Selanjutnya  Donald W. MacKinnon menjelaskan apa yang membuat orang menjadi kreatif. Hasil studinya menunjukkan bahwa penilaian dari para profesional tentang orang yang paling kreatif adalah yang memiliki dua ciri yaitu:
Pertama, mereka memiliki kesempatan yang lebih besar untuk bermain, yang berarti mereka akan merenungkan dan bersikap santai dengan suatu masalah karena rasa ingin tahu yang besar. Â Mereka siap untuk merenungkan masalahnya untuk waktu yang lama sebelum menyelesaikannya.
Kedua, mereka memiliki sifat kekanak-kanakan. Mereka seperti anak-anak yang menyerap secara total apa yang dihadapi.
Cerita dan penjelasan paragraf di atas menarik dan berlawanan dengan budaya kerja saat ini. Etos kerja kita saat ini menyatakan bahwa satu-satunya cara berpikir yang keren adalah cepat, logis, dan terarah. Jenis lainnya cenderung dipandang sebagai membuang-buang waktu dan amatiran.
Mengapa Otak Kura-Kura Terabaikan?
Tentu saja ada saatnya dan ada gunanya melakukan aktivitas dengan cepat, meskipun terburu-buru bisa menjadi suatu pola pikir tetap. Asumsinya adalah bahwa cara berpikir yang harus kita gunakan sepanjang waktu adalah cara berpikir yang cepat, mempunyai tujuan, logis, dan menyerupai komputer.
Ternyata kita sering tidak tahu dari mana kita mendapatkan suatu ide; tapi yang pasti, bukan dari laptop kita. Ide muncul begitu saja di kepala kita, tiba-tiba dan itu tidak terkait dengan  pemikiran yang cepat, terarah, dan logis. Cara berpikir yang lebih lambat sering kali berhasil, namun, karena alasan tertentu, kita kurang mempercayainya.
Lalu, mengapa Otak Kura-Kura yang memicu kreativitas terabaikan?
Salah satu alasannya adalah otak kelinci bersifat artikulatif. Ia dapat menjelaskan pemikiran dan solusinya karena ia sadar akan aktivitasnya sendiri. Seperti yang dikatakan guru matematika, Anda dapat menunjukkan perhitungan Anda seiring berjalannya waktu. Otak kelinci selalu bisa membenarkan dirinya sendiri.
Tapi kita tidak boleh meremehkan pikiran kura-kura hanya karena ia tidak pandai bicara. Kita harus bersedia memberinya waktu untuk menemukan cara mengekspresikan dirinya, sebelum kita membiarkan otak kita yang pandai mengartikulasikan menganalisis dan mengkritik ide-idenya.
Kapan Kita Menggunakan Otak Kura-Kura?
Pada saat kita terjebak, ketika kita melihat kita sedang menggali lubang yang sama lebih dalam atau ketika kita mengulangi langkah yang sama dan terus menerus gagal, saat itulah kita perlu menggunakan Otak Kura-Kura kita.
Pada saat kita berhadapan dengan persoalan yang rumit dan banyak pertimbangan, berhentilah membuat solusi yang cepat dan logis, mulailah diam sambil menerawang, jangan melakukan apa-apa; namun kita merasakan ada sesuatu yang bekerja di dalam kepala kita; lihatlah ke luar ke rangkaian pemandangan yang menenangkan, merenunglah