Sebuah studi yang dilakukan di Kyoto University, Jepang, menunjukkan bagaimana bayi berusia enam bulan mampu mengenali tindakan heroik dan dengan demikian, dia punya rasa "keadilan" bawaan. Bayangkan, bayi enam bulan!
Dalam serangkaian eksperimen tersebut, bayi diperlihatkan animasi satu karakter geometris yang mengejar dan menabrak karakter lainnya sementara karakter ketiga hanya melihat dari kejauhan.
Di versi yang lain, karakter ketiga ini ikut campur. Dan di versi lainnya lagi, karakter ketiga tersebut kabur ke arah lain.
Itu adalah gambaran kehidupan nyata kita kan?
Ada yang hanya melihat (atau merekam?), ada yang turun tangan membantu, dan ada yang kabur menjauh.
Ketika bayi itu diperlihatkan replika dari kehidupan nyata yang digambarkan oleh karakter intervensi dan non-intervensi ini, mereka cenderung lebih memilih yang mengintervensi. Menarik ya?
Karena itulah, ngga heran kenapa anak-anak mengungkapkan keinginannya untuk menjadi "superhero" ketika mereka dewasa nanti.
Itulah mengapa mereka ingin berpenampilan seperti mereka. Memakai kaos bergambar superhero dan bermain dengan tokoh-tokoh superhero
Semua ini karena mereka benar-benar terpesona dengan ide menyelamatkan orang ngga bersalah dan mengalahkan orang jahat.
Tapi, kok hal itu bisa berlanjut ke kehidupan dewasa kita?