Jumat (19/6) kemarin, portal berita CNN Indonesia menurunkan setidaknya tiga buah berita yang cukup mengejutkan terkait Covid-19.
Ketiga berita tersebut menyoroti tentang bocornya data Covid-19 Indonesia yang terjadi pada tanggal 20 Mei 2020.
CNN Indonesia menyebutkan bahwa data Covid-19 Indonesia sejumlah 230 ribu data berhasil diretas oleh hacker.
Data tersebut kemudian dijual di sebuah forum hacker. Data yang berhasil diretas meliputi antara lain nama, umur, nomor telepon, alamat rumah, NIK, hasil rapid test, hasil PCR, hingga status terkait Covid-19.
Juga terdapat data jenis kasus, tanggal awal risiko, keluhan sakit, hasil laboratorium, tanggal sampel, hingga diagnosa.
Terkait dengan kebocoran data tersebut, CNN Indonesia juga sempat menghubungi seorang pengamat keamanan siber dari CISSRec, Pratama Persadha.Â
Sebagaimana disebutkan CNN Indonesia, Pratama menyinggung peran Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) dalam menangani ancaman siber terkait peretasan data Covid-19 tersebut.
Pratama mengatakan BSSN seharusnya bisa memonitor ancaman siber lewat National Security Operation Center (NSOC) atau Pusat Operasi Keamanan Siber Nasional.
"Di mana BSSN yg katanya sudah punya NSOC untuk memonitor semua ancaman siber ke Indonesia?," ujar Pratama kepada CNN Indonesia, sebagaimana ditulis di laman CNNIndonesia.com.
Peretasan Semakin Rawan Terjadi
Hal ini tentu mengingatkan kita kembali kepada beberapa kasus peretasan yang menimpa beberapa market place besar Indonesia. Terakhir seperti yang dialami Tokopedia. Setidaknya 15 juta data pengguna Tokopedia berhasil diretas dan dicuri.