Mohon tunggu...
Usman Didi Khamdani
Usman Didi Khamdani Mohon Tunggu... Programmer - Menulislah dengan benar. Namun jika tulisan kita adalah hoaks belaka, lebih baik jangan menulis

Kompasianer Brebes | KBC-43

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Menelusuri Asal-usul Nama Sungai Pemali Brebes pada Jejak Legenda Ciung Wanara

9 Juni 2020   22:00 Diperbarui: 11 Juni 2021   12:47 7210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: dongengceritarakyat.com

Sementara bayi Dewi Naganingrum yang dilarung, berhasil diselamatkan oleh Aki dan Nini Balangantrang yang hidup di sebuah desa tepian sungai Citanduy, desa Geger Sunten. Bayi itu kemudian dirawat oleh Aki dan Nini Balangantrang. Bayi yang kelak dinamai Ciung Wanara.

Hingga kemudian beranjak dewasa. Ciung Wanara yang merasa gelisah dengan dirinya, kemudian memberanikan diri bertanya kepada Aki dan Nini tentang siapa sebenarnya dirinya. 

Setelah diceritakan tentang riwayatnya dulu, Ciung Wanara kemudian meminta ijin kepada Aki dan Nini untuk pergi mencari siapa sebenarnya orangtuanya, yang menurut Aki dan Nini kemungkinan adalah bangsawan. 

Akhirnya Aki dan Nini mengijinkan Ciung Wanara untuk pergi ke kota kerajaan. Aki dan Nini kemudian membekali Ciung Wanara dengan sebutir telur. Telur itu agar ditetaskan dengan mencari unggas untuk mengeraminya. Kelak, jika telur itu menetas sebagai ayam, dapat menemani Ciung Wanara.

Baca juga: Asal Mula Nama Sungai Bengawan Solo

Dalam perjalanannya ke kota kerajaan, Ciung Wanara tersesat ke sebuah hutan hingga masuk ke sebuah gua. Di dalam gua tersebut didapatinya seekor naga sedang melingkarkan diri, bertapa. Naga itu bernama Nagawiru yang tidak lain adalah penjelmaan dari Ajar Sukaresi alias Prabu Permana yang dulu mengasingkan diri dari istana.

Setelah berdialog dengan Ciung Wanara dan menyimak penuturan pemuda itu tentang asal-usul dan rencana kepergiannya, Nagawiru kemudian membantu Ciung Wanara untuk mengerami telur yang dibawanya, yang sampai kini Ciung Wanara belum menemui satu unggas pun untuk mengerami dan menetaskannya. Akhirnya, setelah dierami Nagawiru, telur itu menetas menjadi seekor anak ayam jantan.

Ciung Wanara pun kemudian pamit melanjutkan perjalanan. Semasa di dalam goa tersebut, Ciung Wanara pun sempat dilatih oleh Nagawiru dengan berbagai ilmu.

Hingga setelah sekian lama menempuh perjalanan dengan berbagai rintangan, dari naik gunung turun gunung hingga masuk hutan keluar hutan, akhirnya Ciung Wanara pun sampai di kota kerajaan. Dan anak ayamnya pun kini telah berubah menjadi ayam jantan yang perkasa.

Sesampainya di kota kerajaan Galuh, Ciung Wanara mendapati kebiasaan masyarakat di sana yang suka menyabung ayam. Pun raja Galuh sendiri, Prabu Barma Wijaya gemar melakukan sabung ayam.

Ciung Wanara akhirnya pun menyertakan ayam jagonya mengikuti berbagai pertandingan, dan selalu ayam Ciung Wanara dapat mengalahkan lawannya. Hingga akhirnya kehebatan ayam Ciung Wanara tersebut sampai ke telinga Prabu Barma Wijaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun