Apabila anda pernah terjebak melakukan sesuatu yang tidak anda sukai, tapi perasaan anda mengatakan harus terus dilakukan atau dijalankan karena sudah berkorban terlalu banyak? Atau anda membeli tiket konser yang ditunggu - tunggu tetapi pada hari H nya anda terlalu sakit namun memaksakan diri untuk tetap berangkat, dan pada akhirnya anda lebih sakit dari pada sebelumnya ? Atau anda mengeluarkan uang terus menerus karena nilai sentimentil dari mobil yang menemani sejak anda mulai bekerja? Itu adalah beberapa contoh Sunk Cost FallacyÂ
Sunk Cost Fallacy adalah Bias Pengambilan Keputusan Untuk Melanjutkan SesuatuÂ
Sunk Cost Fallacy adalah suatu bias yang dapat menganggu pengambilan keputusan untuk menilai suatu tindakan itu bernilai untuk dilanjutkan atau tidak. Contoh lain adalah anda ke restoran memesan suatu menu yang mahal, namun rasanya tidak  enak dan tetap melanjutkan untuk menyelesaikan makanan tersebut karena memikirkan uang yang telah dikeluarkanÂ
Sunk Cost Fallacy dapat terjadi di semua aspek kehidupan mulai dari bisnis hingga kejadian sehari - hari, Saat anda terjebak oleh toxic relationship, kegiatan rutin yang menghabiskan waktu dan tenaga itu adalah bentuk - bentuk dari Sunk Cost Fallacy.Â
Mengapa Sunk Cost Fallacy TerjadiÂ
Pengeluaran ku sudah terlalu banyak, sebaiknya kita jangan menyerah hingga disiniÂ
Kondisi seperti ini yang disebut "Irrational Escalation of Commitment" yaitu pembenaran suatu tindakan karena tidak mau menerima kenyataan bahwa yang dikerjakan nya sia - sia atau sampah. Respon yang  dilakukan adalah mencoba untuk memperbaiki dengan menambah investasi kedalam proyek atau strategi tersebut dan dapat berakhir kerugian yang berlipat apabila diteruskanÂ
Saya coba sekali lagi mungkin saya akan berhasilÂ
Orang cenderung bertaruh untuk melakukan sesuatu meskipun kemungkinan sukses lebih kecil dibandingkan keuntungan yang didapatkan. Â Misal pada toxic relationship, mungkin anda akan berusaha mati - matian untuk memperbaiki hubungan dibandingkan untuk berpisah.Â
Pembenaran untuk suatu perilaku - kepada diri sendiri atau orang lainÂ
Tidak ada orang yang mau dianggap salah atau tindakan kita dianggap bodoh. Apabila kita mengambil keputusan untuk melakukan sesuatu, itu dikarenakan karena kita merasa itu adalah hal yang paling benar untuk dilakukan. Pada saat diri kita menolak bahwa diri kita melakukan tindakan yang salah, namun sebenarnya kita sendiri merasakan hal tersebut tidak benar maka hal tersebut dapat masuk dalam Sunk Cost Fallacy. Misal pada saat anda mengemukakan pendapat, dan anda sadar apabila pendapat anda salah, tapi tidak mau mengakui bahwa pendapat itu salah, dan anda masih beragumen bahwa pendapat itu benar agar dapat diakui oleh orang lain
Mari Kita IdentifikasiÂ
Ada tiga indikator yang dapat kita gunakan untuk mengidentifikasi Sunk Cost FallacyÂ
1. Ada perasaan berat untuk mengambil keputusanÂ
Pada saat anda merasakan sulit mengambil keputusan untuk berhenti karena anda sudah menempuh perjalanan atau waktu selama ini, meskipun anda sudah tidak tertarik untuk meneruskannya maka anda terjebak pada Sunk Cost Fallacy .
2. Hasil yang didapat tidak sesuai dengan yang diinginkanÂ
Apabila proyek atau sesuatu yang anda lakukan mengarah pada hasil yang tidak anda inginkan sudah saat nya anda mengubahnya atau meninggalkannya. Pada akhirnya anda akan menemukan pilihan yang lebih baikÂ
3. Membayar sesuatu yang tidak anda butuhkanÂ
Semisal anda sudah membayar makanan yang tidak enak dan merasa harus menghabiskannya karena sudah terbeli, atau anda mengikuti suatu kursus yang sudah anda ikuti tapi sudah tidak menarik lagi untuk diikuti. Bukan berarti apabila anda sudah membayar maka harus mengikuti nya hingga selesai apabila anda sudah tidak tertarik lagiÂ
Setelah kita berhasil mengidentifikasi Sunk Cost Fallacy kemudian apa yang harus dilakukan setelah ituÂ
Pertimbangkan Pilihan Anda
Buat daftar pilihan masuk akal  apa saja yang dapat anda kerjakan. Pilih lah sesuatu  yang dapat memperbaiki keadaan dan terus maju.
Fokus Pada Masa DepanÂ
Apabila daftar pilihan sudah dibuat pertimbangkan beban  yang harus ditanggung dan ke depan apa yang dapat anda raih. beban tidak selalu berupa financial. Dapat juga berupa tenaga, waktu, kredibilitas, kestabilan emosi, kepuasaan terhadap pekerjaan. Terkadang sesuatu yang bersifat non-material dapat berpengaruh lebih besar dari yang material .Â
Periksa kembali pilihan anda, apakah dapat terjebak kembali ke Sunk Cost kembaliÂ
Sampah tetap lah sampahÂ
Sering kali kita merasa sayang untuk meninggalkan sesuatu yang sudah kita kerjakan karena telah mengorbankan waktu, tenaga, biaya dan emosi yang tidak terbayar. Namun sampah tetap lah sampah. Sampah yang sesungguh nya adalah anda masih terus mencurahkan segalanya terhadap sesuatu yang tidak dapat anda raih.Â
Apabila yakin tidak berhasil lebih baik berhenti
Semisal anda mengambil seratus kupon undian dan ternyata anda tidak mendapatkan apa - apa, dan anda berharap untuk membeli satu kupon lagi untuk membuktikan bahwa anda bisa mendapatkannya. Maka lebih baik anda berhenti, karena otak anda akan menemukan alasan rasionalisasi yang asuk akal untuk tetap melanjutkannyaÂ
Justifikasi Justifikasi JustifikasiÂ
Anda tidak mau berhenti karena anda khawatir apabila anda berhenti maka anda terlihat salah. Misal apabila anda mengambil jalan yang salah namun tetap terus ke depan karena malu. Â Yang paling sulit adalah mengakui bahwa anda salah, hal ini membutuhkan disiplin mental, hilangkan emosi negatif dan fokus untuk memperbaiki kesalahannyaÂ
Di adaptasi dari Program Sunk Cost Fallacy
Tulisan ini adalah part 2 dari Tantangan 40 hari menulis tanpa henti (Menantang Diri Sendiri)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H