Mohon tunggu...
Didik Sonder
Didik Sonder Mohon Tunggu... Akuntan - Sama tak serupa adalah manusia
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Aquarius

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Faktor Penentu Kesuksesan

1 Agustus 2022   05:54 Diperbarui: 1 Agustus 2022   06:11 2467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Apa Saja Perubahan  itu ;

1. Perubahan Hasil. Hasil luar biasa yang kita peroleh tahun ini, sungguh bukan berasal dari kerja sederhana. Dan patokan hasil tahun ini, menjadi standar tinggi bagi kita semua untuk mampu mempertahankan bahkan meningkatkan di tahun berikutnya.

2. Perubahan Proses. 2 tahun pandemi, menjadikan kita mengalami fluktuasi kinerja. Adaptasi yg sulit jelas akan meruntuhkan program yg telah digagas. Di luar sana, lembaga lain mulai menata diri. Disini, kita harus lebih siap untuk menata diri. Proses harus ditata ulang, diperbaiki, dimotoring dan evaluasi secara berkala, agar hasilnya melampaui target yang kita impikan.

3. Perubahan Identitas. Merubah identitas/karakter baik, dimulai dari merubah kebiasaan buruk menjadi kebiasaan baik. Dilakukan secara konsisten terus menerus, sampai menjadi tradisi, dan tradisi itu akhirnya menjadi identitas dan karakter kita. Karakter sebagai seorang yg disiplin, tepat waktu, jujur, teguh memegang amanah, dll.

Disampaikan secara berulang, Seorang Pemimpin itu tak sekedar harus mempunyai kemampuan public speaking yang bagus, proses pendelegasian wewenang yang terstruktur, naluri yang tajam dalam problem solving.

Lebih penting lagi, pemimpin itu wajib mempunyai kemampuan mendengar. Pemimpin wajib menjadi pendengar yang baik. Saat ini banyak pemimpin yang public speaker nya spektakuler, tapi bukan pendengar yang baik untuk anak buahnya. Artinya, dia tak mampu meredam ego dalam dirinya . Padahal seharusnya pemimpin harus mampu memberi empati dan simpati kepada anak buah, Dan itu berawal dari kemampuan menjadi pendengar yang baik.

(*)(Sholihul)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun