Orang lain mungkin saja ngga setuju dengan gaya komunikasi ini. Atau, mereka mungkin ngga setuju dengan pandangan yang kamu sampaikan.
Juga, punya perhatian yang sehat terhadap hak orang lain bisa berarti kamu ngga akan selalu mendapatkan apa yang kamu inginkan.
Kamu mungkin juga menemukan kalau kamu salah tentang sudut pandang yang kamu pegang.
Tapi yang paling penting, seperti yang saya sebutkan sebelumnya, ini melibatkan risiko kalau orang lain mungkin ngga mengerti, dan karena itu ngga menerima gaya komunikasi ini.
Yah, semua juga ada risikonya kan? Tinggal apakah kita akan berani untuk mengambilnya atau ngga.
Komunikasi asertif itu bukan...
Yang harus kamu ingat, perilaku asertif dalam komunikasi itu jelas-jelas bukan gaya hidup!
Ini bukan jaminan kalau kamu akan mendapatkan apa yang kamu inginkan.
Ini juga jelas bukan gaya komunikasi yang bisa semua orang terima. Tapi setidaknya itu bukan gaya komunikasi agresif.
Semuanya adalah tentang pilihan.
Komunikasi pasif
Hal lain yang bukan termasuk komunikasi asertif adalah komunikasi pasif.
Komunikasi pasif adalah:
- Ngga berbicara untuk diri sendiri, baik karena menurut kamu pandangan kamu ngga penting, atau karena alasan seperti mencoba menyenangkan semua orang atau "menjaga perdamaian"
- Menempatkan kebutuhan kamu terakhir untuk mendahulukan kebutuhan orang lain
- Membiarkan diri kamu diganggu atau diabaikan
- Berbicara pelan atau dengan suara ragu-ragu, atau dengan bahasa tubuh seperti melihat ke lantai atau mengangkat bahu
- Merusak pendapat kamu dengan frasa pasif, seperti "cuma kalau kamu ngga keberatan" atau "tapi itu ngga terlalu penting untuk saya".