Mohon tunggu...
Dicky Saputra
Dicky Saputra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Talks about worklife and business. Visit my other blog: scmguide.com

-

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Mengatasi Konflik Kepentingan Saat Kerabat Bekerja di Perusahaan yang Sama

9 Juni 2024   10:10 Diperbarui: 9 Juni 2024   10:35 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bekerja dengan kerabat atau keluarga di kantor yang sama sangat mungkin untuk menimbulkan konflik kepentingan (Studio Republic/Unsplash)

Harapan ini bisa menyebabkan bias dalam penilaian dan pengambilan keputusan selama proses rekrutmen. Kalau kerabat tersebut diterima tanpa memenuhi kriteria yang sama ketatnya dengan kandidat lain, hal ini menimbulkan kesan kalau nepotisme lebih diutamakan daripada kemampuan dan kualifikasi.

Bias yang terjadi tidak cuma berdampak pada proses rekrutmen, tapi juga pada promosi dan penugasan pekerjaan di masa depan. Kerabat yang diperlakukan istimewa mungkin mendapatkan peluang promosi lebih cepat atau penilaian kinerja yang lebih baik, meskipun tidak menunjukkan kinerja yang unggul. Ini menciptakan lingkungan kerja yang tidak adil dan merusak moral tim.

Karyawan lain yang merasa tidak mendapatkan perlakuan yang sama mungkin menjadi demotivasi, menurunkan produktivitas, dan bahkan menyebabkan tingginya tingkat pergantian karyawan.

Untuk menjaga keadilan dan integritas dalam lingkungan kerja, penting bagi perusahaan untuk memastikan kalau semua karyawan dinilai dan diperlakukan berdasarkan meritokrasi, tanpa pengaruh dari hubungan pribadi.

Kesulitan Dalam Manajemen

Mengelola kerabat di tempat kerja bisa menjadi tantangan besar karena perasaan dan hubungan pribadi sering kali mempengaruhi penilaian kinerja dan pengambilan keputusan. Ketika seorang manajer harus mengawasi atau mengevaluasi kerabatnya, ada kecenderungan untuk merasa tidak nyaman dan kesulitan untuk tetap objektif.

Perasaan kedekatan atau rasa tanggung jawab terhadap anggota keluarga bisa membuat manajer enggan memberikan umpan balik yang jujur atau mengambil tindakan disipliner yang diperlukan. Hal ini bisa mengakibatkan penilaian kinerja yang tidak akurat dan memberikan keuntungan yang tidak adil bagi kerabat tersebut.

Ketika terjadi masalah atau konflik, situasinya menjadi semakin rumit. Kesulitan untuk bersikap objektif muncul karena hubungan pribadi bisa mengaburkan penilaian yang adil dan logis.

Manajer mungkin merasa tertekan untuk melindungi kerabatnya atau menghindari konfrontasi yang bisa merusak hubungan keluarga.

Ini bisa mengarah pada pengambilan keputusan yang bias dan tidak adil, yang akhirnya merugikan tim dan organisasi secara keseluruhan.

Dalam jangka panjang, ketidakmampuan untuk mengelola kerabat secara profesional bisa merusak kepercayaan dan integritas manajemen, serta menciptakan lingkungan kerja yang penuh ketegangan dan ketidakpuasan di antara karyawan lainnya.

Kekhawatiran dari Rekan Kerja

Rekan kerja mungkin merasa cemas atau tidak nyaman kalau mengetahui ada hubungan keluarga dalam tim karena adanya potensi ketidakadilan dan perlakuan istimewa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun