Mohon tunggu...
Didiek Hartantyo
Didiek Hartantyo Mohon Tunggu... Bankir - Direktur Utama KAI (2020-2024)

Direktur Utama KAI (2020-2024)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Melestarikan Jejak Sejarah: Mengenal Arthur Rimbaud di Stasiun Tuntang

3 Desember 2024   08:00 Diperbarui: 4 Desember 2024   17:53 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melestarikan sejarah bukan hanya soal menjaga peninggalan masa lalu, tetapi juga tentang menghormati perjalanan panjang yang telah membentuk identitas kita sebagai bangsa. Sejarah adalah jembatan antara masa lalu, masa kini, dan masa depan—sebuah warisan budaya yang harus kita rawat dan lestarikan demi generasi mendatang.

Namun, apa yang terjadi jika warisan sejarah ini terabaikan? Di tengah perkembangan digital dan teknologi yang begitu pesat, risiko kehilangan jejak sejarah menjadi semakin nyata. 

Kita tentu tidak ingin anak cucu kita kehilangan kesempatan untuk mengenal kekayaan sejarah yang dimiliki Indonesia, termasuk kisah-kisah menarik dari tokoh-tokoh dunia yang pernah mengunjungi atau tinggal di negeri ini.

Salah satu kisah menarik yang layak untuk dikenang adalah perjalanan Arthur Rimbaud, seorang penyair besar dari Prancis, yang pernah menjejakkan kakinya di Indonesia. Penyair kelahiran Charleville pada 24 Oktober 1854 ini dikenal sebagai pengelana sejati. Siapa sangka, salah satu perjalanan hidupnya membawanya ke Salatiga, Jawa Tengah, sebuah kota dengan kekayaan sejarah yang luar biasa.

Jejak Arthur Rimbaud di Stasiun Tuntang

Untuk menghormati jejak sejarah ini, kami di PT Kereta Api Indonesia (Persero), bersama Duta Besar Prancis untuk Indonesia, Fabien Penone, akan meresmikan plakat Arthur Rimbaud di Stasiun Tuntang, Ambarawa, Semarang, pada 5 Desember 2024. 

Plakat ini menjadi simbol sejarah yang menghubungkan kisah Arthur Rimbaud dengan kota Ambarawa dan Salatiga—dua tempat yang memiliki arti penting dalam hidupnya.

Ini bukan hanya tentang sejarah Prancis. Kisah Arthur Rimbaud adalah bagian dari sejarah dunia, dan kehadirannya di Indonesia juga menjadi bagian dari cerita besar itu. 

Dengan mendukung peresmian plakat ini, KAI berkomitmen untuk melestarikan warisan sejarah, memperkuat hubungan budaya antara Indonesia dan Prancis, serta memperkenalkan kekayaan sejarah dan budaya Indonesia kepada dunia.

Transportasi Sebagai Penjaga Jejak Sejarah

Kami percaya bahwa transportasi, khususnya kereta api, memiliki peran penting dalam melestarikan sejarah. Stasiun-stasiun yang kami kelola bukan hanya tempat pemberhentian kereta, tetapi juga menjadi saksi perjalanan waktu, menyimpan banyak cerita dari masa lampau. 

Stasiun Tuntang, sebagai lokasi peresmian plakat Arthur Rimbaud, adalah salah satu contohnya. Stasiun ini menjadi bagian dari warisan perkeretaapian Indonesia yang telah berdiri sejak zaman kolonial, menghubungkan kita dengan sejarah yang kaya.

Melalui langkah ini, kami ingin mengajak masyarakat untuk tidak hanya memanfaatkan kereta api sebagai moda transportasi, tetapi juga menjadikannya sarana untuk mengeksplorasi kekayaan sejarah dan budaya Indonesia. 

Dengan naik kereta, Anda dapat menyusuri jejak Arthur Rimbaud di Ambarawa, menikmati keindahan sudut kota, sekaligus merasakan pengalaman perjalanan yang berkesan.

Menghidupkan Kembali Sejarah untuk Generasi Mendatang

Peresmian plakat ini adalah salah satu cara kami menghidupkan kembali sejarah, menjadikannya relevan di masa kini, dan membagikannya kepada generasi mendatang. 

Kami berharap langkah ini dapat memperkuat kecintaan masyarakat terhadap sejarah, sekaligus menjadi daya tarik wisata yang mempromosikan keindahan dan kekayaan budaya Indonesia di kancah internasional.

Mari bersama-sama kita lestarikan warisan sejarah ini. Nikmati perjalanan dengan kereta api, dan jadilah bagian dari upaya melestarikan jejak sejarah Arthur Rimbaud di Indonesia.

Salam,

Didiek Hartantyo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun