Mohon tunggu...
Usman Didi Khamdani
Usman Didi Khamdani Mohon Tunggu... Programmer - Menulislah dengan benar. Namun jika tulisan kita adalah hoaks belaka, lebih baik jangan menulis

Kompasianer Brebes | KBC-43

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Lilin yang Tak (Bisa) Bercahaya

12 Juli 2020   13:53 Diperbarui: 12 Juli 2020   13:49 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sang istri menangis. Namun bukan karena kehilangan cintanya. Bukan karena ternyata keliru mengartikan sikap-sikap lelakinya itu selama ini.

Ia menangis, karena kini ia baru tahu ada kepedihan yang begitu sangat, mengganjal di hati Suta. Beban, yang bertahun-tahun menghimpit perasaannya, memasung cintanya. Dan ia tak pernah dapat merasakannya. Seperti lilin, ia merasa tak pernah bisa memberikan cahaya pada cintanya itu.

"Dan wanita itu?" sang istri masih menatap Suta, menatap suaminya, dan membiarkan matanya tetap basah.

"Ibu tak pernah merestui hubungan kami.

"Bertahun-tahun aku mencoba meyakinkan Ibu bahwa ia tidaklah seperti bapaknya; lelaki yang pernah menyakiti Ibu, yang pernah menjadi kekasih Ibu namun kemudian meninggalkannya dan menikah dengan wanita lain."

"Dan kau menyerah?"

"Aku tak pernah ingin menyakiti Ibu. Apalagi setelah meninggalnya Bapak saat aku masih balita, Ibulah yang memikul segala beban hidupku.

"Ibu begitu menyayangiku. Selalu memenuhi apa yang kuinginkan. Apapun yang kuminta selalu diturutinya.

"Kecuali wanita itu. Laras."

"Dan sekarang, karena Ibu telah tiada ..." sang istri sengaja menggantungkan ucapannya. Ia masih saja melekatkan pandangannya, menatap lelakinya itu.

"Lima bulan yang lalu, Laras pergi untuk selama-lamanya, karena kanker. Dan ia tak pernah menikah."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun