Joiner dan Josephs menyatakan bahwa meskipun dimungkinkan untuk meningkatkan kemampuan dalam penguasaan ketangkasan dalam memimpin sampai tingkat yang lebih tinggi lagi, bentuk latihan praktik tetap diperlukan atau experiential learning. Godaannya adalah mencoba menciptakan pemimpin yang tangkas secara instan, mengingat tekanan untuk menghasilkan kinerja tinggi di masa-masa yang penuh gejolak ini.
Definisi Oliver Wyman Leadership dengan sengaja memasukkan frasa “mengantisipasi atau beradaptasi secara berkelanjutan,” dalam pembahasan tentang pemimpin tangkas, ini sebagai pengakuan bahwa diperlukan jalur yang lebih cerdas untuk mengembangkan pemimpin yang tangkas.
Pemimpin dan kinerja yang tangkas
Pada tahun 2006, penelitian sistem sosial yang dilakukan oleh Oliver Wyman Leadership Development dengan 3 prasyarat yaitu Head, Heart & Guts menegaskan nilai kepemimpinan secara keseluruhan dan selanjutnya mengartikulasikan kemampuan kepemimpinan yang khusus berkontribusi terhadap ketangkasan kepemimpinan.
Dalam penelitian ini diidentifikasi tiga variabel yang memiliki dampak signifikan secara statistik terhadap peningkatan kemampuan kegesitan. Kejernihan mental (Head/Kepala) adalah faktor pertama, dan memungkinkan individu untuk secara akurat membedakan kapan dan bagaimana kondisi lingkungan berubah. Faktor kedua adalah konektivitas relasional (Heart/Hati) yang diartikan sebagai kemampuan untuk mencari koneksi dengan orang lain. Faktor ketiga adalah komitmen untuk bertindak (Guts/Nyali) meskipun informasinya tidak lengkap.
Pada tahun 2010 Oliver Wyman Leadership Development mempelajari dampak kepemimpinan tangkas terhadap kinerja keuangan dengan membandingkan tim kepemimpinan dari 20 unit bisnis (BU) di sebuah perusahaan global satu sama lain. Untuk tahun fiskal 2008 hingga 2009, BU dengan pemimpin yang menunjukkan ketangkasan unggul dalam ketiga dimensi (Kepala, Hati, dan Nyali) memberikan hasil keuangan yang jauh lebih baik yang diukur dengan EBITDA (Earnings Before Interrst, Taxes, Depreciation, and Amotization) atau pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi da amotisasi, ROIC (Return on Invested Capital) atau laba atas modal yang diinvestasikan (ROIC), dan pendapatan operasional. Beberapa penelitian sedang berlangsung untuk menguji dampak jangka panjang dari kepemimpinan tangkas terhadap kinerja keuangan di unit kerja yang sama.
Kesimpulan
Ketangkasan dalam kepemimpinan bisa berasal dari sikap reaktif yang merupakan ciri khas kepemimpinan tipe “pengikut yang cepat”, atau bisa juga berasal dari tipe Inisiator ketangkasan yang berwawasan ke depan. Apa pun pilihannya atau kenyataannya, penting untuk memanfaatkan kekuatan dalam diri seseorang daripada mencoba menjadi sesuatu yang kurang tepat dan tidak memiliki cukup kemampuan alaminya.
Perlu disadari bahwa kemampuan untuk tangkas, gesit atau cekatan tidak dimiliki secara merata pada semua pemimpin, namun diyakini bahwa semua pemimpin dapat ditingkatkan dan dikembangkan dengan beragam cara baik secara teori atau praktis melalui pembelajaran dengan pengalaman atau experiential learning. Potensi dari setiap pemimpin dapat dimaksimalkan melalui penyadaran bahwa disrupsi sedang berlangsung dan peran pemimpin yang dapat membaca siuasi dan bertindak cepat menggunakan Head, Heart dan Guts (Kepala, Hati dan Nyali) sangat dibutuhkan untuk kelangsungan hidup lembaga atau perusahaan. Pembahasan lebih lanjut tentang Agile Leadership akan kita bahas pada artikel selanjutnya. Salam
Joiner, B., & Josephs, S. (2007). Leadership Agility; Five Levels of Mastery for Anticipating and Initiating Change. Wiley & Sons. https://doi.org/10.1108/sd.2008.05624jae.001
Adaptors and Innovators : Styles of Creativity and Problem Solving by Michael J. Kirton | Jan 1, 1994
https://www.oliverwyman.com/our-culture/global-leadership-team-council.html
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H