Mohon tunggu...
Didik Sedyadi
Didik Sedyadi Mohon Tunggu... Administrasi - Suka berdiskusi tentang matematika bersama anak-anak SMAN 1 Majalengka. Hobby menulis. Tinggal di Majalengka Jawa Barat

Suka berdiskusi tentang matematika bersama anak-anak SMAN 1 Majalengka. Hobby menulis. Tinggal di Majalengka Jawa Barat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kelas Akselerasi Dihapus, Program Pendalaman Mubadzir

20 Oktober 2014   18:28 Diperbarui: 4 April 2017   18:27 2453
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

6.

Pendalaman minat di kelas X sebanyak 2 Mapel x 5 Jam Pelajaran

Misalnya siswa MIPA mengambil MP Matematika dan Fisika.

Dosen mata kuliah tertentu hanya akan mengajar selama 3 jam pelajaran.

7.

Biaya ditanggung oleh sekolah

Mendatangkan dosen (misalnya untuk daerah kami Majalengka – mendatangkan dosen dari Bandung).

Sebutlah  minimal satu kali hadir diberi honor Rp 2 juta / hadir. Satu bulan 4 (empat) kali. Untuk dua orang dosen berarti  2 x Rp 8 juta = Rp 16 juta / bulan.

8.

Nilai dari pendalaman minat dihargai seperti siswa sudah ikut kuliah di perguruan tinggi (tempat dosen berasal). Misalkan pendalaman mata pelajaran matematika dengan topic Matematika Dasar di SMA memperoleh nilai B , maka jika ia masuk di perguruan tinggi tersebut MK Matematika Dasar tak akan ditempuh lagi, sebab sudah lulus.

Apakah siswa dalam satu kelas mau masuk program studi yang sama di universitas / perguruan tinggi tempat dosen berasal?

Melihat gambaran indahnya program pendalaman minat, tampaknya justru merepotkan pihak sekolah. Belum lagi dengan contoh dalam tabel di atas, biaya yang harus ditanggung sekolah untuk mendatangkan 2 orang dosen sebanyak Rp 16 juta / bulan. Per tahun totalnya 10 x Rp 16 juta = Rp 160 juta (ambil 10 bulan sebab yang dua bulan umumnya tak ada KBM ketika akhir smemester ke-1 dan ke-2). Uang dari mana? Kalaupun uangnya ada,  lebih baik uang itu digunakan untuk membangun infrastruktur yang menguasai hajat orang banyak, semacam merenovasi WC sekolah, perpustakaan, atau yang lain.

Berkaitan dengan kehomogenan siswa dalam satu rombongan belajar, bagi sekolah-sekolah yang biasa sepertinya cukup sulit. Lain halnya jika mengambil contoh SMA Negeri 3 Bandung, yang diterima melalui jalur SNMPTN undangan sebanyak 98 siswa (dari 98 , 96-nya masuk ke ITB) – data tahun 2012 yang dibeberkan oleh Dr. Tedy Setiawan pada saat Sosialisasi  Sistem Penerimaan Mahasiswa Baru 2015 untuk orang tua/wali siswa kelas XII di SMAN 1 Majalengka , 18 Oktober 2014.

Ketika siswa telah homogen (atau mungkin masih dipilah-pilah dalam pilihan-pilihan  program) seperti yang ada di SMAN 3 Bandung, mengundang dosen ITB tidak mengalami kendala. Belum lagi jarak antara sekolah dengan kampus ITB sangat dekat (dalam satu kota).

Dengan melihat penyelenggaraan kelas akselerasi (yang sudah) dan rencana wadah program pendalaman minat, rasanya banyak pihak yang menyesalkan mengapa kebijakan seperti muncul. Okelah, mungkin program akselerasi selama ini masih banyak carut marut dalam pembinaan atau dalam perekrutan, itu kita akui. Akan tetapi program pendalaman minat tampaknya akan menjadi sebuah hiasan administratif saja. Menjadi sebuah program yang indah tetapi mubadzir. Tidak lebih.

Hallo anak-anakku yang superior !

Anak-anakku yang superior, kalian memiliki IQ superior minimal 130 adalah karunia Tuhan. (Mungkin) milik kalian yanag satu ini menjadi kebanggan bagi dirimu, dan juga orang tuamu. Tapi apa daya, mulai sekarang tak ada lagi harapan kalian untuk menjadi anak-anak aksel (demikian kebanyakan siswa menyebut aksel untuk akselerasi).

Tidak usah bersedih. Sekolah adalah tempat untuk berlatih bersosialisasi. Di kelas yang wajar kalian akan lebih nyaman untuk mengembangkan potensi. Tak perlu buru-buru untuk segera lulus SMA / SMP hanya 2 tahun. Tak perlu buru-buru untuk mengejar kuliah perguruan tinggi yang diselengarakan di SMA sehingga kalian memaksa sekolah untuk membuka program pendalaman materi. Sadari, satu buah program berdampak kepada banyak hal dan seribu petimbangan.

Kepada orang tua (yang tadinya akan membanggakan anaknya bakal masuk kelas akselerasi) mungkin ini jalan terbaik bagi putra-putri kita. Perjalanan kita selalu beriringan dengan kebijakan pemerintah. Dulu ada perpanjangan waktu sekolah (1978) kita tak berdaya, dulu ada pelajaran PSPB kita juga mengikuti, nanti (jika jadi kenyataan) pendidikan S2 (pasca sarjana) harus ditempuh selama 4 (empat) tahun, ya kita harus mengikuti juga. Apapun peraturan yang ditentukan oleh pemerintah, mari kita pikirkan dengan arif akan manfaatnya.

Selamat berjuang anak-anakku yang superior, potensimu sangat terbuka untuk dikembangkan dalam kondisi apapun. Berprestasilah. Sumbangkan potensimu untuk peningkatan kualitas bangsa dan negara ini. ***

Majalengka, 20-10-2014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun