Nah, masalahnya dengan pendekatan ini adalah, itu gampang banget diprediksi. Terlalu biasa. Yang artinya, kesan kedua yang kamu tinggalkan adalah kamu itu orang yang membosankan dan gampang banget diprediksi. Nah loh? Terus harus bagaimana?
Apa yang jauh lebih berhasil untuk ini adalah dengan membuat komentar, atau mengajukan pertanyaan, mengenai sesuatu yang kamu baca tentang orang lain.
Ide utamanya adalah untuk membuat orang tersebut berbicara tentang dirinya sendiri. Paham kan maksud saya?
Tapi, cara ini cuma akan berhasil kalau kamu benar-benar ingin tahu tentang aspek orang lain tersebut. Jadi, pastikan kamu memilih topik yang benar-benar menarik untuk kamu.
Kita lihat contohnya.
Contoh yang salah:Â "Bagaimana dengan hasil pertandingan sepakbola semalam?"
Contoh yang benar:Â "Saya lihat di web, kamu ada di pameran teknologi kemarin. Jadi penasaran, apa yang menurut kamu produk baru paling inovatif di pameran itu?"
Jelaskan (atau jelaskan kembali) mengapa kamu berada di sana
Saat kamu sedang melakukan percakapan, dengarkan baik-baik isyarat atau jeda dalam suara lawan bicara kamu, yang mengatakan ke kamu kalau sudah waktunya masuk ke inti pembicaraan.
Kamu harus menangkap momen itu. Ini penting. Kalau ngga, orang tersebut akan merasa kamu membuang-buang waktunya.
Saat kamu menangkap isyarat itu, buat pernyataan yang menutup percakapan di langkah sebelumnya yang saya sampaikan di atas, kemudian katakan alasan pertemuan ini.
Jangan berasumsi kalau orang lain tahu atau ingat mengapa kamu berada di sana. Terutama, kalau orang tersebut punya banyak tanggung jawab.
Untuk lebih menghargai waktu orang tersebut, jelaskan apa yang ingin kamu capai dari percakapan tersebut. Plus, berapa lama waktu yang kamu harapkan untuk percakapan itu berlangsung.