Jelaskan juga kalau kamu bersedia untuk melewati waktu itu, kalau orang lain menganggapnya perlu.
Ayo kita lihat lagi contohnya.
Salah: "Pengamatan sepakbola yang bagus! Ini menurut saya..."
Benar: "Sepertinya pameran itu benar-benar menarik. Coba saya ada di sana... Alasan saya di sini adalah untuk mendiskusikan produk yang bisa bersaing dengan produk lainnya. Saya ngga akan mengambil lebih dari 15 menit, atau lebih, dari waktu kamu. Tapi, kalau kita butuh lebih banyak waktu, saya bisa tetap di sini."
Lakukan percakapan yang bermakna
Percakapan substantif pertama yang kamu lakukan dengan orang lain akan menentukan sebagian besar kesan kedua.
Berikut caranya:
- Ajukan pertanyaan yang bijaksana.
- Lebih banyak mendengarkan daripada berbicara.
- Jangan mengantisipasi atau menyela.
- Berhenti sejenak dan berpikir sebelum menjawab.
Secara keseluruhan, kesan kedua paling baik yang bisa kamu buat adalah kalau kamu peduli dan menghormati orang lain. Itulah inti dari percakapan yang bermakna.
Ingat waktu dan tawarkan jalan keluar
Kamu harus tahu, ngga ada yang meninggalkan kesan kedua yang lebih buruk daripada membuang-buang waktu seseorang.
Itulah mengapa sangat penting untuk memberi orang lain kesempatan untuk mengakhiri percakapan ketika kamu sudah mencapai batas waktu yang sudah kamu tetapkan atau sepakati.
Idealnya, ketika ini terjadi, kamu sudah berada pada titik di mana kamu mendiskusikan langkah selanjutnya dari keputusan apa pun yang ingin kamu buat.
Tapi, kalau ngga, kamu masih harus menawarkan jalan keluar kepada orang lain. Kalau percakapan itu penting bagi orang tersebut, dia mungkin ingin melanjutkannya. Tapi, itu harus menjadi pilihan mereka, bukan pilihan kamu.
Ucapkan terima kasih, lalu pergi
Akhirnya, jangan pernah mengabaikan penerimaan orang tersebut untuk kamu. Kamu akan meninggalkan pertemuan pertama dengan orang lain yang ingin, atau setidaknya bersedia, melakukan percakapan lebih lanjut dengan kamu.