Mohon tunggu...
Didi Kurniadinata
Didi Kurniadinata Mohon Tunggu... Human Resources - Pengajar, Konsultan SDM, Trainer, Penulis,

Praktisi dan pemerhati pengembangan sumber daya manusia melalui konsultansi, pelatihan, asesmen. Menyukai sepakbola, otomotif dan jalan-jalan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Perubahan - Bisakah Kita Menyetel Hasil Perubahan?

21 Oktober 2024   20:11 Diperbarui: 23 Oktober 2024   15:20 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Segala Sesuatu Berubah Kecuali Perubahan Itu Sendiri

Sewaktu kangen ke keluarga di Indonesia penulis menelepon dari boks telepon berwarna merah di student centre di kampus University of Warwick, UK pada jam makan siang dan biasanya istri dan anak menjawab telepon menjelang maghrib. Itu tahun 1988-1989. Tahun 2024 boks berwarna merah terkenal itu masih ada di setiap sudut jalan tapi sudah tidak berfungsi sebagai tempat menelepon. Ada yang masih berisi telepon model lama dengan kabel terjuntai atau juga yang berisi buku-buku dan hiasan. Jadi boks telepon berwarna merah itu tetap ada, tapi sudah tidak dipakai untuk menelepon lagi. Sekarang orang menggunakan telepon genggam dan bisa menelepon dari mana saja.

Ketika berurusan dengan bank, sering kita harus mengantri dan diperlukan tanda tangan atau model pembuktian lain yang menunjukkan kita pemilik suatu rekening. Sekarang membuka rekening tidak perlu ke Bank, cukup menggunakan smartphone. Yang ajaib sesungguhnya bukan smartphonenya tapi bahwa terjadi perubahan yang benar-benar berbeda dari perubahan yang biasa kita pahami. Perubahan tidak lagi bertahap atau bertingkat, tapi perubahan terputus atau tidak berkelanjutan. Meminjam istilah dari Charles Handy yang menyebutnya sebagai Discontinous Change. Maknanya adalah bahwa perubahan itu bukan karena perbaikan atau peningkatan dari keadaan sebelumnya, tapi perubahan dari semua aspek, sehingga lebih tepat disebut perubahan yang terputus.

Bukan berarti bahwa kita tak berdaya menghadapi perubahan, tapi kita harus memahami bahwa perubahan yang terjadi sering tidak bisa kita duga jenis ataupun tingkatannya. Apakah perubahan itu mempengaruhi kehidupan kita atau tidak, terpulang kepada kita juga. Kalau kata Handy (1989) The future we predict today is not inevitable. We can influence it, if we know what we want to be. Masa depan yang kita perkirakan hari ini bukannya tidak bisa dihindari. Kita bisa memberi pengaruh pada masa depan itu, asal kita tahu apa yang kita inginkan. Jadi perubahan adalah keniscayaan dan kita bisa mengantisipasi agar apa yang akan terjadi di masa depan, kita bisa berperan dan menjadikannya sesuai atau setidaknya mendekati harapan kita.

DISCONTINUOUS CHANGES (Perubahan Terputus)

Perubahan yang terjadi pada model kerja juga berubah. Sekarang tidak aneh kalau ada yang bekerja dari rumah dan menjadikan rumah sebagai pusat kegiatan dan menghasilkan banyak. Ketika orang berkarir dulu, mungkin sudah ada perkiraan bahwa setelah sekian tahun dia akan jadi manajer atau jabatan tertentu. Sekarang hal itu tidak berlaku lagi, karena adanya merit system atau bahkan jabatan yang diperkirakan akan dijabat mungkin sudah tidak akan ada lagi karena tidak diperlukan.

Dulu satu perusahan besar memiliki semua bidang mulai dari bidang humas, travel, percetakan dan semua yang terkait perusahaan. Sekarang sudah tidak lagi, bahkan pegawaipun tidak semuanya pegawai tetap. Ada yang pegawai tidak tetap dan juga ada yang dipekerjakan ketika diperlukan saja (outsource). Lihatkan, para petugas keamanan atau sekuriti umumnya disewa dari perusahaan penyedia tenaga keamanan. Sekarang akan lebih efisien jika kita memiliki hanya yang secara terus menerus diperlukan. Yang dibutuhkan sewaktu waktu misalnya bidang perjalanan dan tiket, cukup memesan ke perusahaan lain yang memang mengurus bidang travel. Ini konsep Shamrock Organization yang disampaikan Charles Handy 35 tahun yang lalu.

Flipchart - Credit to Staple Office Limited
Flipchart - Credit to Staple Office Limited

Dalam kata pengantar yang disusun oleh Warren Benis untuk buku The Age of Unreason, Benis menyitir kata kata Handy, Rather like central heating, the telephone and its attachments make it possible today for people to work together without being together in one place. Hampir seperti sistem pemanas ruangan terpusat (di Indonesia mungkin sistem AC terpusat – penulis) telepon dan alat-alat ikutannya membuat orang bisa bekerja meskipun tidak berada di satu tempat. Saat ini dan sudah sejak beberapa tahun ini sejak pandemi, pertemuan banyak dilakukan secara online dari lokasi yang tersebar menggunakan Zoom, Teams, Google Meet dan banyak lagi. Perubahan yang begitu besar dan memerlukan pemahaman dan pola pikir yang berbeda kalau tidak disebut radikal.

Overhead Proj - Credit to Redditt
Overhead Proj - Credit to Redditt

Belum lama sekali, kita masih membayar menggunakan uang kertas, lalu menggunakan kartu atm, lanjut dengan QRIS tanpa harus menyentuh apapun di meja kasir. Saat ini segala sesuatu menjadi yang dahulu masih baru sekarang terasa kuno. Penulis ingat waktu masa menjalankan pelatihan untuk perusahaan atau lembaga; penulis menggunakan papan tulis dan papan yang menggunakan kertas karton putih. Juga menggunakan OHP (Overhead Projector) dengan lembar plastik yang digambar dan diproyeksikan ke layar. Ketika LCD dan menggunakan laptop mulai dipakai, penulis sudah disindir oleh peserta pelatihan, ‘kok nggak pakai LCD pak? Kan lebih praktis dan cepat.’ Tidak cukup dengan alasan menggunakan Transparansi atau Flipchart itu lebih praktis karena tidak memerlukan LCD, tapi perubahan memang sedang terjadi. Sekarang kalau tidak pakai yang LCD atau Layar Besar akan dikatakan sebagai ‘kuno’.

credit to Cultural Impact
credit to Cultural Impact

Nah, lalu apakah kita akan menyerah begitu saja kepada perubahan? Sebenarnya awal dari bagaimana menyikapi perubahan adalah sikap keterbukaan kita bahwa segala hal berkembang sesuai kebutuhan. Dengan keterbukaan dan kesadaran tersebut, maka konsep lain adalah kesiapan mengantisipasi apapun yang terjadi dengan perencanaan. Jadi seperti yang dikatakan Handy, bahwa kita bisa mempengaruhi masa depan dengan perubahan di sepanjang perjalanannya, dengan keterbukaan akan perubahan dan antisipasi berupa perencanaan terhadap apa yang harus kita lakukan, agar perubahan yang terjadi mengarah kepada hasil atau masa depan yang kita inginkan. Selamat berpikiran terbuka dan mengantisipasi perubahan dengan rencana kerja untuk mengarahkan perubahan tersebut. Salam

Referensi

Handy, C. 1989, the Age of Unreason, Harvard Business School Press.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun