Mohon tunggu...
Dicky Saputra
Dicky Saputra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Talks about worklife and business. Visit my other blog: scmguide.com

-

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Bagaimana Cara Berbicara dengan Orang yang Tidak Melakukan Kontak Mata?

29 Mei 2021   11:20 Diperbarui: 29 Mei 2021   23:00 1529
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ajukan pertanyaan terbuka. (sumber foto: Muhammad Faiz Zulkeflee on Unsplash)

Kita seringkali diajarkan untuk melakukan kontak mata saat berbicara dengan orang lain. Itu tandanya kita fokus ke percakapan yang sedang berlangsung.

Tapi, bagaimana kalau orang yang kita ajak bicara enggak melakukan kontak mata? Apakah itu tandanya mereka enggak tertarik dengan apa yang kita katakan? Atau, ada alasan lain? Bingung enggak sih menghadapi orang seperti itu?

Yang perlu Anda tahu, pasti ada alasan kenapa seseorang menghindari kontak mata dalam sebuah percakapan. Dan alasannya bisa berbeda-beda untuk setiap orang.

Pakar komunikasi memang sering kali menekankan manfaat melakukan kontak mata saat berbicara dengan orang lain. 

Kontak mata, bisa dibilang adalah alat yang sangat ampuh dalam sebuah percakapan karena itu menunjukkan pemahaman, rasa hormat, dan pengakuan kalau anda mendengarkan orang yang berbicara.

Kalau Anda yang berbicara, melakukan kontak mata dengan lawan bicara Anda berarti menunjukkan kalau Anda yakin dengan apa yang Anda katakan dan kalau Anda ingin membangun hubungan baik dengan mereka.

Masalahnya, enggak semua orang bisa melakukan kontak mata saat berbicara.

Ada orang yang merasa itu terlalu intim sehingga mereka merasa enggak nyaman untuk bertatapan dengan orang lain. Atau, ada juga orang yang merasa kesulitan atau stres saat melakukan kontak mata karena itu memberi mereka stimulasi berlebihan.

Walaupun banyak orang menekankan kontak mata saat berbicara, yang menarik adalah Anda tetap bisa punya keterampilan membangun relasi yang kuat walaupun enggak melakukan kontak mata.

Kontak mata bukanlah segalanya.

Memperlakukan orang dengan kebaikan dan rasa hormat jauh lebih penting daripada sekadar menatap langsung mata seseorang.

Nah, kalau Anda sedang menghadapi orang yang enggak melakukan kontak mata saat berbicara dengan Anda, ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan dalam situasi tersebut supaya Anda tetap bisa terhubung dengan lawan bicara Anda secara positif.

Jangan tersinggung

Pertama, cobalah untuk enggak tersinggung kalau lawan bicara Anda enggak melakukan kontak mata dengan Anda.

Seperti yang sudah saya sampaikan di atas, ada banyak kemungkinan penyebab kurangnya kontak mata. Dan itu enggak ada hubungannya dengan sikap kasar atau enggak menghargai.

Setiap situasi bisa punya jawaban yang berbeda, mulai dari merasa insecure sampai merasa bosan. Bisa juga mereka merasa kalau enggak ada yang bisa mereka ambil dari percakapan tersebut atau mereka sedang berusaha menghindari pertanyaan.

Yang paling penting untuk Anda sadari, kurangnya kontak mata mungkin enggak ada hubungannya sama sekali dengan Anda.

Mereka mungkin merasa enggak nyaman, malu, takut, sadar diri atau insecure. Mereka mungkin juga memberi pesan yang jelas untuk Anda kalau mereka enggak tertarik untuk berbicara dengan Anda, atau bosan dengan percakapan tersebut, atau enggak setuju dengan sesuatu yang Anda sampaikan. Setiap situasi harus dilihat dalam konteks masing-masing.

Seseorang mungkin juga menghindari kontak mata karena mereka sedang terganggu oleh sesuatu dalam hidupnya yang enggak terkait dengan percakapan yang sedang berlangsung.

Atau, bisa juga cuma sekedar tipe orang yang berbeda, yang punya tingkat kenyamanan yang berbeda-beda, seputar kontak mata dengan seseorang.

Dan bisa jadi perilaku ini benar-benar enggak disadari oleh yang bersangkutan. Sama seperti kita yang enggak menyadari bahasa tubuh kita, banyak orang enggak sadar kalau mereka enggak melakukan kontak mata.

Kembangkan kesadaran budaya seputar kontak mata

Enggak semua budaya punya norma yang sama seputar kontak mata. Jadi, penting untuk Anda tetap berpikiran terbuka tentang mengapa seseorang enggak melakukan kontak mata.

Dalam banyak budaya Asia, melakukan kontak mata malah dianggap enggak sopan. Yang harus dilakukan untuk menunjukkan kalau Anda mendengarkan adalah dengan menundukkan kepala sedikit dan mengangguk sedikit.

Kalau Anda terlibat dalam acara sosial yang membuat Anda perlu berinteraksi dengan berbagai budaya yang berbeda, Anda harus luangkan waktu untuk mencari tahu norma-norma seputar kontak mata dan aspek komunikasi lainnya terkait budaya yang berbeda tersebut. Itu berarti Anda menunjukkan sikap hormat dan bijaksana dalam menangani perbedaan budaya yang ada.

Setiap budaya punya norma berbeda terkait kontak mata. (sumber foto: Juri Gianfrancesco on Unsplash)
Setiap budaya punya norma berbeda terkait kontak mata. (sumber foto: Juri Gianfrancesco on Unsplash)

Kalau Anda curiga seseorang enggak melakukan kontak mata karena alasan budaya, tapi Anda belum mendapatkan kepastian, berprasangka baik saja dan ikuti gaya mereka.

Bertindak dengan empati dan kebaikan

Terlepas dari alasannya, pendekatan terbaik ketika Anda berada dalam percakapan dengan seseorang yang enggak melakukan kontak mata adalah selalu bertindak dengan empati dan kebaikan.

Itu bisa berarti Anda hanya perlu mengabaikan kondisi tersebut dan melanjutkan percakapan.

Bisa juga berarti Anda perlu mengubah perilaku Anda sendiri.

Atau, Anda mungkin bisa bertanya dengan sopan ke mereka.

Mengingat banyaknya kemungkinan yang terlibat dan enggak ada satu jawaban yang pasti, jadi gunakan penilaian Anda untuk menentukan pendekatan yang tepat. Tapi, tetap biarkan kebaikan dan empati anda memandu tindakan Anda.

Cobalah untuk enggak merasa buruk tentang diri Anda sendiri atau melampiaskan rasa frustrasi Anda pada orang lain sehingga Anda jadi enggak terhubung dengan mereka.

Kalau orang tersebut adalah teman atau anggota keluarga, Anda mungkin bisa merasa cukup nyaman untuk menangani masalah ini secara langsung.

Misalnya, Anda bisa mengatakan kalau Anda merasa mereka enggak terhubung dengan percakapan yang sedang berlangsung. Anda bisa bertanya apakah ada sesuatu yang mengganggu pikiran mereka, misalnya. Atau, ada perkataan Anda yang menyinggung mereka?

Tawarkan juga kalau Anda bersedia mendengarkan dan membantu mereka.

Tapi, jangan sampai terkesan menyerang mereka. Anda enggak boleh agresif. Atasi dengan penuh pengertian atau perhatian.

Akomodasikan gaya mereka

Kalau Anda enggak dekat dengan lawan bicara Anda, mungkin Andaenggak bisa menentukan alasan di balik kurangnya kontak mata mereka.

Kalau hal tersebut enggak terkait dengan masalah budaya, biasanya itu adalah masalah kekuasaan di mana orang yang enggak melakukan kontak mata enggak diberdayakan pada saat itu.

Strategi komunikasi yang baik bukanlah yang memaksakan sesuatu, melainkan mengakomodasi gaya.

Kalau lawan bicara Anda enggak melakukan kontak mata, Anda bisa menggunakan teknik lain untuk mengukur apakah mereka terlibat dan memahami apa yang Anda bagikan atau enggak.

Anda bisa mengambil waktu untuk berhenti sejenak. Tanyakan apakah mereka punya pertanyaan atau memerlukan klarifikasi tentang apa pun yang Anda bilang? Kalau enggak ada, lanjutkan percakapan seperti enggak terjadi apa-apa.

Dengarkan mereka. Validasikan apa yang mereka bilang dan tersenyumlah. Senyuman bisa sangat bermanfaat.

Andalah yang harus menyesuaikan gaya Anda untuk memfasilitasi sebuah percakapan yang baik. Anda enggak bisa mengharapkan orang lain yang menyesuaikan diri dengan preferensi Anda.

Jadi, daripada membiarkan kurangnya kontak mata membuat Anda merasa enggak nyaman, lebih baik Anda mencari tahu apakah ada yang bisa Anda lakukan untuk mengalihkan percakapan dengan cara tertentu supaya mereka merasa lebih nyaman.

Ubah pengaturan percakapan

Cara lain untuk mengalihkan percakapan tanpa kontak mata, atau menghilangkan penekanan pada kontak mata, adalah dengan mengubah pengaturan atau posisi fisik Anda.

Atur posisi percakapan untuk mengurangi perlunya kontak mata. (sumber foto: NeONBRAND on Unsplash)
Atur posisi percakapan untuk mengurangi perlunya kontak mata. (sumber foto: NeONBRAND on Unsplash)

Anda bisa pindah ke sisi meja yang sama dan memfokuskan perhatian pada dokumen atau layar, misalnya.

Atau, berdiri dan berjalan ke papan tulis dan mulai brainstorming. Atau, jalan bersama. Apapun, yang penting adalah beralih dari tatap muka ke posisi berdampingan. Jadi, kontak mata enggak lagi penting di situ.

Untuk melakukan itu, anda bisa bertanya ke mereka, "Apakah anda ingin duduk supaya kita bisa membahas detail ini?"

Pastikan ini bukan percakapan satu arah

Kalau anda menjadi pembicara, biasakan untuk "mengawasi ruangan". Buatlah catatan tentang bagaimana orang menanggapi apa yang anda bilang.

Ketika ada seseorang enggak melakukan kontak mata dengan anda dalam kelompok kecil, atau secara individu, itu mungkin terkait dengan sesuatu yang anda bilang.

Atau, mungkin anda terlalu banyak bicara dan enggak memberi orang lain kesempatan untuk berbicara sehingga mereka jadi kehilangan minat.

Kalau anda merasa mungkin anda memonopoli percakapan, coba ajukan pertanyaan untuk memberi orang lain lebih banyak kesempatan untuk berbicara.

Ajukan pertanyaan yang enggak punya jawaban ya atau enggak . Itu akan membantu lawan bicara anda lebih terlibat dalam diskusi.

Buatlah pertanyaan yang dimulai dengan apa atau bagaimana.

Misalnya, "'Apa pendapat anda tentang itu?"

Ajukan pertanyaan terbuka. (sumber foto: Muhammad Faiz Zulkeflee on Unsplash)
Ajukan pertanyaan terbuka. (sumber foto: Muhammad Faiz Zulkeflee on Unsplash)

Pertanyaan itu efektif karena merupakan pertanyaan terbuka dan orang tersebut bisa menjawab tanpa takut salah.

Tapi, kalau anda bertanya, "Apakah anda menyukai itu?"

Ini enggak efektif karena pertanyaan itu bisa dijawab dengan satu kata saja, ya atau enggak. Jadi enggak memberi anda banyak informasi baru.

Diskusikan cara komunikasi yang diinginkan

Diskusi tentang bagaimana cara komunikasi yang diinginkan untuk membahas suatu topik.

Tanya lawan bicara anda cara komunikasi yang mereka sukai untuk mencapai tujuan yang ada.

Mungkin saja mereka merasa topik tersebut bahkan enggak perlu percakapan sama sekali dan lebih suka untuk membagikan apa yang mereka tahu lewat email, misalnya.

Atau, mungkin mereka merasa anda terlalu banyak menyela ketika mereka sedang berbicara.

Bertanya secara langsung akan memberi anda lebih banyak informasi mengenai bagaimana harus berkomunikasi dengan mereka di masa mendatang.

Tapi ingat, gunakan nada santai dan enggak agresif untuk menghindari ketegangan ketika anda bertanya tentang pilihan gaya komunikasi ini.

Beri mereka jalan keluar

Kalau anda curiga orang lain enggak melakukan kontak mata karena kurangnya keterlibatan atau gangguan, beri dia kesempatan untuk keluar dari percakapan secara diplomatis.

Misalnya, seseorang yang baru anda temui di acara networking tampak terganggu dan selalu melihat ke arah lain saat anda berbicara pada mereka, itu adalah tanda kalau mereka ingin mengakhiri percakapan dan pindah ke tempat lain.

Mungkin mereka ingin bertemu dengan orang lain di tempat itu.

Dalam situasi seperti itu, tutuplah percakapan dengan sopan. Katakan, "Senang berbicara dengan anda. Saya harap kita bisa bertemu lagi di lain waktu."

Pada saat percakapan berikutnya, lihat kembali apakah anda masih tertarik untuk membangun hubungan dengan mereka atau enggak.

***

Kadang kita enggak memulai dengan baik saat bertemu seseorang.

Kita mungkin menghindari kontak mata.

Dan di masa pandemi ini, salam kita juga jadi aneh karena kita enggak lagi berjabat tangan. Kita harus membiasakan diri untuk itu.

Ada banyak sekali daftar hal-hal yang mungkin terjadi. Tapi, itu enggak berarti hubungan tersebut hancur. Mungkin cuma untuk saat itu saja.

Kita semua pernah berada di situasi seperti itu. Kita menemukan diri kita dalam percakapan dengan orang yang enggak punya kesamaan dengan kita, seseorang yang mengintimidasi kita, atau seseorang yang enggak berhenti mengeluh sepanjang percakapan.

Interaksi semacam ini bisa membuat diri kita enggak nyaman.

Tapi sekali lagi, bukan berarti hubungan itu hancur dan enggak akan menjadi baik di masa mendatang.

Semoga bermanfaat!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun