Mohon tunggu...
Dicky Saputra
Dicky Saputra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Talks about worklife and business. Visit my other blog: scmguide.com

-

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Bagaimana Memulihkan Reputasi dan Mendapatkan Kembali Pelanggan Sesudah Bisnis Diboikot

22 November 2024   08:24 Diperbarui: 22 November 2024   08:24 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan mengambil tindakan tegas, perusahaan bisa menunjukkan komitmen mereka untuk memperbaiki keadaan.

Mengkomunikasikan Kemajuan Secara Transparan kepada Publik

Sesudah perubahan diterapkan, penting untuk mengkomunikasikan upaya tersebut secara transparan.

Pembaruan reguler melalui buletin, posting media sosial, atau siaran pers bisa menjaga pelanggan terinformasi tentang langkah-langkah yang diambil.

Transparansi membangun kepercayaan dan menunjukkan kepada pelanggan kalau bisnis serius dalam meningkatkan diri.

Fokus pada Membangun Kembali Kepercayaan dan Reputasi Merek

Membangun kembali kepercayaan adalah proses bertahap yang memerlukan upaya yang konsisten. Perusahaan harus fokus pada nilai-nilai inti dan misi mereka, memastikan kalau keduanya selaras dengan harapan pelanggan. Ini mungkin melibatkan upaya rebranding, menekankan praktik etis, keberlanjutan, atau keterlibatan komunitas. Dengan secara konsisten memenuhi nilai-nilai ini, bisnis bisa memulihkan reputasi mereka seiring berjalannya waktu.

Memanfaatkan Dukungan Influencer untuk Kredibilitas

Di era media sosial, influencer bisa memainkan peran signifikan dalam membentuk persepsi publik. Bekerjasama dengan influencer yang punya nilai yang sama dengan perusahaan bisa membantu memperkuat pesan positif dan membangun kembali kredibilitas. Dukungan mereka bisa memberikan bobot pada perubahan yang dilakukan dan membantu menjangkau audiens yang lebih luas.

Menawarkan Insentif untuk Menarik Kembali Pelanggan yang Hilang

Untuk mendorong pelanggan yang hilang kembali, pertimbangkan untuk menawarkan promosi khusus, diskon, atau program loyalitas. Insentif ini tidak cuma menunjukkan apresiasi atas kembalinya mereka tapi juga mendorong mereka untuk memberi merek sekali lagi kesempatan. Strategi ini bisa membantu membangun kembali hubungan dan mendorong loyalitas.

Terlibat dalam Keterlibatan Komunitas untuk Membangun Kebaikan

Keterlibatan komunitas adalah cara yang efektif untuk membangun kembali citra merek. Bisnis bisa berpartisipasi dalam inisiatif amal, mensponsori acara lokal, atau mendukung isu sosial. Keterlibatan ini tidak cuma menunjukkan komitmen terhadap komunitas tapi juga membantu menciptakan asosiasi positif dengan merek.

Melatih Staf untuk Memberikan Pelayanan Pelanggan yang Baik

Pengalaman pelanggan yang positif bisa membuat perbedaan besar dalam memenangkan kembali pelanggan yang hilang. Menginvestasikan dalam pelatihan karyawan untuk meningkatkan keterampilan pelayanan pelanggan adalah penting. Staf yang terlatih dengan baik bisa mengubah pengalaman negatif menjadi positif, mendorong loyalitas dan kepuasan pelanggan.

Secara Terus-Menerus Memantau Kemajuan dan Menyesuaikan Strategi

Saat perubahan diterapkan, sangat penting untuk memantau kemajuan dan menyesuaikan strategi sesuai kebutuhan. Gunakan survei, alat pendengar media sosial, dan mekanisme umpan balik pelanggan untuk menilai sentimen. Data ini bisa memberi informasi untuk perbaikan yang berkelanjutan dan membantu memastikan bisnis tetap selaras dengan harapan pelanggan.

Ketika Boikot Menjadi Permanen

Sementara banyak bisnis bisa pulih dari boikot, beberapa mungkin menemukan diri mereka menghadapi kehilangan pelanggan yang permanen. Mengakui tanda-tanda boikot permanen adalah kunci untuk menentukan langkah selanjutnya. Berikut adalah beberapa indikator.

Menyadari Tanda-Tanda Boikot Permanen

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun