Mohon tunggu...
Dicky Saputra
Dicky Saputra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Talks about worklife and business. Visit my other blog: scmguide.com

-

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Mengapa Subyektifitas Seorang Leader Bisa Merusak Tim dan Bisnis?

4 Oktober 2024   09:44 Diperbarui: 4 Oktober 2024   10:14 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam dunia kerja, seorang leader punya peran yang sangat penting dalam membimbing tim menuju kesuksesan. Tapi, ada satu tantangan yang sering kali mengganggu dinamika tim: subyektivitas dalam penilaian seorang leader terhadap bawahannya.

Subyektivitas ini bisa muncul dalam berbagai bentuk, seperti menganakemaskan seseorang atau memberikan penilaian yang tidak adil berdasarkan faktor-faktor personal. Padahal, obyektivitas dalam kepemimpinan sangatlah penting.

Dalam artikel ini, kita akan membahas mengapa subyektivitas bisa merusak tim, apa penyebabnya, dan bagaimana cara menghindarinya.

Mengapa Penilaian Obyektif Penting dalam Kepemimpinan?

Seorang leader punya tanggung jawab untuk memberikan arah dan bimbingan kepada timnya. Salah satu aspek penting dari tugas tersebut adalah menilai kinerja masing-masing anggota tim secara obyektif. Penilaian obyektif berarti mengevaluasi setiap orang berdasarkan kriteria yang jelas, data yang konkret, dan hasil yang nyata, bukan berdasarkan perasaan pribadi, kedekatan, atau pengalaman masa lalu.

Mengapa ini penting? Karena tim yang dikelola secara obyektif akan merasa dihargai, mendapatkan kesempatan yang sama untuk berkembang, dan termotivasi untuk memberikan yang terbaik.

Ketika seorang leader mampu menilai dengan adil, tim akan merespon dengan kepercayaan dan loyalitas, serta bekerja dengan lebih efektif.

Sebaliknya, ketika seorang leader bersikap subyektif, hubungan dalam tim bisa menjadi kacau, yang pada akhirnya akan berdampak pada performa bisnis secara keseluruhan.

Dampak Subyektivitas: Menganakemaskan Bawahan dan Kekacauan di Tim

Ketika seorang leader bersikap subyektif, sering kali akan ada satu atau dua orang bawahan yang menjadi "anak emas." Mungkin saja ini terjadi karena leader tersebut merasa lebih nyaman atau punya hubungan personal yang lebih baik dengan mereka. Sayangnya, tindakan seperti ini bisa membawa dampak negatif yang besar.

Pertama, ketidakadilan ini akan dengan cepat terasa oleh anggota tim lain. Mereka akan merasa tidak dihargai dan diperlakukan dengan tidak adil. Hasilnya? Kecemburuan antar anggota tim akan muncul, yang mengarah pada hilangnya motivasi dan produktivitas. Bayangkan kalau Anda bekerja keras untuk memberikan yang terbaik, tapi tetap saja rekan kerja yang terus mendapatkan perhatian dan pujian---tanpa kontribusi yang sebanding. Ini bisa membuat frustrasi dan bahkan menyebabkan beberapa orang mencari peluang lain di luar tim, atau lebih buruk lagi, mereka memilih untuk berhenti memberikan usaha maksimal.

Selain itu, bawahan yang dianakemaskan justru sering kali akan menunjukkan performa yang menurun. Mereka mungkin merasa tidak perlu lagi berusaha keras karena merasa posisi mereka aman. Meski membuat kesalahan, mereka tetap dibela oleh leader. Akibatnya, ada penurunan dalam tanggung jawab dan semangat untuk berkembang. Dalam jangka panjang, bukan cuma tim yang dirugikan, tapi juga bisnis secara keseluruhan.

Mengapa Seorang Leader Bisa Bersikap Subyektif?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun