Mohon tunggu...
Usman Didi Khamdani
Usman Didi Khamdani Mohon Tunggu... Programmer - Menulislah dengan benar. Namun jika tulisan kita adalah hoaks belaka, lebih baik jangan menulis

Kompasianer Brebes | KBC-43

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Si Doel the Movie", Akhir Kisah Cinta si Doel

1 September 2020   13:11 Diperbarui: 1 September 2020   13:04 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Love is made up of three unconditional properties in equal measure. Acceptance, understanding, appreciation. Remove any one of the three and the triangle falls apart

Vera Nazarian dalam bukunya "The Perpetual Calendar of Inspiration" menyebutkan bahwa ada tiga syarat yang sama-sama harus dipenuhi dalam sebuah hubungan cinta yaitu (saling) menerima, memahami dan menghargai. Jika salah satu syarat tersebut tidak terpenuhi, maka akan rusaklah hubungan cinta yang ada. Termasuk dalam sebuah hubungan cinta segitiga.

Serial Si Doel the Movie yang terdiri dari tiga bagian yaitu Si Doel the Movie (2018), Si Doel the Movie 2 (2019) dan Akhir Kisah Cinta si Doel (2020), yang merupakan lanjutan dari sinetron Si Doel Anak Sekolahan yang telah sukses meraih hati para pemirsa televisi di era 90-an.

Film ini bertutur tentang ending kisah cinta segitiga antara Kasdullah atau Doel dengan Sarah dan Zaenab yang pada kisah terakhir pada versi sinetron Zaenab menjadi istri siri dari Doel, setelah Sarah, sebagai istri sah dari Doel, pergi meninggalkan Doel.

Ketiga orang yang telah saling mengenal dan berkawan dengan baik. Namun, ketika ketiganya bersatu dalam sebuah hubungan cinta segitiga, maka hubungan pun dapat menjadi rumit dan tidak "baik-baik" saja.

Rindu yang tak Tertahankan

Film Si Doel the Movie diawali dengan kisah kepergian Doel beserta ncang-nya, Mandra, ke negeri Belanda atas permintaan Hans, teman lama Doel sejak masih kuliah, yang tidak lain adalah sepupu dari Sarah.

Hans meminta Doel ke Belanda dalam rangka kerjasama bisnis. Hans meminta Doel untuk membawakan pernak-pernik kebudayaan betawi untuk Hans ikutsertakan dalam acara tahunan Tong Tong Fair.

Meski Doel mengatakan kepergiannya itu tidak ada hubungannya dengan Sarah, namun Nyak (ibunya Doel), seperti dapat menerka rencana yang tersembunyi dari Hans yang sebenarnya hanya ingin mempertemukan Doel dengan Sarah, yang juga ada di negeri kincir angin tersebut. 

Hingga, saat Doel berpamitan dengan Nyak, Nyak pun mewanti-wanti kepada Doel untuk jangan sampai mencari-cari Sarah, karena bagaimanapun, bagi Nyak, sekarang sudah ada Zaenab yang tidak dapat tergantikan lagi.

Doel dan Mandra pun akhirnya sampai ke negeri Belanda melalui penerbangan dari Bandara Soekarno Hatta di Cengkareng ke Bandara Schiphol di Amsterdam. Sesampainya di Amsterdam, Doel dan Mandra pun dijemput oleh Hans yang kemudian membawa mereka ke apartemen Hans yang ada di Amsterdam juga.

Di Indonesia, selepas kepergian Doel, Zaenab pun dibuat gelisah. Dia sempat mendengarkan pula percakapan Doel dan Nyak sebelum Doel jalan, terlebih ketika kemudian dia mengetahui dari Atun, adik Doel, siapa sebenarnya Hans, yang sebelumnya memang tidak ia ketahui. 

Dan kegelisahan Zaenab, dugaan Nyak dan juga Atun tentang kepergian Doel, ternyata benar adanya. Di Belanda, ternyata Doel kemudian dipertemukan juga oleh Hans, dengan Sarah. Termasuk dengan anak Doel dan Sarah, Abdullah alias si Doel kecil, yang kini telah hampir menyelesaikan sekolah menengah pertamanya.

Sarah-lah yang ternyata mengatur kepergian Doel ke Belanda. Tidak lain karena Sarah ingin mempertemukan Doel dengan anak mereka yang telah lama tidak pernah menjumpai ayahnya. Meski pada awalnya Hans pun sempat mengelak pada Doel ketika menanyakan keberadaan Sarah yang dijawab Hans bahwa Sarah sudah tidak tinggal lagi di Belanda.

Hans mempertemukan Doel dengan Sarah di museum Tropen, Amsterdam. Dari museum, Sarah kemudian membawa Doel dan Mandra ke rumahnya, sekaligus mempertemukan Doel dengan anak mereka. Doel pun sempat menginap di rumah Sarah.

Sementara kegelisahan Zaenab semakin menjadi. Kegelisahan yang memuncak sebagai kecemburuan. Doel yang susah dihubungi. Pun Doel yang justeru mengirim gambar-gambar perjalanan wisatanya di Belanda kepada Atun, bukan kepada dirinya.

Di sisi lain, pertemuan Doel dengan Sarah dan juga dengan anak mereka, justeru membawa kebimbangan juga bagi dirinya. Sarah yang kemudian mengakui kesalahannya dulu meninggalkan Doel karena hadirnya Zaenab di antara mereka. Zaenab yang sedang mengalami masa yang buruk dan hampir merenggut nyawanya.

Sarah menyadari jika Doel tidak menolong Zaenab saat itu kemungkinan nyawa Zaenab tidak dapat tertolong lagi. Kepergian yang dilandasi dengan kecemburuan buta, yang pada akhirnya membuat dilema pada mereka sekarang. Sarah yang kemudian juga mengungkapkan perasaannya, jika pada akhirnya dia tidak dapat melupakan Doel.

Semakin dia berusaha membenci Doel, semakin dia mencintai Doel. Meski Sarah pun menyatakan pada Doel, setelah pertemuan ini, dia akan benar-benar melupakan masa lalu mereka. Dia sudah merelakan Doel melanjutkan hidup dengan Zaenab. Sarah juga meminta pada Doel untuk menceraikannya.

Hubungan Doel dengan anaknya pun belum lagi terbentuk, terlebih seperti ada kekecewaan saat Doel kecil bertemu dengan ayahnya, meski sebenarnya Doel kecil sendirilah, seperti yang diungkapkan Sarah, yang membuat Sarah memberanikan diri meminta tolong pada Hans untuk mendatangkan Doel ke Belanda. Hingga Doel menyelesaikan kunjungannya di Belanda, tidak sekalipun ada interaksi langsung di antara mereka berdua.

Sampai akhirnya menjelang pulang ke Indonesia, tanpa disangka, Doel kecil telah menyambut mereka di bandara Schiphol. Doel kecil berlari menghampiri dan memeluk erat ayahnya yang hendak beranjak masuk ke plaza bandara. Pertemuan terakhir yang semakin membuat bimbang Doel.

Dilema yang Semakin Menyudutkan Doel

Meski Sarah telah meminta untuk diceraikan oleh Doel, bahkan sebelum Doel pulang ke Indonesia, Sarah pun telah membawakan Doel dokumen-dokumen untuk mengurus perceraian mereka, tetap Doel tidak dapat menepiskan kebimbangannya. Terlebih dengan kehadiran si Doel kecil pula dalam hidupnya.

Sesampainya di Indonesia, Doel pun terus dihinggapi kegelisahan. Kegelisahan memikirkan Sarah dan anak mereka dan juga kegelisahan terhadap Zaenab dan juga Nyak.

Tepatnya kebingungan Doel untuk membuka cerita tentang pertemuannya dengan Sarah dan juga anak mereka kepada dua orang perempuan yang sangat dicintai dan dihormatinya itu, meski pertemuan itu pun bukan atas kehendak Doel. Doel takut kembali menyakiti hati Zaenab dan Nyak.

Belum lagi Doel menemukan cara untuk menjelaskan semuanya kepada Zaenab dan Nyak, ia semakin terpukul ketika tiba-tiba Atun menanyakan tentang foto yang dilihatnya yang menggambarkan Doel sedang berpelukan erat dengan seorang anak di Belanda. Foto yang dikirimkan oleh Mandra. Foto yang diambil oleh Mandra secara diam-diam saat Doel bertemu dengan si Doel kecil di bandara ketika hendak pulang ke Indonesia.

Tidak hanya selesai di situ, dilema yang dialami Doel, benar-benar membuat Doel begitu terpukul dan tersudut. Dari Belanda, tiba-tiba si Doel kecil menelponnya. Selain menanyakan kabar kesampaian dirinya di Indonesia, anak semata wayangnya itu mengabarkan jika ia akan ke Jakarta untuk mengisi liburan sekolahnya selama satu bulan, dan meminta ijin kepada Doel untuk selama liburan tinggal bersama Doel. 

Akhirnya Doel pun tidak dapat lagi menahan gejolak di dadanya. Ia kemudian memberanikan diri untuk mengungkapkan segalanya kepada Zaenab. Tentang pertemuannya dengan Sarah dan anaknya di Belanda, tentang rencana anaknya yang mau datang berlibur nanti.

Di beranda rumah, pada malam harinya setelah Doel pulang kembali dari Belanda, Doel mencoba berbicara dari hati ke hati dengan Zaenab. 

Nampak Zaenab seperti telah mempersiapkan diri. Dia begitu tenang mendengarkan dan menanggapi semua penuturan Doel. Bahkan berterimakasih kepada Doel yang telah mau berterus-terang kepadanya.

Dia pun menyatakan bahwa dia juga senang akhirnya Doel dapat bertemu dengan anaknya. Meski, akhirnya Zaenab pun tidak dapat membohongi dirinya, bahwa kenyataan itu pun telah membuka kembali luka yang telah lama mengering. membuatnya kembali seperti kehilangan pegangan hidupnya.

Sebelum tidur, setelah Doel menceritakan semuanya kepadanya, Zaenab meminta ijin kepada Doel untuk esok pergi menemui ibunya, Nyak Ipeh. Ketika Doel mendesaknya apakah ia telah marah dengan Doel, Zaenab mengelak dengan berdalih bahwa memang sudah sejak lama, Zaenab belum pernah lagi mengunjungi Nyak Ipeh.

Selesai mengunjungi Nyak Ipeh, Zaenab kemudian menemui Munaroh, teman lamanya sejak kecil, yang telah menunggunya di sebuah kafe. Munaroh yang kini telah menjanda. Munaroh yang dulu sempat juga menjadi pacar Mandra, yang kini masih juga melajang.

Meski Zaenab tidak menceritakan secara langsung perasaan hatinya yang sedang remuk redam, namun Munaroh pun dapat menbaca kegelisahan yang sedang melandanya.

Di Belanda, Sarah pun mengalami hal sama. Pertemuannya dengan Doel, justeru menjadikannya semakin merasa bersalah. Ketika kemudian Doel juga bercerita tentang kondisi Nyak juga kondisi Atun yang telah lama ditinggal mati Mas Karyo. Sarah merasa benar-benar telah mengambil langkah yang keliru. Meski, pada akhirnya, nasi pun telah menjadi bubur.

Bersambung ...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun