5. Mulailah untuk memahami, baru kemudian dipahami
Habit nomor 5 ini adalah tentang kualitas dari proses komunikasi di antara para pihak. Kecakapan mendengar aktif (active listening) dipergunakan untuk mendapatkan makna, mengumpulkan dan mengklarifikasi informasi untuk mengembangkan pemahaman dari sudut pandang orang lain. Dengan demikian, maka kita bisa berkomunikasi dengan bahasa yang sama.
Sama halnya seperti seorang dokter yang mendiagnosa dengan mendengarkan apa yang dikeluhkan dan lalu memberikan resep obat karena memahami kebutuhan pasiennya. Sama halnya dengan seni menjual yang berhasil karena kita bisa memahami kebutuhan klien dan menawarkan solusi atas kebutuhannya tersebut.
Jadi ini adalah seni mendengar dan memberikan jawaban setelah memahami benar apa yang kita dengar. Mendengar aktif dapat dilatih dengan teknik yang tepat. Tanpa keckapan mendengar aktif, kita cenderung tidak bisa mendengarkan dan lebih suka berbicara. Dan pada akhirnya yang akan bermain adalah asumsi yang biasanya tidak benar. Hal lain yang juga membahayakan komunikasi adalah memberikan penilaian yang sering tidak atau kurang berdasar (judgmental).
6. Sinergi
Untuk kebiasaan yang nomor 6 ini, kita diminta untuk memberi nilai tinggi dan menjadikan perbedaan untuk manfaat yang besar bagi semua pihak. Sinergi bermakna bahwa keseluruhan lebih besar dari pada bagian-bagian disatukan.
Ketika kita makan, kita tidak menikmati makanan satu per satu, namun kita memadukan makanan untuk menciptakan rasa yang baru. Suatu tim sepakbola tidak terdiri dari pemain dengan skill yang sama atau tinggi badan yang sama tinggi, tapi adalah satu tim dengan kemampuan, skill dan aspek lainnya yang bervariasi dan saling mendukung.
Dari dua contoh di atas dapat disimpulkan bahwa satu kesatuan bersama lebih berpengaruh ketimbang jumlah dari begitu banyak bagian. Sesuatu yang baru dan unik biasanya tercipta dari interaksi dari komponen-komponen yang ada. Untuk mencapai hasil akhir yang hebat, maka diperlukan keterbukaan terhadap sesuatu yang baru dan kontribusi yang muncul dari ide-ide baru ysng datang dari beragam sumber.
7. Tajamkan gergaji Anda
Kebiasaan terakhir ini adalah tentang memusatkan perhatian dan waktu kita kepada diri kita sendiri. Kebiasaan ini mengalihkan perhatian kita dari kegiatan harian yang menyibukkan dan kadang membuat kita melupakan kebutuhan untuk memoles diri kita sendiri. Bukan tentang diri sendiri secara fisik, namun keseluruhan diri kita fisik dan psikis. Ini bukan bekerja lebih keras, tapi bekerja lebih cerdas. Dalam bahasa Stephen Covey adalah bagaimana membuat segala sesuatu menjadi mungkin untuk bisa dicapai.
Bagaimana Mengembangkan 7 Kebiasaan Terbaik?
Ketujuh kebiasaan terbaik ini perlu kita terapkan agar menjadi bagian dari nilai-nilai yang kita pegang. Dengan menjadikannya sebagai kebiasaan terbaik, maka konseksuensi logisnya akan mengikuti dengan menjadi orang yang lebih baik.
Karena 7 kebiasaan ini dirumuskan dari nilai-nilai luhur kita dalam kehidupan, maka akan menjadi lebih mudah untuk dikelola dan diterapkan dalam diri kita. Artinya nilai kehidupan yang kita yakini dan kita pegang sesungguhnya adalah dasar dari 7 kebiasaan ini. Kuncinya adalah keinginan kuat kita untuk mengaplikasikan prinsip hidup yang baik secara konsisten. Selamat mengarungi kehidupan dengan nilai-nilai luhur yang kita yakini dengan baik dan kuat.
Reference
Covey, S.R. (1989) “The Seven Habits of Highly Effective People”, Simon & Schuster, London.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H