Postingan kali ini akan membahas tentang cara membuat kesan kedua yang hebat. Hampir semua orang tahu kalau kesan pertama itu penting. Kamu juga pasti setuju kan? Dan hampir semua orang dalam bisnis sudah mengasah bagaimana penampilan, senyum, dan jabat tangan mereka.
Tapi, apa artinya itu?
Kalau semua orang berlatih untuk melakukan itu, maka artinya, seringkali semua kesan pertama itu serupa. Akibatnya?
Jadi gampang dilupakan. Karena ngga ada bedanya antara orang yang satu dengan yang lainnya. Betul kan?
Apa yang ngga bisa orang lupakan dan, memang, apa yang mendefinisikan kamu sebagai pebisnis, semua adalah tentang kesan kedua. Ini terjadi sesudah salam ritual pada kesan pertama, ketika orang lain mulai menilai siapa diri kamu sebenarnya.
Dan ini ngga cuma berlaku dalam bisnis saja. Tapi untuk semua bidang, termasuk pertemanan. Pertanyaannya, bagaimana membuat kesan kedua yang luar biasa? Ayo kita lihat.
Cara membuat kesan kedua yang hebat
Berikut ini adalah beberapa cara untuk meninggalkan kesan kedua yang hebat.
Lihat sesuatu yang kamu baca tentang orang lain
Sesudah ritual salam (dan pertukaran kesan pertama), biasanya akan ada jeda yang membuat kamu ngga nyaman. Ya, ritualnya sudah selesai, dan sekarang saatnya untuk benar-benar berbicara.
Kebanyakan orang mencoba mengisi jeda itu dengan obrolan santai tentang cuaca atau olahraga. Atau, kalau mereka sedang berada di kantor orang lain, mereka mungkin akan berkomentar tentang sesuatu di kantor tersebut, seperti foto keluarga yang ada di meja, misalnya.
Nah, masalahnya dengan pendekatan ini adalah, itu gampang banget diprediksi. Terlalu biasa. Yang artinya, kesan kedua yang kamu tinggalkan adalah kamu itu orang yang membosankan dan gampang banget diprediksi. Nah loh? Terus harus bagaimana?
Apa yang jauh lebih berhasil untuk ini adalah dengan membuat komentar, atau mengajukan pertanyaan, mengenai sesuatu yang kamu baca tentang orang lain.
Ide utamanya adalah untuk membuat orang tersebut berbicara tentang dirinya sendiri. Paham kan maksud saya?
Tapi, cara ini cuma akan berhasil kalau kamu benar-benar ingin tahu tentang aspek orang lain tersebut. Jadi, pastikan kamu memilih topik yang benar-benar menarik untuk kamu.
Kita lihat contohnya.
Contoh yang salah:Â "Bagaimana dengan hasil pertandingan sepakbola semalam?"
Contoh yang benar:Â "Saya lihat di web, kamu ada di pameran teknologi kemarin. Jadi penasaran, apa yang menurut kamu produk baru paling inovatif di pameran itu?"
Jelaskan (atau jelaskan kembali) mengapa kamu berada di sana
Saat kamu sedang melakukan percakapan, dengarkan baik-baik isyarat atau jeda dalam suara lawan bicara kamu, yang mengatakan ke kamu kalau sudah waktunya masuk ke inti pembicaraan.
Kamu harus menangkap momen itu. Ini penting. Kalau ngga, orang tersebut akan merasa kamu membuang-buang waktunya.
Saat kamu menangkap isyarat itu, buat pernyataan yang menutup percakapan di langkah sebelumnya yang saya sampaikan di atas, kemudian katakan alasan pertemuan ini.
Jangan berasumsi kalau orang lain tahu atau ingat mengapa kamu berada di sana. Terutama, kalau orang tersebut punya banyak tanggung jawab.
Untuk lebih menghargai waktu orang tersebut, jelaskan apa yang ingin kamu capai dari percakapan tersebut. Plus, berapa lama waktu yang kamu harapkan untuk percakapan itu berlangsung.
Jelaskan juga kalau kamu bersedia untuk melewati waktu itu, kalau orang lain menganggapnya perlu.
Ayo kita lihat lagi contohnya.
Salah: "Pengamatan sepakbola yang bagus! Ini menurut saya..."
Benar: "Sepertinya pameran itu benar-benar menarik. Coba saya ada di sana... Alasan saya di sini adalah untuk mendiskusikan produk yang bisa bersaing dengan produk lainnya. Saya ngga akan mengambil lebih dari 15 menit, atau lebih, dari waktu kamu. Tapi, kalau kita butuh lebih banyak waktu, saya bisa tetap di sini."
Lakukan percakapan yang bermakna
Percakapan substantif pertama yang kamu lakukan dengan orang lain akan menentukan sebagian besar kesan kedua.
Berikut caranya:
- Ajukan pertanyaan yang bijaksana.
- Lebih banyak mendengarkan daripada berbicara.
- Jangan mengantisipasi atau menyela.
- Berhenti sejenak dan berpikir sebelum menjawab.
Secara keseluruhan, kesan kedua paling baik yang bisa kamu buat adalah kalau kamu peduli dan menghormati orang lain. Itulah inti dari percakapan yang bermakna.
Ingat waktu dan tawarkan jalan keluar
Kamu harus tahu, ngga ada yang meninggalkan kesan kedua yang lebih buruk daripada membuang-buang waktu seseorang.
Itulah mengapa sangat penting untuk memberi orang lain kesempatan untuk mengakhiri percakapan ketika kamu sudah mencapai batas waktu yang sudah kamu tetapkan atau sepakati.
Idealnya, ketika ini terjadi, kamu sudah berada pada titik di mana kamu mendiskusikan langkah selanjutnya dari keputusan apa pun yang ingin kamu buat.
Tapi, kalau ngga, kamu masih harus menawarkan jalan keluar kepada orang lain. Kalau percakapan itu penting bagi orang tersebut, dia mungkin ingin melanjutkannya. Tapi, itu harus menjadi pilihan mereka, bukan pilihan kamu.
Ucapkan terima kasih, lalu pergi
Akhirnya, jangan pernah mengabaikan penerimaan orang tersebut untuk kamu. Kamu akan meninggalkan pertemuan pertama dengan orang lain yang ingin, atau setidaknya bersedia, melakukan percakapan lebih lanjut dengan kamu.
Dengan kata lain, alasan kamu ingin membuat kesan kedua yang baik adalah supaya kamu punya kesempatan untuk membuat kesan ketiga, keempat, dan kelima.
Semoga bermanfaat!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H