Mohon tunggu...
Didi Adrian
Didi Adrian Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kaset Kusut

26 Februari 2019   22:13 Diperbarui: 26 Februari 2019   22:23 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Teruslah kita toleh ke layar sebelah menyebelah berganti-ganti, sampai akhirnya pegal leher, habis energi terkuras dan cuma menyisakan capek, galau atau malahan ikut terjebak halusinasi si Don Kisot kalau tidak menjadi Susan palsu.

Pasukan kampanye dan strategi propaganda semua sibuk saling sindir menjelekkan lawan dan sibuk mengklaim siapa orang baik dan jahat. Salah satu tim suksesnya sudah mengakui 30% lebih energi habis cuma untuk mengurusi dan menangkis membalas isu-isu sesat, semburan kebohongan yang muncul terus di segala lini seolah tak kehabisan ide untuk semua kepalsuan. Sama halnya dengan memutar kaset kusut terus-terusan.

Menurut Wikipedia, kaset atau pita kaset atau tape adalah media penyimpan data yang umumnya berupa lagu. Dari tahun 1970 sampai 1990-an, kaset merupakan salah satu format media yang paling umum digunakan dalam industri musik. Pita seluloid ajaib yang jika sudah kusut susah diperbaiki ibarat perumpamaan seperti suara kaset kusut. Begitulah sekarang.

Padahal saat adu debat, sedikit sekali narasi, fakta-data dan rencana strategis 5 tahun ke depan untuk kelola negara yang sesuai trek yang sudah disebut dalam konstitusi untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, menyejahterakan masyarakat. Analog dalam bidang ekonomi perusahaan yang terbaik 5 tahun terakhir belum tentu baik untuk 5 tahun ke depan.

Coba lihat persaingan 10 tahun terakhir 15 perusahaan atau brand terbaik didunia. Bagaimana Nokia tumbang terlempar keluar, bagaimana munculnya Apple dan Amazone serta Google yang semula tidak ada. Dan perhatikan juga perusahaan lain: IBM, GE, Coca Cola dan lainnya terpuruk.

Saat kita sibuk meributkan bagaimana berdoa yang baik tanpa perlu membawa-bawa keillahian Tuhan, persaingan antar negara semakin ketat, jangan puas dengan kinerja 5 tahun terakhir karena negara lain juga tidak statis mereka berjuang menjadi yang terbaik.

Baru-baru ini kita melongo tanpa ekspresi bagaimana Israel sudah mulai menyelidiki bulan menggunakan robot dan teknologi AI seukuran mesin cuci tentunya dikendalikan dari bumi. Sejauh ini hanya 4 negara yang mampu menyelidiki dan meneliti semua aspek tentang bulan: AS, Rusia, China dan Israel.

Daripada menghabiskan energi, konsentrasi, biaya dan akal sehat untuk hal-hal kontra produktif memproduksi kepalsuan, semburan kebohongan dan informasi fiktif untuk ambisi jangka pendek dimana bayarannya akan sangat mahal, merusak kerukunan dan keharmonisan bersama tidakkah lebih baik berperilaku wajar saja. Jika diberi pilihan mau jadi Don Kisot atau Susan palsu, pasti semua tak mau. Kusut.

-didiadrian-
-venusgani-

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun