Mohon tunggu...
Usman Didi Khamdani
Usman Didi Khamdani Mohon Tunggu... Programmer - Menulislah dengan benar. Namun jika tulisan kita adalah hoaks belaka, lebih baik jangan menulis

Kompasianer Brebes | KBC-43

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Berpikir "di Luar Kotak"

9 Agustus 2020   16:31 Diperbarui: 9 Agustus 2020   16:24 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alih-alih dengan serta merta mengikuti kebiasaan, kita bisa meluangkan waktu untuk melakukan riset misalnya, kenapa produk-produk baru selalu cepat tumbang? Kita mungkin akan menemukan pola lain, ternyata memberikan pengalaman baru bukanlah kuncinya, namun lebih dari itu, misalnya, produk tersebut dapat menjadi identitas yang unik bagi penggunanya. Karena ternyata, orang-orang pada komunitas masyarakat tersebut tidak suka menggunakan produk yang bersifat umum.     

Kedua, menjelajahi bukan mencari atau menciptakan. Akan mudah bagi kita jika kita telah mengetahui apa yang kita perlukan, karena dengan demikian kita tinggal mencari atau menciptakannya. Namun demikian, sekali lagi, saat kita menetapkan sebuah tujuan dalam pemikiran kita, maka saat itu sebenarnya kita sedang membuat batasan.

Bayangkan kita sedang pergi ke pasar atau supermarket. Kita pergi ke sana untuk mendapatkan sesuatu yang kita butuhkan. Jika dari awal kita telah menetapkan satu produk yang harus kita beli, tentu fokus kita hanya akan kepada produk tersebut. Dan jika ternyata produk yang kita cari  tidak tersedia, biasanya kita akan kembali dengan tangan hampa pula. Namun, jika kita tidak menetapkan satu produk apapun--sebagai satu-satunya produk yang harus kita dapatkan, tentu akan lebih memberikan peluang kepada kita untuk mendapatkan sesuatu yang paling bagus. 

Memang, kegiatan menjelajah akan lebih membutuhkan waktu dan konsentrasi. Membutuhkan juga kejelian dan kecerdasan untuk mendapatkan apa yang paling sesuai. Namun, tentu ini akan sebanding dengan hasil yang akan kita dapatkan. 

Ketiga, berpikir secara luas. Bahwa adanya segala sesuatu itu saling berhubungan. Tidak mengabaikan hal-hal yang tampaknya tidak berhubungan dapat memberikan manfaat pemikiran yang sangat besar bagi kita.

Mike sangat antusias dengan Allan Lichtman. Lichtman, sebagaimana kita kenal, adalah orang yang secara akurat berhasil memprediksi siapa yang akan menjadi pemenang dalam pemilihan presiden Amerika Serikat sejak tahun 1984, termasuk yang terakhir, Donald Thrump yang memenangkan pemilu pada tahun 2016, namun sekarang justeru diprediksikan Lichtman bahwa Donald Thrump akan tidak lagi menang pada pemilu tahun 2020 ini.

Terlepas apakah prediksi Lichtman akan kembali tidak meleset tahun ini, Mike menyebutkan bahwa Lichtman dan rekannya Keilis Borok, seorang seismolong dan matematikawan geofisika dari Rusia, telah mengubah pemikiran tentang pemilu. Lichtman dan Keilis, melalui sistem yang mereka ciptakan, The Keys to the White House, menerapkan geofisika pada proses tersebut, menyingkirkan ide-ide seperti Demokrat, Republik, liberal dan konservatif. Mereka menafsirkan ulang sistem dalam hal stabilitas dan pergolakan.

Teka-teki Sembilan Titik

Gagasan tentang berpikir di luar kotak, ditengarai mengacu kepada "kotak" dalam permainan atau teka-teki sembilan titik. Teka-teki ini menuntut kita untuk menarik empat garis yang bersambung yang dapat menghubungkan ke sembilan titik yang ada.

teka-teki sembilan titik- dok.istimewa
teka-teki sembilan titik- dok.istimewa
Dengan pemahaman umum untuk tidak keluar dari "kotak" yang ada, maka bagaimanapun pola yang dibangun, akan tetap tidak dapat mengjangkau kesembilan titik yang ada.

pola pertama- dok.istiimewa
pola pertama- dok.istiimewa
pola kedua - dok.istimewa
pola kedua - dok.istimewa
pola ketiga - dok.istimewa
pola ketiga - dok.istimewa
pola keempat -dok.istimewa
pola keempat -dok.istimewa
Namun, jika kita mau berpikir untuk mencari jawabannya dengan mengabaikan batas "kotak" yang ada, tentu kita menemukan jawabannya. Dari sini lah  konsep tentang berpikir di luar kotak tersebut bermula.

berpikir di luar kotak -dok.istimewa
berpikir di luar kotak -dok.istimewa
Demikianlah. Dan berpikir di luar kotak, sebenarnya mungkin bukan hal baru lagi bagi kita. Kita tentu akrab dengan ungkapan "jangan (berpikir) seperti katak dalam tempurung" atau "mainmu kurang jauh, bro". Kedua ungkapan ini, bisa juga dikaitkan dengan dorongan untuk dapat berpikir di luar kotak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun