Mohon tunggu...
Didi Kurniadinata
Didi Kurniadinata Mohon Tunggu... Human Resources - Pengajar, Konsultan SDM, Trainer, Penulis,

Praktisi dan pemerhati pengembangan sumber daya manusia melalui konsultansi, pelatihan, asesmen. Menyukai sepakbola, otomotif dan jalan-jalan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pemimpin Itu Dilahirkan atau Diciptakan?

7 Agustus 2024   06:00 Diperbarui: 7 Agustus 2024   12:07 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
credit myorganisationalbehaviour.com/managerial-grid

Gaya kepemimpinan dengan format Managerial Grid akan kita kupas secara lebih elaboratif pada tulisan selanjutnya.

Situational Leadership (Kepemimpinan Situasional)

credit to Investopedia
credit to Investopedia

Situational Leadership dikembangkan oleh Paul Hersey and Ken Blanchard tahun 1969 dengan bukunya menjadi best seller “Management of Organizational Behavior: Utilizing Human Resources.” Buku ini terjual jutaan kopi dan memberi dampak pada dunia bisnis.

Situational Leadership adalah gagasan bahwa pemimpin yang efektif menyesuaikan gayanya dengan setiap situasi. Tidak ada satu gaya yang cocok untuk semua situasi. Pemimpin bisa menggunakan gaya yang berbeda dalam situasi dihadapi, bahkan ketika bekerja dengan tim, atau karyawan yang sama.

Kebanyakan model menggunakan dua dimensi dimana para pemimpin dapat menyesuaikan gaya mereka, pada:

  • Perilaku Tugas yaitu apakah pemimpin lebih memberi arahan atau memberi lebih banyak otonomi.
  • Perilaku Hubungan yaitu pemimpin bekerja secara lebih erat atau kurang erat.

Hersey dan Blanchard mengkarakterisasi gaya kepemimpinan dalam kaitannya dengan intensitas perilaku tugas dan perilaku hubungan yang diberikan pemimpin kepada bawahannya. Mereka mengkategorikan semua gaya kepemimpinan ke dalam empat gaya perilaku, berdasarkan kombinasi perilaku tugas tinggi atau rendah dan perilaku hubungan tinggi atau rendah, dan diberi nama S1 hingga S4.

S1 adalah Perintah (Arahan) atau Telling di mana bawahan mengikuti arahan dan perintah. Fokus kepada tugas dan bukan hubungan. Hal ini karena bawahan tidak siap secara mental dan tidak mampu secara teknis; S2 Menjual (Membimbing) atau Selling di mana bawahan siap untuk bekerja namun kurang kompeten, sehingga pimpinan membimbing bawahan sampai mampu. Berikutnya adalah S3 atau berpartisipai dan mendukung (Participating) karena bawahan mampu secara teknis namun kurang siap secara mental. Dalam hal ini, maka pimpinan ikut dalam proses kerja dan mendukung bawahan secara mental. Terakhir adalah S4 yaitu mendelegasikan (delegating) karena bawahan siap secara mental dan mampu secara teknis. Pendelegasian menunjukkan bahwa pimpinan mempercayai bawahannya akan menjalankan tugasnya dengan baik tanpa harus didampingi atau dibimbing.

Situational Leadership akan dibahas secara lebih komprehensif pada tulisan selanjutnya.

Transformational Leadership

credit to Linkedin/Sajid Khan
credit to Linkedin/Sajid Khan

Transformational Leadership atau Kepemimpinan Transformasional adalah gaya kepemimpinan yang berfokus pada konsep menginspirasi dan memotivasi orang lain untuk mencapai potensi penuh mereka dan melampaui harapan mereka sendiri. Teori ini pertama kali diperkenalkan oleh James MacGregor Burns pada tahun 1978 dan kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh Bernard M. Bass pada tahun 1980-an. Sejak saat itu, pendekatan ini banyak mendapat pengakuan dan diterapkan secara luas di berbagai organisasi, mulai dari bisnis dan pendidikan hingga layanan kesehatan dan pemerintahan.

Kepemimpinan tentu memainkan peran penting dalam membentuk budaya dan kinerja organisasi. Kepemimpinan transformasional dipandang sebagai pendekatan yang ampuh dan efektif untuk menginspirasi perubahan positif dalam organisasi. Gaya kepemimpinan ini memberdayakan para pemimpin untuk memotivasi dan menginspirasi tim mereka, mendorong inovasi, pertumbuhan, dan tujuan bersama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun