Mohon tunggu...
Serigalapemalas
Serigalapemalas Mohon Tunggu... Wiraswasta - Nihilistik

Penulis pemalas yang nggak suka-suka amat menulis

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kritik Pemerintah Sama dengan Kebencian?

23 Agustus 2019   08:13 Diperbarui: 23 Agustus 2019   08:16 424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karena seperti kata Wiji Thukul, Apabila usul ditolak tanpa ditimbang, suara dibungkam, kritik dilarang tanpa alasan, dituduh subversif dan mengganggu keamanan, maka ada satu kata: lawan!

Kritik adalah hak rakyat

Perlu kita luruskan, kritik berbeda jauh dengan kebencian. Kritik adalah hak warga negara untuk menyatakan pendapat maupun usul pada penguasa. Hal ini dilakukan demi kepentingan bersama atas asas kemanusiaan dan kesejahteraan umum. 

Jika, kritik saja dilarang dalam segala bentuk media, maka tak salah jika sebagian orang merasa penguasa sekarang otoriter dan mirip orde baru yang hanya berganti baju.

Dan Selama kritik itu tak mengambil bentuk fisik, dan murni melihat sisi kebijakan bukan atas dendam pribadi, maka tak ada yang salah dengan itu. Maka dari itu, mari kita membiasakan menerima saran dan jangan sakit hati dengan mengungkit kembali kenangan pahit tiga tahun ini yang memecah bangsa menjadi beberapa blok kelompok.

Jangan malah, kita semakin terlarut dengan zonasi kampret dan cebong seperti yang lalu. Mari kita melangkah kedepan demi membangun bangsa. Jika SBY saja kuat dan ikhlas dengan segala bentuk cacian di masa kepemimpinannya, maka Pak Jokowi dan pendukungnya juga harus ikhlas dengan segala bentuk kritik membangun yang dilontarkan rakyat. Karena, bukankah Jokowi itu dilabeli orang baik dan mulai menjadi presiden pilihan rakyat yang terbaik?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun