“Kalau aku sebutkan orang, mungkin kamu nggak percaya. Ku juga baru pas kelulusan kemarin aku baru tahu kalau kamu akan memberiku bunga. Hitung-hitung hadiah kelulusan!”
“Iiiih... nggak lucu ah! Bohong itu.”
Irfandi tersenyum sambil mengutak-atik HP-nya. Beberapa saat kemudian ia menyorongkan HP kepada Wike. Ia menunjukkan sebuah gambar.
“Mawar yang ini Ke....”
“Iya yang ini. Ingat kan?”
“Ini siapa yang memotret aku?”
“Nggak penting. Bagiku yang penting adalah, kalau bunga itu masih ada, aku tunggu....”
“Itu mawar natural Fan. Aku tak tahu di mana, tentu sudah kering. Sudah lama banget Fan.”
“Oooh, kau menanam sendiri?”
“Iya.”