Komunikasi pasif ngga cuma bisa merusak harga diri kamu, tapi juga hubungan kamu.
Kalau kamu menggunakan gaya komunikasi pasif, orang lain akan cenderung mengabaikan kebutuhan kamu. Itu mungkin malah membuat kamu merasa terluka, atau bahkan marah kepada mereka, karena ngga memperlakukan kamu dengan lebih baik. Padahal, siapa yang salah? Ya kan?
Kamu juga pasti suka:
4 pilihan perilaku
Ada empat pilihan yang bisa kamu buat terkait dengan gaya komunikasi yang bisa kamu gunakan.
Jenis-jenis komunikasi ini adalah:
- Agresi langsung: Bossy, arogan, melibas, ngga toleran, berpendirian, dan sombong.
- Agresi ngga langsung: Sarkastik, menipu, ambigu, menyindir, manipulatif, dan menimbulkan rasa bersalah.
- Penurut: meratap, rintihan, tak berdaya, pasif, bimbang, dan menyesal.
- Asertif: Langsung, jujur, menerima, bertanggung jawab, dan spontan.
Karakteristik komunikasi asertif
Ada enam ciri utama komunikasi asertif.
Ini adalah:
- Kontak Mata: menunjukkan minat dan ketulusan.
- Postur tubuh: bahasa tubuh yang positif akan meningkatkan makna pesan.
- Gestur: gerakan yang tepat membantu menambah penekanan.
- Suara: level, nada lebih meyakinkan dan bisa diterima, dan ngga mengintimidasi.
- Waktu: bagaimana, di mana, dan kapan kamu memilih untuk berkomentar, mungkin lebih penting daripada apa yang kamu bilang.
- Konten: gunakan penilaian kamu untuk memaksimalkan penerimaan dan dampak terhadap lawan bicara.
Pentingnya pernyataan "Saya"
Bagian dari bersikap asertif melibatkan kemampuan untuk mengekspresikan kebutuhan dan perasaan kamu dengan tepat.
Kamu bisa melakukannya dengan menggunakan pernyataan "saya".
Ini menunjukkan kepemilikan, bukan menyalahkan, fokus pada perilaku, mengidentifikasi efek perilaku, langsung dan jujur, dan berkontribusi pada pertumbuhan hubungan kamu satu sama lain.
Pernyataan "Saya" yang kuat punya tiga elemen spesifik:
- Perilaku
- Merasa
- Efek nyata (konsekuensi untuk kamu)