Mohon tunggu...
Dicky Saputra
Dicky Saputra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Talks about worklife and business. Visit my other blog: scmguide.com

-

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

6 Cara Menghadapi Atasan yang Tidak Mengerti Pekerjaan Anda

16 Juni 2020   10:00 Diperbarui: 16 Juni 2020   10:06 852
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dunia pekerjaan tidak pernah lepas dari yang namanya hubungan antara bawahan dan atasan.

Saya tidak berbicara tentang beda bos dengan leader (pemimpin) di sini. Tapi, saya mau bicara tentang bagaimana kalau anda mendapat atasan yang belum pernah bekerja di bidang yang anda geluti sekarang.

Kalau atasan anda tahu luar dalam pekerjaan anda, itu enak. Anda bisa mendapatkan saran, nasehat, dukungan, apapun yang anda perlukan.

Tapi bagaimana kalau dia adalah orang baru di bidang tersebut? Bagaimana kalau dia orang yang tidak tahu apapun yang anda kerjakan? Atau, lebih parah lagi, dia ngga peduli untuk mencari tahu apa yang sedang anda kerjakan? Apa yang akan anda lakukan?

Kenyataannya, semakin tinggi karir anda, semakin besar anda berkesempatan bekerja untuk atasan yang belum pernah bekerja di bidang anda saat ini. Anda yang bekerja di marketing, bisa mendapatkan atasan dari bidang finansial, atau sebaliknya.

Kemungkinan itu makin besar kalau ada perampingan organisasi di tempat anda bekerja sekarang.

Kalau anda mendapatkan atasan seperti itu, mungkin akan sedikit sulit bagi anda mendapatkan dukungan yang anda butuhkan. Entah itu fasilitas, nasehat, atau solusi.

Untuk itu, penting untuk dibahas bagaimana menyikapi kondisi seperti itu. Dan berikut adalah enam hal yang bisa anda lakukan saat mendapatkan atasan yang tidak mengerti pekerjaan anda.

1. Pastikan apakah dia memang tidak mengerti atau ada hal lain

Langkah pertama yang paling penting, jangan berasumsi. Jangan menebak-nebak.

Jangan hanya karena atasan anda tidak mengerti detail pekerjaan anda kemudian anda anggap dia tidak mengerti apa-apa.

Atasan anda bertugas untuk melihat big picture dari pekerjaan anda. Bukan detail-detail yang menjadi bagian anda.

Jadi, cari tahu apakah atasan anda benar-benar tidak tahu atau tidak.

Anda bisa cari tahu apa latar belakang pendidikannya. Apa pengalaman kerjanya. Apapun. Sekarang ini sangat mudah untuk mencari latar belakang seseorang. Tinggal googling saja.

Atau, anda bisa tanya bawahan sebelumnya tentang bagaimana karakternya dan apa dukungan yang anda bisa berikan untuknya.

Atau, kenapa tidak tanya langsung ke orangnya?

Tanya, apakah dia membutuhkan sesuatu dari anda. Atau, beri tahu dia kalau anda bisa diandalkan menangani hal-hal detail sehingga dia bisa fokus pada pekerjaan besarnya. Semua atasan pasti senang mendapatkan anggota tim yang berinisiatif seperti itu.

2. Mintalah dukungan dengan cara yang baik

Dalam pekerjaan, anda tentu sering membutuhkan dukungan dari atasan untuk bisa menyelesaikan pekerjaan anda.

Sebelumnya, sekali lagi saya ingatkan, atasan anda tidak harus tahu setiap detail pekerjaan anda.

Tapi, anda tetap bisa meminta dukungannya kalau anda perlu.

Misalnya, anda merasa perlu fasilitas tertentu. Atau, anda merasa pekerjaan anda terlalu banyak dan butuh bantuan untuk menentukan mana prioritas anda. Atau mungkin anda hanya perlu rekan untuk brainstorming dan mencari solusi bersama-sama. Semua bisa dilakukan asal anda tahu bagaimana memintanya.

Komunikasi itu penting.

Kuncinya adalah dekati atasan anda saat dia sedang bebas sehingga bisa fokus pada anda.

Anda bisa jadualkan untuk berdiskusi barang 15-30 menit dengannya.

Bisa juga diskusi sambil santai menikmati makan siang di luar kantor.

Anda bisa berinisiatif untuk itu. Dan sekali lagi, atasan selalu suka anggota tim yang punya inisiatif.

Siapkan apa yang ingin anda diskusikan dan bagaimana anda akan menyampaikannya.

Saran saya, sampaikan dengan cara yang paling sederhana. Sehingga dia mengerti apa yang anda sampaikan dan bisa memberikan apa yang anda butuhkan.

3. Mengertilah kontribusi anda terhadap tujuan perusahaan

Perusahaan tentu punya tujuan. Mendapatkan keuntungan adalah salah satunya, selain berkembang menjadi lebih besar.

Anda harus tahu apa kontribusi anda terhadap tujuan perusahaan.

Kalau perusahaan anda menargetkan kenaikan profit sebesar 10% dibandingkan tahun lalu, anda bisa turunkan, dimana anda bisa berkontribusi.

Kalau anda seorang marketing, anda bisa buat program yang membuat penjualan meningkat.

Kalau anda bekerja di gudang, anda bisa menjaga akurasi stok anda sehingga mengurangi kerugian akibat kehilangan barang.

Photo by Frank Busch on Unsplash
Photo by Frank Busch on Unsplash

Bos anda punya target yang diberikan atasannya. Anda pun punya target untuk mendukung target bos anda.

Karena itu, cari tahu tujuan perusahaan, target atasan anda, sehingga anda bisa menentukan apa target anda tahun ini.

4. Tunjukkan prestasi anda

Bekerja mati-matian tapi tidak terlihat, hasilnya bisa sangat mengecewakan untuk karir anda.

Apa yang tidak terlihat, tentu tidak bisa diapresiasi.

Saya tidak mengajarkan menjilat. Beda jauh.

Yang saya sampaikan adalah anda harus membuat atasan anda melihat hasil kerja anda tanpa dibumbui manipulasi data hanya untuk membuatnya senang.

Sampaikan hasil kerja anda dengan cara yang menarik. Anda bisa membuat presentasi singkat yang mudah dimengerti kalau anda sudah berkontribusi terhadap tujuan departemen dan perusahaan tempat anda bekerja.

Sebutkan kontribusi tim anda dan anda secara pribadi.

Anda bisa melakukan hal ini dalam pertemuan rutin dengan atasan anda.

5. Biarkan rekan kerja anda berbicara tentang sukses anda

Ini cara lain untuk membuat atasan anda tahu tentang hasil kerja anda.

Anda tentu bekerja dengan banyak orang. Dan ketika anda mengerjakan pekerjaan anda dengan baik, anda bisa meminta rekan anda menyampaikan bagaimana anda bekerja sama dengan mereka.

Mulailah dengan menyebutkan prestasi rekan kerja anda di hadapan atasannya. Bagaimana dia membantu anda dan tim untuk menyelesaikan pekerjaan anda tepat waktu.

Dengan cara yang sama, mereka akan berbicara tentang pencapaian anda pada atasan anda.

6. Realistislah

Kalau semua sudah anda lakukan tapi hasilnya tetap sama, atasan anda tidak melihat anda, tidak mau mengerti pekerjaan anda, ini waktunya anda berpikir untuk diri anda sendiri.

Anda harus realistis.

Berpikirlah untuk pindah dari tempat tersebut.

Mungkin tidak mudah untuk mendapatkan pekerjaan baru, tapi akan lebih tidak mudah untuk tetap bekerja dalam jangka panjang di tempat yang tidak menghargai karya anda.

Dan sebelum anda menerima pekerjaan di tempat yang baru, anda bisa mencari tahu seperti apa budaya kerja di sana dan seperti apa atasan anda nantinya. Ini akan membuat anda terhindar dari lubang yang sama.

***

Atasan yang tidak mau mengerti dan menghargai hasil kerja timnya itu memang ada. Kita tidak bisa mengingkari itu.

Itu adalah kenyataan. Tapi, bukan berarti itu harus menjadi kenyataan bagi anda.

Anda bisa mengubah apa yang menjadi kenyataan anda sendiri. Yang perlu anda lakukan, hanyalah mengubah pemikiran anda, sikap anda, dan langkah anda. Dan biarkan kenyataan itu mengikuti usaha anda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun