“Belum!”
“Haduuuuuh..... Jat, Jat! Gimana kamu ini mah!”
“Ya punya calon, aku naksir gadis sono, cuma dianya nggak mau! Ragu, katanya.”
“Oalaaah .... bertepuk sebelah tangan ya?”
“Mirip! Sebenarnya dia punya alasan menolak, eh buka menolak sih, masih menunda. Sepertinya dia masih ragu menjadi istri tentara.”
“Haduuuuh ..... itu pacarmu Jat! Waahhh... kamu sih nggak ngasih dia ceramah agama! Bilangain ke orang yang kamu sukai itu, istri, suami, jodoh itu bukan urusan karena dia tentara atau bukan. Jodoh itu ya urusan Tuhan. Jangan jadikan alasan dia nggak mau jadi istrimu karena kamu jadi tentara. Bilang saja kalau dia itu memang dia tidak suka sama kamu!”
“Oooo gitu ya?”
“Yaiyalaaah! Itu hanya penolakan halus. Coba saja Jat, kamu resign dari militer, kamu dagang saja misalnya, kira-kira dia sama kamu nggak?”
“Nggak tahulah .... tapi memang sih saya lihat DP di HP-nya gambar aktor Korea!”
“Hahahaaa!!!” tiba-tiba Tamtomo terbahak keras. Drajat mengernyitkan dahi.
“Kenapa ngakak?” tanya Drajat heran.