Mohon tunggu...
Dicky Bachtiar Riadi
Dicky Bachtiar Riadi Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - IAI TAZKIA

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Penyiaran Islam

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pancasila Ke-2: Hegemoni dan Harmoni Kemanusiaan yang Adil dan Beradab Membawa Kedamaian Abadi

24 April 2024   23:04 Diperbarui: 24 April 2024   23:10 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pancasila adalah falsafah yang bermakna

Penanaman Pancasila sudah diinisiasi sejak lama, melalui pendidikan di sekolah, sosialisasi hingga lirik lagu nasional. Sehubungan dengan ini, pembahasan Pancasila perlu dilakukan secara menyeluruh. Pasalnya, makna Pancasila sebagai dasar negara tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 dan lebih dari sekadar fondasi semata. Sebaliknya, Pancasila merupakan identitas perilaku yang sepenuhnya diilhami dan diterapkan dalam setiap pikiran, perkataan, dan tindakan.

KBBI mendefinisikan Pancasila sebagai dasar negara serta falsafah bangsa dan negara Republik Indonesia. Secara historis, Pancasila dirumuskan dengan tujuan untuk dipakai sebagai dasar negara Indonesia merdeka. Dalam prosesnya, segala perumusan Pancasila sebagai dasar negara ini digali dan didasarkan dari nilai-nilai pandangan hidup masyarakat Indonesia dan dituangkan menjadi kesatuan sebagai pandangan hidup bangsa.

Banyak nilai-nilai yang bermakna sangat dalam dan luas didalam tiap alinea pancasila terutama nilai-nilai keberagaman dan persatuan antar umat dan bangsa. Namun jika dipahami nilai-nilai yang tertuliskan bukan hanya berlaku untuk negara atau bangsa ini sendiri tapi nilai tersebut bersifat universal yang menciptakan suatu lingkungan kebaikan dimanapun dan untuk siapapun seperti kemanusiaan, keadilan, kesopanan, dan budi pekerti.

Kemanusiaan didalam sila ke-2.

Nilai yang paling mendasar dan universal adalah alinea ke-2 Pancasila yang berbunyi: “Kemanusiaan yang adil dan beradab”. Manusia adalah makhluk yang mempunyai kemampuan berbicara, mengendalikan makhluk lain dan berada antara jasmani dan rohani. Manusia didefinisikan sebagai makhluk yang cerdas, berbudi luhur yang mempunyai kapasitas untuk hidup dan berubah dalam situasi konkrit. Manusia juga diklasifikasikan sebagai Homo sapiens, yang berarti “manusia yang berpengetahuan”.

Dari keterangan di atas terlihat jelas bahwa manusia merupakan makhluk yang hegemoninya dominan di bumi bahkan di tata surya ini. Hal lainnya adalah manusia selalu hidup berdampingan secara harmonis dan memiliki potensi untuk berkembang biak dan bertahan hidup sebagai spesies yang berupaya memperkuat bumi sebagai sumber penyangga generasi. Hal ini menunjukkan bahwa nilai pancasila sila ke-2 abadi dijunjung tinggi lintas generasi.

Namun kenyataannya, manusia tidak selalu mampu membawa kebaikan dan kesejahteraan bagi kehidupan di muka bumi ini, apalagi selalu memberi manfaat bagi sesama dan semua orang. Pasalnya, seperti yang saya sebutkan sebelumnya, manusia memiliki naluri bertahan hidup ketika mereka merasa diganggu oleh orang lain, mereka secara naluriah menjauh dan bahkan mungkin menghancurkan rintangan di depannya dengan cara tertentu. Dan ini merupakan bukti nyata kebenaran yang sering kita lihat berupa berita kriminalitas dan bencana yang membawa kehancuran bagi dunia ini.

Ketika kita memahami bahwa manusia sebenarnya adalah sumber kebaikan dan kejahatan bagi kehidupan makhluk di sekitar kita. Maka muncul pertanyaan apa yang menyebabkan kejahatan itu ada dan menjadi kebalikan dari kebaikan? Ternyata jawabannya adalah memang begitu seharusnya dan kejahatan menjadi bahan bakar dari kebaikan itu sendiri. Dan setiap ada kejahatan atau masalah yang harus dihadapi, maka pasti ada usaha untuk memperbaiki dan menjadi lebih baik, dan melalui itu semakin banyak hal baik yang akan muncul ke permukaan, itulah proses dan makna perjalanan hidup.

Oleh karena itu, masyarakat memerlukan aturan-aturan yang didasarkan pada sifat kebaikannya, sepanjang mereka mengetahui dan mempertimbangkan akibat akhir dari segala kebutuhannya. Aturan-aturan tersebut sebenarnya sudah ada di dalam masyarakat itu sendiri, Dengan kata lain, manusia pasti mempunyai sifat universal yang memungkinkannya melindungi dan memperlakukan dirinya sesuai dengan kodrat kemanusiaannya, yaitu kemanusiaan.

Destinasi kemanusiaan yang adil dan beradab.

Kini banyak manusia yang salah mengartikan bahwasanya kemanusiaan adalah bagaimana mencintai dirinya sendiri dan mengerjakan perbuatan apa yang menurutnya benar. Tapi mari kita berpikir lebih hati-hati Ketika kebutuhan seseorang terpenuhi, mereka dapat yakin bahwa kebutuhan tersebut akan mempunyai tujuan yang baik dan berguna bagi mereka dalam jangka panjang. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada manusia yang memiliki kebutuhan yang buruk untuk hidup sendiri, untuk dihindari, untuk dikucilkan hingga punah. Dan pada hakikatnya yang dibutuhkan manusia hanyalah keadilan, yang ditentukan oleh nilai-nilai peradilan dan selalu diawasi oleh keadilan, sehingga setiap keinginannya selalu berada dalam kisaran kesesuaian, dan seberapa cukup siapnya manusia untuk mencapai kebahagiaan itu.

Didalam pandangan islam sendiri setiap manusia harus punya standar aturan untuk bisa mengimbangi kehidupan di dunia didalam surat An-Nisa 135

۞ يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُونُوا۟ قَوَّٰمِينَ بِٱلْقِسْطِ شُهَدَآءَ لِلَّهِ وَلَوْ عَلَىٰٓ أَنفُسِكُمْ أَوِ ٱلْوَٰلِدَيْنِ وَٱلْأَقْرَبِينَ ۚ إِن يَكُنْ غَنِيًّا أَوْ فَقِيرًا فَٱللَّهُ أَوْلَىٰ بِهِمَا ۖ فَلَا تَتَّبِعُوا۟ ٱلْهَوَىٰٓ أَن تَعْدِلُوا۟ ۚ وَإِن تَلْوُۥٓا۟ أَوْ تُعْرِضُوا۟ فَإِنَّ ٱللَّهَ كَانَ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرًا

Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah, walaupun terhadap dirimu sendiri atau terhadap ibu bapak dan kaum kerabatmu. Jika dia (yang terdakwa) kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatan (kebaikannya). Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutarbalikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka ketahuilah Allah Mahateliti terhadap segala apa yang kamu kerjakan.

Allah memerintahkan orang-orang yang beriman untuk memberikan keadilan kepada sesamanya, dan ketika mereka menemukan kebatilan atau keburukan, maka kita sebagai hamba menyikapinya dengan kebaikan tidak memanfaatkan hawa nafsu dan keinginan yang salah, jangan sampai malah beralih pada amarah. Dan yang terpenting, Allah SWT mengetahui setiap detail gerak hamba-Nya, bahkan niat dalam hatinya.

Dapat kita simpulkan bahwa seluruh fitrah manusia itu baik, tenteram dan berkelimpahan. Kejahatan dan keburukan datang dari luar manusia, dari ketidakkekalan materi, kekuasaan, dan kesenangan yang fana, sehingga membuat manusia tidak mampu menentukan arah dan tujuan yang seharusnya baik bagi dirinya. Bahkan dalam Islam keburukan hanyalah katalisator yang menjadikan kebaikan semakin nyata dan jelas. Dengan analogi, kebaikan tidak akan pernah ada tanpa kita mempelajari dan memahami apa itu kejahatan.

Yang dimaksud dengan kemanusiaan yang adil dan beradab di dalam pancasila sila ke-2 adalah mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Dan butir-butir nilai didalamnya adalah bagaimana mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.

Dan jika kita perjelas, kata adil dan beradab adalah kata-kata yang menumbuhkan rasa mencintai saling tenggang rasa tanpa selira. Hal ini berbanding lurus dengan fitrah kemanusiaan, manusia merupakan makhluk yang selalu membutuhkan komunitas untuk memenuhi kebutuhannya dan membangun peradaban. Tidak dapat disangkal bahwa ini adalah kalimat yang tepat secara tata bahasa dan harmonis. Di setiap generasinya manusia selalu bersatu sebagai komunal yang pastinya menciptakan keadilan dan adab dalam membangun peradaban.

Kemanusiaan yang adil dan beradab melahirkan kedamaian dan keharmonisan.

Didalam butir-butir nilai pancasila sila ke-2 juga dijelaskan bahwasanya Indonesia merasa dirinya adalah sebagian dari seluruh umat manusia. ini menunjukkan bahwasanya misi yang dibawa negara adalah keadilan dan peradaban bagi seluruh umat manusia dengan menghapus nilai penjajahan yang sesuai dengan kalimat pembuka UUD 1945. Yang berbunyi “bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa, dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan”.

Kesimpulan ini membuktikan bahwa nilai sila ke-2 adalah menegakkan keadilan bagi seluruh umat manusia dan bangsa di muka bumi demi kepentingan peradaban yang damai secara global. Kita juga bisa memadukan nilai-nilai kemanusiaan dengan semangat kebersamaan dan komunitas untuk bersama-sama membangun hegemoni peradaban manusia yang adil dan beradab. Lantas, apakah visi dan misi tersebut pasti akan membawa perdamaian dunia?

Kemanusiaan yang adil dan beradab merupakan sebuah konsep yang menekankan pentingnya secara bijaksana mengupayakan, melestarikan, dan menegakkan keadilan guna mencapai perdamaian abadi. Keadilan yang beradab memungkinkan semua individu dan kelompok merasa diperlakukan secara adil dan setara di masyarakat, sehingga meminimalkan ketegangan dan konflik antar individu dan kelompok. Oleh karena itu, terciptanya perdamaian abadi dapat dicapai melalui sistem peradilan yang diselenggarakan secara bijaksana dan adil bagi semua pihak.

Keadilan sipil juga memungkinkan masyarakat menumbuhkan rasa saling percaya antar individu atau kelompok karena setiap orang merasa haknya dihormati dan dilindungi. Hal ini menciptakan lingkungan sosial yang aman, damai, dan stabil sehingga seluruh anggota masyarakat dapat berkembang secara optimal tanpa rasa takut akan ketidakadilan atau kekerasan. Oleh karena itu, nilai-nilai keadilan yang beradab memegang peranan yang sangat penting dalam menciptakan perdamaian abadi dalam masyarakat.

Nilai-nilai adil dan beradab tidak hanya sekedar nilai kesetaraan dan keseimbangan, kata adab juga mempunyai nilai tambah yaitu  santun, dan disiplin. Artinya, jika keadilan suatu peradaban atau negara ingin tetap berfungsi dan terpelihara sepanjang waktu, maka harus ada pengendalian dan pengawasan untuk menjamin nilai-nilai lembaga peradilan aman dan berfungsi dengan baik.

Adab membantu memastikan bahwa proses hukum dilaksanakan dengan baik, hak-hak individu dihormati, dan setiap orang diperlakukan secara adil dan setara. Kehadiran adab memungkinkan keadilan dapat ditegakkan melalui perlakuan yang manusiawi dan bijaksana dengan menjaga keseimbangan dan keadilan dalam sistem hukum dan penegakan aturan. Selain itu, adab berkontribusi dalam menciptakan lingkungan yang harmonis dan saling menghormati antar manusia dalam masyarakat. Hanya melalui prinsip-prinsip kemanusiaan yang adil dan beradab masyarakat dapat hidup dalam kerukunan, persaudaraan, dan ketentraman sejati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun