Mohon tunggu...
Dicky Saputra
Dicky Saputra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Talks about worklife and business. Visit my other blog: scmguide.com

-

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Perusahaan dengan Turnover Karyawan Tinggi, Apa yang Bisa Kita Pelajari?

18 Juli 2024   10:50 Diperbarui: 18 Juli 2024   10:56 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernahkah Anda bekerja di sebuah perusahaan di mana karyawan datang dan pergi seperti sekedar bertamu saja? Tingkat turnover karyawan yang tinggi bisa menjadi pengalaman yang membingungkan dan membuat kita bertanya-tanya, apa yang sebenarnya terjadi di perusahaan tersebut?

Mari kita jelajahi beberapa hal yang bisa kita pelajari dari situasi seperti ini.

Budaya Kerja yang Kurang Sehat

Coba ingat saat Anda merasa tidak dihargai oleh atasan Anda. Pengalaman ini bisa menjadi tanda kalau budaya kerja di perusahaan tersebut kurang sehat. Pemimpin yang kurang mampu memotivasi dan mendukung timnya cenderung membuat karyawan merasa tidak dihargai.

Selain itu, kurangnya komunikasi yang jelas dari manajemen bisa menimbulkan kebingungan dan frustrasi di kalangan karyawan.

Lingkungan kerja yang tidak mendukung pertumbuhan dan kesejahteraan karyawan juga bisa menjadi faktor pendorong mereka untuk keluar.

Ketika karyawan merasa tidak ada perhatian terhadap kesejahteraan mereka, baik secara fisik maupun mental, mereka cenderung mencari tempat kerja yang lebih peduli dan suportif.

Hal ini menciptakan lingkaran setan di mana karyawan yang keluar memperburuk kondisi kerja bagi yang masih bertahan.

Kurangnya Kesempatan Pengembangan Karier

Apakah Anda pernah merasa mentok di karier Anda, tanpa ada peluang untuk berkembang atau naik jabatan?

Banyak karyawan meninggalkan perusahaan karena mereka merasa tidak ada kesempatan untuk belajar dan berkembang.

Tanpa adanya pelatihan atau mentoring yang memadai, karyawan merasa tidak punya alat atau pengetahuan yang cukup untuk maju dalam karier mereka. Ini bisa sangat mengecewakan, terutama bagi mereka yang ambisius dan ingin mencapai tujuan karier tertentu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun