Mohon tunggu...
Didi Kurniadinata
Didi Kurniadinata Mohon Tunggu... Human Resources - Pengajar, Konsultan SDM, Trainer, Penulis,

Praktisi dan pemerhati pengembangan sumber daya manusia melalui konsultansi, pelatihan, asesmen. Menyukai sepakbola, otomotif dan jalan-jalan.

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Pemimpin yang Tangkas/Gesit/Cekatan - Agile Leadership #1

14 Juli 2024   07:03 Diperbarui: 14 Juli 2024   07:08 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
credit to Linkedin Dr Kumar

Pemimpin yang Tangkas

Agile, (dibaca /əʤʌɪl/ atau /ʌʤəl/), kata sifat dalam bahasa Inggris  padanan katanya adalah gercep, cekatan, tangkas, lincah atau gesitPadanan kata akan dipakai secara bergantian sesuai konteks kalimat. Semua padanan kata tersebut menggambarkan sikap yang waspada dan antisipatif terhadap yang terjadi dan yang dihadapi.

Dalam bahasa manajemen Agile dimaknai senagai kemampuan untuk menciptakan dan merespon terhadap perubahan. Kemampuan ini adalah cara untuk mengelola dan pada akhirnya meraih keberhasilan mengatasi lingkungan yang tidak menentu dan bergejolak.

Pada tahun 1980an hingga 1990an, perubahan pasar seperti globalisasi, teknologi informasi, dan aturan yang disepakati membantu menciptakan kebutuhan akan kecekatan kepemimpinan. Saat ini kita mendengar banyak pembahasan dan harapan terhadap adanya kebutuhan terhadap pimpinan yang gercep dan tangkas dalam bekerja agar lembaga atau perusahaan bisa tetap hidup dan berkembang di masa yang penuh disrupsi, di antaranya perubahan cara berbelanja dan cara memesan barang yang lebih berorientasi daring. 

Yang jelas sangat membuat pebisnis seluler di Indonesia saat ini merasa terganggu adalah kehadiran Starlink yang tidak memerlukan BTS (Base Transceiver Station), yang kalau tidak disikapi serius akan mengganggu bisnis jaringan seluler yang sudah berinvestasi sangat banyak di bisnis ini.

Agar organisasi bisa memahami situasi yang genting ini dan berharap pada kemampuan pimpinannya untuk membuat keputusan dan tindakan cerdik yang bisa diambil oleh tipe pemimpin yang agile ini, perlu diketahui seperti apa dan bagaimana menciptakan pemimpin yang cekatan, gesit dan tangkas.

Kepemimpinan cekatan bukanlah kepemimpinan yang mementingkan diri sendiri dan cepat untuk mendapatkan hasil, atau mendelegasikan tugas perubahan kepada orang lain. Agilitas atau Kelincahan/ketangkasan adalah kemampuan untuk mengantisipasi atau beradaptasi terhadap keadaan dan lingkungan yang tidak dapat diprediksi dengan cara yang menguntungkan. 

Penelitian mengenai inovasi yang dilakukan oleh Michael Kirton (1994) menegaskan bahwa sebagian orang  berorientasi  terhadap bentuk kegesitan yang sangat berwawasan ke depan dan luas, sedangkan sebagian lainnya lebih berorientasi sebagai pengikut yang cepat. Penelitian ini menunjukkan pentingnya peran dan kebutuhan bagi mereka yang cenderung kurang gesit namun bersedia mengembangkan kemampuannya.

Ketika berfokus pada agilitas kepemimpinan, ada dua hal penting yang dapat dipelajari. Pertama, karena tidak semua orang mampu menunjukkan tingkat ketangkasan dalam kepemimpinan yang sama, maka ekspektasi harus disesuaikan dengan itu. Kedua, pemimpin yang tangkas jumlahnya tidak banyak namun lebih berdampak dibandingkan pemimpin yang tidak masuk kategori itu. Mari kita lihat apa yang bisa kita lakukan untuk mengembangkan kepemimpinan yang tangkas.

Tren dan Penelitian tentang Kepemimpinan Tangkas/Cekatan

Dalam penelitian sangat penting Joiner dan Josephs (2007) tentang ketangkasan kepemimpinan menemukan kebenaran tentang model kepemimpinan ini yang ternyata tidak setiap orang cocok dengan konsep ketangkasan kepemimpinan. Pada tahun 2001 mereka menemukan distribusi tentang kemampuan dalam ketangkasan kepemimpinan dengan populasi di Amerika Utara:

  • 1% menunjukkan penguasaan ketangkasan kelas dunia. Para pemimpin ini menunjukkan kepercayaan diri yang mantap untuk menangani segala situasi ketidakpastian, kompleksitas, dan ambiguitas.
  • 4% menunjukkan penguasaan ketangkasan yang luar biasa. Para pemimpin ini melayani orang lain dengan mengembangkan konsensus dan tindakan di tengah ketidakpastian.
  • 5% menunjukkan penguasaan ketangkasan yang unggul. Para pemimpin ini menginspirasi orang lain melalui visi dan kemauan mereka untuk melibatkan dan memberdayakan orang lain.
  • 35% menunjukkan kemampuan rata-rata dalam hal ketangkasan kepemimpinan. Para pemimpin ini bergantung pada upaya mengajak orang lain untuk menyelaraskan diri dengan orientasi strategis mereka.
  • 45% menunjukkan tingkat kelincahan yang memadai untuk meraih perubahan bertahap.
  • 10% tidak melihat perlunya ketangkasan dalam kepemimpinan.

Dari data di atas berarti hanya 10% yang memiliki kemampuan menjadi pemimpin yang tangkas atau cekatan yang mencapai tingkat unggul sampai kelas dunia. Sisanya berada pada tingkat rata-rata sampai cukup saja.

Joiner dan Josephs menyatakan bahwa meskipun dimungkinkan untuk meningkatkan kemampuan dalam penguasaan ketangkasan dalam memimpin sampai tingkat yang lebih tinggi lagi, bentuk latihan praktik tetap diperlukan atau experiential learning. Godaannya adalah mencoba menciptakan pemimpin yang tangkas secara instan, mengingat tekanan untuk menghasilkan kinerja tinggi di masa-masa yang penuh gejolak ini. 

Definisi Oliver Wyman Leadership  dengan sengaja memasukkan frasa “mengantisipasi atau beradaptasi secara berkelanjutan,” dalam pembahasan tentang pemimpin tangkas, ini sebagai pengakuan bahwa diperlukan  jalur yang lebih cerdas untuk mengembangkan pemimpin yang tangkas.

Pemimpin dan kinerja yang tangkas

Pada tahun 2006, penelitian sistem sosial yang dilakukan oleh Oliver Wyman Leadership Development  dengan 3 prasyarat yaitu Head, Heart & Guts  menegaskan nilai kepemimpinan secara keseluruhan dan selanjutnya mengartikulasikan kemampuan kepemimpinan yang khusus berkontribusi terhadap ketangkasan kepemimpinan. 

Dalam penelitian ini diidentifikasi tiga variabel yang memiliki dampak signifikan secara statistik terhadap peningkatan kemampuan kegesitan. Kejernihan mental (Head/Kepala) adalah faktor pertama, dan memungkinkan individu untuk secara akurat membedakan kapan dan bagaimana kondisi lingkungan berubah. Faktor kedua adalah konektivitas relasional (Heart/Hati) yang diartikan sebagai kemampuan untuk mencari koneksi dengan orang lain. Faktor ketiga adalah komitmen untuk bertindak (Guts/Nyali) meskipun informasinya tidak lengkap.

Pada tahun 2010 Oliver Wyman Leadership Development mempelajari dampak kepemimpinan tangkas terhadap kinerja keuangan dengan membandingkan tim kepemimpinan dari 20 unit bisnis (BU) di sebuah perusahaan global satu sama lain. Untuk tahun fiskal 2008 hingga 2009, BU dengan pemimpin yang menunjukkan ketangkasan unggul dalam ketiga dimensi (Kepala, Hati, dan Nyali) memberikan hasil keuangan yang jauh lebih baik yang diukur dengan EBITDA (Earnings Before Interrst, Taxes, Depreciation, and Amotization) atau pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi da amotisasi, ROIC (Return on Invested Capital) atau laba atas modal yang diinvestasikan (ROIC), dan pendapatan operasional. Beberapa penelitian sedang berlangsung untuk menguji dampak jangka panjang dari kepemimpinan tangkas terhadap kinerja keuangan di unit kerja yang sama.

Kesimpulan

Ketangkasan dalam kepemimpinan bisa berasal dari sikap reaktif yang merupakan ciri khas kepemimpinan tipe “pengikut yang cepat”, atau bisa juga berasal dari tipe Inisiator ketangkasan yang berwawasan ke depan. Apa pun pilihannya atau kenyataannya, penting untuk memanfaatkan kekuatan dalam diri seseorang daripada mencoba menjadi sesuatu yang kurang tepat dan tidak memiliki cukup kemampuan alaminya.

Perlu disadari bahwa kemampuan untuk tangkas, gesit atau cekatan  tidak dimiliki secara merata pada semua pemimpin, namun diyakini bahwa semua pemimpin dapat ditingkatkan dan dikembangkan dengan beragam cara baik secara teori atau praktis melalui pembelajaran dengan pengalaman atau experiential learning.  Potensi dari setiap pemimpin dapat dimaksimalkan melalui penyadaran bahwa disrupsi sedang berlangsung dan peran pemimpin yang dapat membaca siuasi dan bertindak cepat menggunakan Head, Heart dan Guts (Kepala, Hati dan Nyali) sangat dibutuhkan untuk kelangsungan hidup lembaga atau perusahaan. Pembahasan lebih lanjut tentang Agile Leadership akan kita bahas pada artikel selanjutnya. Salam

Joiner, B., & Josephs, S. (2007). Leadership Agility; Five Levels of Mastery for Anticipating and Initiating Change. Wiley & Sons. https://doi.org/10.1108/sd.2008.05624jae.001

Adaptors and Innovators : Styles of Creativity and Problem Solving by Michael J. Kirton | Jan 1, 1994

https://www.oliverwyman.com/our-culture/global-leadership-team-council.html

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun