Kini banyak manusia yang salah mengartikan bahwasanya kemanusiaan adalah bagaimana mencintai dirinya sendiri dan mengerjakan perbuatan apa yang menurutnya benar. Tapi mari kita berpikir lebih hati-hati Ketika kebutuhan seseorang terpenuhi, mereka dapat yakin bahwa kebutuhan tersebut akan mempunyai tujuan yang baik dan berguna bagi mereka dalam jangka panjang. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada manusia yang memiliki kebutuhan yang buruk untuk hidup sendiri, untuk dihindari, untuk dikucilkan hingga punah. Dan pada hakikatnya yang dibutuhkan manusia hanyalah keadilan, yang ditentukan oleh nilai-nilai peradilan dan selalu diawasi oleh keadilan, sehingga setiap keinginannya selalu berada dalam kisaran kesesuaian, dan seberapa cukup siapnya manusia untuk mencapai kebahagiaan itu.
Didalam pandangan islam sendiri setiap manusia harus punya standar aturan untuk bisa mengimbangi kehidupan di dunia didalam surat An-Nisa 135
۞ يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُونُوا۟ قَوَّٰمِينَ بِٱلْقِسْطِ شُهَدَآءَ لِلَّهِ وَلَوْ عَلَىٰٓ أَنفُسِكُمْ أَوِ ٱلْوَٰلِدَيْنِ وَٱلْأَقْرَبِينَ ۚ إِن يَكُنْ غَنِيًّا أَوْ فَقِيرًا فَٱللَّهُ أَوْلَىٰ بِهِمَا ۖ فَلَا تَتَّبِعُوا۟ ٱلْهَوَىٰٓ أَن تَعْدِلُوا۟ ۚ وَإِن تَلْوُۥٓا۟ أَوْ تُعْرِضُوا۟ فَإِنَّ ٱللَّهَ كَانَ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرًا
Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah, walaupun terhadap dirimu sendiri atau terhadap ibu bapak dan kaum kerabatmu. Jika dia (yang terdakwa) kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatan (kebaikannya). Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutarbalikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka ketahuilah Allah Mahateliti terhadap segala apa yang kamu kerjakan.
Allah memerintahkan orang-orang yang beriman untuk memberikan keadilan kepada sesamanya, dan ketika mereka menemukan kebatilan atau keburukan, maka kita sebagai hamba menyikapinya dengan kebaikan tidak memanfaatkan hawa nafsu dan keinginan yang salah, jangan sampai malah beralih pada amarah. Dan yang terpenting, Allah SWT mengetahui setiap detail gerak hamba-Nya, bahkan niat dalam hatinya.
Dapat kita simpulkan bahwa seluruh fitrah manusia itu baik, tenteram dan berkelimpahan. Kejahatan dan keburukan datang dari luar manusia, dari ketidakkekalan materi, kekuasaan, dan kesenangan yang fana, sehingga membuat manusia tidak mampu menentukan arah dan tujuan yang seharusnya baik bagi dirinya. Bahkan dalam Islam keburukan hanyalah katalisator yang menjadikan kebaikan semakin nyata dan jelas. Dengan analogi, kebaikan tidak akan pernah ada tanpa kita mempelajari dan memahami apa itu kejahatan.
Yang dimaksud dengan kemanusiaan yang adil dan beradab di dalam pancasila sila ke-2 adalah mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Dan butir-butir nilai didalamnya adalah bagaimana mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
Dan jika kita perjelas, kata adil dan beradab adalah kata-kata yang menumbuhkan rasa mencintai saling tenggang rasa tanpa selira. Hal ini berbanding lurus dengan fitrah kemanusiaan, manusia merupakan makhluk yang selalu membutuhkan komunitas untuk memenuhi kebutuhannya dan membangun peradaban. Tidak dapat disangkal bahwa ini adalah kalimat yang tepat secara tata bahasa dan harmonis. Di setiap generasinya manusia selalu bersatu sebagai komunal yang pastinya menciptakan keadilan dan adab dalam membangun peradaban.
Kemanusiaan yang adil dan beradab melahirkan kedamaian dan keharmonisan.
Didalam butir-butir nilai pancasila sila ke-2 juga dijelaskan bahwasanya Indonesia merasa dirinya adalah sebagian dari seluruh umat manusia. ini menunjukkan bahwasanya misi yang dibawa negara adalah keadilan dan peradaban bagi seluruh umat manusia dengan menghapus nilai penjajahan yang sesuai dengan kalimat pembuka UUD 1945. Yang berbunyi “bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa, dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan”.
Kesimpulan ini membuktikan bahwa nilai sila ke-2 adalah menegakkan keadilan bagi seluruh umat manusia dan bangsa di muka bumi demi kepentingan peradaban yang damai secara global. Kita juga bisa memadukan nilai-nilai kemanusiaan dengan semangat kebersamaan dan komunitas untuk bersama-sama membangun hegemoni peradaban manusia yang adil dan beradab. Lantas, apakah visi dan misi tersebut pasti akan membawa perdamaian dunia?
Kemanusiaan yang adil dan beradab merupakan sebuah konsep yang menekankan pentingnya secara bijaksana mengupayakan, melestarikan, dan menegakkan keadilan guna mencapai perdamaian abadi. Keadilan yang beradab memungkinkan semua individu dan kelompok merasa diperlakukan secara adil dan setara di masyarakat, sehingga meminimalkan ketegangan dan konflik antar individu dan kelompok. Oleh karena itu, terciptanya perdamaian abadi dapat dicapai melalui sistem peradilan yang diselenggarakan secara bijaksana dan adil bagi semua pihak.