Pemimpin yang Tangkas
Agile, (dibaca /əʤʌɪl/ atau /ʌʤəl/), kata sifat dalam bahasa Inggris  padanan katanya adalah gercep, cekatan, tangkas, lincah atau gesit. Padanan kata akan dipakai secara bergantian sesuai konteks kalimat. Semua padanan kata tersebut menggambarkan sikap yang waspada dan antisipatif terhadap yang terjadi dan yang dihadapi.
Dalam bahasa manajemen Agile dimaknai senagai kemampuan untuk menciptakan dan merespon terhadap perubahan. Kemampuan ini adalah cara untuk mengelola dan pada akhirnya meraih keberhasilan mengatasi lingkungan yang tidak menentu dan bergejolak.
Pada tahun 1980an hingga 1990an, perubahan pasar seperti globalisasi, teknologi informasi, dan aturan yang disepakati membantu menciptakan kebutuhan akan kecekatan kepemimpinan. Saat ini kita mendengar banyak pembahasan dan harapan terhadap adanya kebutuhan terhadap pimpinan yang gercep dan tangkas dalam bekerja agar lembaga atau perusahaan bisa tetap hidup dan berkembang di masa yang penuh disrupsi, di antaranya perubahan cara berbelanja dan cara memesan barang yang lebih berorientasi daring.Â
Yang jelas sangat membuat pebisnis seluler di Indonesia saat ini merasa terganggu adalah kehadiran Starlink yang tidak memerlukan BTS (Base Transceiver Station), yang kalau tidak disikapi serius akan mengganggu bisnis jaringan seluler yang sudah berinvestasi sangat banyak di bisnis ini.
Agar organisasi bisa memahami situasi yang genting ini dan berharap pada kemampuan pimpinannya untuk membuat keputusan dan tindakan cerdik yang bisa diambil oleh tipe pemimpin yang agile ini, perlu diketahui seperti apa dan bagaimana menciptakan pemimpin yang cekatan, gesit dan tangkas.
Kepemimpinan cekatan bukanlah kepemimpinan yang mementingkan diri sendiri dan cepat untuk mendapatkan hasil, atau mendelegasikan tugas perubahan kepada orang lain. Agilitas atau Kelincahan/ketangkasan adalah kemampuan untuk mengantisipasi atau beradaptasi terhadap keadaan dan lingkungan yang tidak dapat diprediksi dengan cara yang menguntungkan.Â
Penelitian mengenai inovasi yang dilakukan oleh Michael Kirton (1994) menegaskan bahwa sebagian orang  berorientasi  terhadap bentuk kegesitan yang sangat berwawasan ke depan dan luas, sedangkan sebagian lainnya lebih berorientasi sebagai pengikut yang cepat. Penelitian ini menunjukkan pentingnya peran dan kebutuhan bagi mereka yang cenderung kurang gesit namun bersedia mengembangkan kemampuannya.
Ketika berfokus pada agilitas kepemimpinan, ada dua hal penting yang dapat dipelajari. Pertama, karena tidak semua orang mampu menunjukkan tingkat ketangkasan dalam kepemimpinan yang sama, maka ekspektasi harus disesuaikan dengan itu. Kedua, pemimpin yang tangkas jumlahnya tidak banyak namun lebih berdampak dibandingkan pemimpin yang tidak masuk kategori itu. Mari kita lihat apa yang bisa kita lakukan untuk mengembangkan kepemimpinan yang tangkas.
Tren dan Penelitian tentang Kepemimpinan Tangkas/Cekatan
Dalam penelitian sangat penting Joiner dan Josephs (2007)Â tentang ketangkasan kepemimpinan menemukan kebenaran tentang model kepemimpinan ini yang ternyata tidak setiap orang cocok dengan konsep ketangkasan kepemimpinan. Pada tahun 2001 mereka menemukan distribusi tentang kemampuan dalam ketangkasan kepemimpinan dengan populasi di Amerika Utara:
- 1% menunjukkan penguasaan ketangkasan kelas dunia. Para pemimpin ini menunjukkan kepercayaan diri yang mantap untuk menangani segala situasi ketidakpastian, kompleksitas, dan ambiguitas.
- 4% menunjukkan penguasaan ketangkasan yang luar biasa. Para pemimpin ini melayani orang lain dengan mengembangkan konsensus dan tindakan di tengah ketidakpastian.
- 5% menunjukkan penguasaan ketangkasan yang unggul. Para pemimpin ini menginspirasi orang lain melalui visi dan kemauan mereka untuk melibatkan dan memberdayakan orang lain.
- 35% menunjukkan kemampuan rata-rata dalam hal ketangkasan kepemimpinan. Para pemimpin ini bergantung pada upaya mengajak orang lain untuk menyelaraskan diri dengan orientasi strategis mereka.
- 45% menunjukkan tingkat kelincahan yang memadai untuk meraih perubahan bertahap.
- 10% tidak melihat perlunya ketangkasan dalam kepemimpinan.
Dari data di atas berarti hanya 10%Â yang memiliki kemampuan menjadi pemimpin yang tangkas atau cekatan yang mencapai tingkat unggul sampai kelas dunia. Sisanya berada pada tingkat rata-rata sampai cukup saja.