Tuhan
kapankah akuÂ
Kau menangkan?
Setelah tahun-tahun perjalanan di atas dataran duri
Setelah melayari lautan tak bertepi di atas naungan mentari cambuk cemeti
Kau karamkan aku di pulau asing penuh gerigi
Doa
lantunan
doa
berderet
berbaris
permohonan menjalin tangga menuju langit
tapi selalu Kau putuskan sebelum tujuan
Tuhan
kapankah akuÂ
Kau menangkan?
aku lelah Kau buat berdiri hanya untuk Kau jatuhkan
aku kehilangan kata-kataku untuk maju ke depan
Tuhan
kapankah aku
Kau menangkan?
Sementara angkara murka mengenakan piala menutupi kepala
hanya kepala yang berisi air
dan berjalan-jalan setiap pagi sambil mencemooh seakan dunia telah mereka genggam
Dan kebenaran selalu terbungkam
dan di bungkam
bahkan
aku
kehilangan suara hatiku sendiri
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H