitian atau pengabaian pengguna dalam membaca policy yang ada sehingga dengan begitu saja melakukan persetujuan untuk penggunaan data pribadinya.
Kasus kebocoran data misalnya bocornya data vaksinansi Presiden Jokowi baru-baru ini di mana ramai orang dapat mengakses data Presiden Jokowi melalui aplikasi pedulilindungi. Juga kasus yang sempat menggemparkan yaitu terkait penyalahgunaan data pengguna Facebook oleh Cambridge Analytica pada tahun 2016 silam.