Abu Bakar Ash-Shiddiq Abu Bakar lahir di Mekkah dua tahun beberapa bulan setelah tahun Gajah. Namanya adalah Abdulah bin Utsman bin Amir bin Amr bin Ka'ab bin Sa'ad bin Taim bin Murrah bin Ka'ab bin Lu'aib bin Ghalib Al-Qurasyi At-Taimi. Nasab Abu Bakar Ash-Shiddiq bertemu dengan nasab Nabi Muhammad pada kakek keenam yaitu Murrah bin Ka'ab la memiliki nama Kuniyah Abu Bakar (Bakr), dari kata, "Al-Bak yang artinya adalah unta yang muda dan kuat. Bentuk jamaknya adalah. "Bikar" dan "abkur". Orang Arab menyebut Bak, yaitu moyang sebuah kabilah yang besar. Abu Bakar Ash-Shiddiq memiliki lebih banyak nama laqab atau julukan yang kesemuanya menunjukkkan luhurnya derajat dan kedudukan dengan kemanjuran langkah penelusuran dan nasab. Atiq dan Ash-Shiddiq. Rasulullah SAW menyifatinya dengan "Ariq bin An-nar" (orang yang terbebas dari api neraka), schingga dia lebih dikenal dengan nama "Ariq Ada yang mengatakan bahwa ia juga menggunakan Atiq karena kebagusan rupanya.
Sementara gelar Shiddiq, nama julukan ini diberikan oleh Rasulullah kepada Abu Bakar Ash-Shiddiq karena ia selalu membenarkan dan mempercayai Rasulullah. Umat bersepakat atas julukan Ash-Shiddiq Bakar, karena ia senantiasa langsung membenarkan dan mempercayai Rasulullah tanpa pernah membantunya agak bimbang dan senantiasa mendukung pada kejujuran, tanpa pernah melakukan hal-hal yang tidak baik.
Dalam sejarah Islam Abu Bakar telah menorehkan kisah-kisah sukses. Dia adalah sahabat nabi yang pertama kali memeluk Islam bersamaan dengan Ali bin Abu Thalib ketika semua yang diseru Rasul harus pikir-pikir dulu untuk memutuskan masuk Islam. Mereka kala itu langsung menjawab 'ya' dan meyakini Muhammad sebagai utusan Allah saat itu juga. Bahkan disaat semua ragu ketika Rasul menyampaikan peristiwa Isra Mi'raj, Abu Bakar adalah orang yang tanpa ragu membenarkan kejadian tersebut. Sejak saat itulah dia dijuluki Al Shiddiq. Hari-hari selanjutnya setelah masuk Islam, dia membawa orang-orang yang kelak menjadi sahabat besar masuk Islam. Diantara sahabat tersebut, yaitu Ustman bin Affan, Zubair bin Awam, Abdurrahman bin Auf, Sa'd bin Abu Waqqash dan Thalhah bin Zubair. Dialah yang membebaskan Bilal, seorang budak hitam yang kelak menjadi muadzin Rasulullah.
Keunggulan dan Strategi Politik Luar Negeri Abu Bakar Ash-Shidiq
Setelah kaum Muslimin dan para sahabat sepakat tentang wafatnyu Rasulullah SAW, maka Abu Bakar dikagetkan lagi dengan adanya perselisihan faham antara kaum Muhajirin dan Anshar tentang siapa yang akan dihubungi Nabi sebagai khalifah kaum Muslimin. Pihak Muhajirin menghendaki dari golongan Muhajirin dan pihak Anshar menghendaki dari golongannya yang memimpin. Situasi yang memanas ini dapat diatasi oleh Abu Bakar, dengan cara memilih dua orang calon khalifah untuk memilihnya yaitu Umar bin Khattab atau Abu Ubaidah bin Jarrah.
Namun demikian, memilih menyetujui Khalifah pertama kalinya Nabi Muhammad memilih sebagai Rasulullah wafat pada ahun 632 M. Abu Bakar memilih sebagai khalifah pertama yang memilih Nabi Muhammad SAW sebagai pemimpin negara dan umat Islam. Abu Bakar sebagai khalifah, yaitu :
1. Menurut pendapat umum yang ada pada zaman itu, seorang khalifah (pemimpin) haruslah berasal dari suku Quraisy; Opini ini didasarkan pada hadits Nabi Muhammad SAW yang berbunyi "al-aimmah min Quraisy" (kepemimpinan itu di tangan orang Quraisy).
2. Sahabat sependapat tentang ketokohan pribadi sebagai khalifah karena beberapa keutamaan dimilikinya, antara lain laki-laki dewasa pertama yang memeluk Islam, ia satu-satunya sahabat yang menemani Nabi SAW pada saat hijrah dari Mekkah ke Madinah dan kompilasi bersembunyi di Gua Tsur, yang dipilih oleh Rasulullah. Untuk mengimami shalat saat dia sedang uzur, dan ia bangsawan bangsawan, cerdas, dan berakhlak mulia.
3. Beliau sangat dekat dengan Rasulullah SAW, baik dalam bidang agama maupun kekeluargaan Sebagai khalifah Abu Bakar memperbaiki dua kali baiat. Pertama di Saqifa Bani Saidah yang dikenal dengan Bai 'di Khassah Masjid Nabi (Masjid Nabawi) di A'mmah.
Kecakapan Abu Bakar dalam memimpin dibuktikan dari bagaimana dia mendelegasikan wewenang, mengorganisasikan masalah dan mengatur kehidupan bernegara. Terlebih lagi ketika ia memutuskan untuk tetap memberangkatkan Usamah bin Zaid ke Romawi yang dipilih sebagai panglima pasukan oleh Rasulullah sebelum wafat.
Ketika semua orang ingin agar Abu Bakar menunda serangan dan mengganti Usamah, Abu Bakar menolaknya karena itu berarti tindakan yang meragukan keputusan Rasulullah. Usamah saat itu terus maju hingga wilayah Romawi sehingga mereka berkata,"Sungguh aneh orang-orang itu. Pemimpin mereka mati, tetapi mereka malah semakin berani dan menyerang negeri kita?!" Artinya disini bahwa, harus ada kepercayaan dan keberlanjutan mengenai suatu program satu pemerintahan ke pemerintahan yang selanjutnya. Dengan demikian dapat menciptakan stabilitas yang ada di masyarakat karena program tersebut berakhir tuntas dan tidak terkatung-katung karena pemerintahan baru selalu menjalankan program yang baru.
Pengaturan kehidupan bernegara juga ditunjukan Abu Bakar dengan pengorganisasian yang baik. Abu Bakar selama kekhalifahannya setidaknya melakukan hal-hal berikut:
1. Dia dianggap orang yang pertama kali membuat Baitul Mal, yaitu sebuah rumah perbendaharaan negara. Semua pemasukan, hasil jizyah dan pajak dimasukkan kesana yang kemudian dikeluarkan lagi untuk membayar gaji khalifah, pejabat negara dan dibagi-bagi kepada semua orang dengan jumlah yang sama.
2. Menetapkan jalan musyawarah sebagai pemutus perkara dan mengangkat dewan syura. Umar bin Al Khaththab menjadi ketua Dewan Syura yang sekarang lembaga ini serupa dengan lembaga DPR.
3. Membentuk Dewan Syariah sebagai lembaga peradilan Islam. Lembaga ini hampir tidak berbeda dengan lembaga Yudikatif pada saat ini.
4. Tetap mempertahankan orang-orang yang menjadi gubernur di berbagai wilayah Islam pada masa Rasulullah sebagai perwakilan pemerintah Islam di wilayahnya masing-masing.
5. Kodifikasi atau pengumpulan ayat-ayat Al Quran yang didelegasikan kepada Zaid bin Tsabit.
Konsep subsidi silang juga kita dapati pada pemerintahan Abu Bakar. Hal tersebut ditunjukkan ketika kita mencermati pidato saat pertama kali menjabat sebagai khalifah,"Orang yang lemah di antara kalian adalah orang kuat di sisiku hingga --Insya Allah-- kutunaikan hak-haknya, dan orang yang kuat di antara kalian adalah lemah di sisiku hingga --Insya Allah-- kuambil hak-haknya." Maksudnya adalah orang-orang yang lemah akan mendapatkan hak-haknya dari orang-orang yang lebih kuat melalui pembagian porsi menurut khalifah.
Mengenai politik luar negeri (polugri), Dr. Murad menjelaskan bahwa Abu Bakar menitikberatkan pada penciptaan stabilitas umat islam dengan mengembalikan keyakinan masyarakat kepada Islam pasca wafatnya Nabi Muhammad. Selain itu Abu Bakar juga mengirim pasukan-pasukannya untuk memerangi pemurtadan, penumpasan nabi palsu dan memerangi musuh-musuh. Dalam mengirimkan pasukan dan mendelegasikan wewenangnya untuk memimpin pasukan di luar negeri, Abu Bakar selalu memberikan wasiat yang sangat jelas, detail dan bermakna
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI