Nah, yang jadi masalah, orang seringkali mengacaukan arti asertif dengan agresi, karena sama-sama melibatkan membela diri sendiri. Tapi sebenarnya, keduanya punya arti yang sangat berbeda.
Apa perbedaannya?
Perbedaan antara agresi dan asertif
Agresi:
- Memaksakan kebutuhan atau pendapat kamu pada orang lain.
- Sering melibatkan intimidasi atau mendorong orang lain.
- Cuma kebutuhan kamu yang penting.
- Ngga ada kompromi.
- Merusak hubungan.
- Bisa melibatkan teriakan atau agresi fisik.
- Merusak harga diri.
Asertif:
- Mengekspresikan kebutuhan kamu dengan jelas, tapi dengan hormat.
- Orang lain diperlakukan dengan hormat.
- Mempertimbangkan kebutuhan orang lain dan juga kebutuhan kamu.
- Sering berkompromi.
- Memperkuat hubungan.
- Menggunakan bahasa yang jelas untuk menyampaikan maksud.
- Membangun harga diri.
Ayo kita lihat contohnya. Yang sering terjadi saja sama kehidupan kita sehari-hari.
Misalnya, kamu sedang mengantre di bank. Tiba-tiba ada orang lain menyelak di depan kamu.
Kalau kamu menggunakan tanggapan agresif, kamu akna memegang bahu mereka dan berkata dengan keras, "Hei! Apa yang membuat kamu merasa begitu penting sampai kamu ngga perlu mengantri seperti yang lainnya?"
Dalam jangka pendek, itu mungkin bisa membuat kamu merasa lebih baik. Tapi, kamu mungkin juga akan menghabiskan sisa waktu di situ dengan perasaan kesal tentang interaksi tersebut.
Yang lebih parah, kalau orang itu balik meneriaki kamu. Situasinya jadi lebih buruk. Dan kamu benar-benar akan berada dalam suasana hati yang jauh lebih buruk. Betul kan?
Nah, bagaimana dengan respons yang asertif?