Mohon tunggu...
Dicky Saputra
Dicky Saputra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Talks about worklife and business. Visit my other blog: scmguide.com

-

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Pensiun Dini, Jalan Keluar atau Jebakan Hidup? (Bagian 2)

16 Februari 2020   07:00 Diperbarui: 16 Februari 2020   06:59 421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tapi, di samping pola pikir positif, ada juga yang menggunakan pola pikir negatif dalam memandang masa pensiun ini.

Mereka menguatirkan tentang masa depan mereka. Bagaimana mereka tetap bisa bertahan hidup setelah pensiun nanti.

Kekuatiran akan masa depan dan kesepian adalah hal yang ditakutkan saat pensiun dini. (sumber: pixabay.com)
Kekuatiran akan masa depan dan kesepian adalah hal yang ditakutkan saat pensiun dini. (sumber: pixabay.com)

Mereka menguatirkan rasa kesepian yang mungkin terjadi karena secara otomatis, mereka akan menghabiskan waktunya lebih lama sendirian tanpa rekan-rekan kerja yang mereka temui setiap hari dulu.

Merekalah orang-orang yang biasanya rentan tertipu, dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab seperti dengan menawari investasi bodong, misalnya. Kekuatiran mereka akan ketidakpastian masa depan dimanfaatkan untuk keuntungan pribadi.

Atau, mereka mudah tertipu dengan adanya orang yang mendekati mereka seolah-olah menawarkan pertemanan padahal hanya ingin mengambil keuntungan dari mereka. Memanfaatkan rasa kesepian mereka.

Mereka mudah tertipu karena mereka mau melakukan apapun untuk mengatasi kekuatiran dan kesepian mereka.

***

Semakin menarik bahasan tentang pensiun dini ini.

Di bagian ketiga nanti, bagian terakhir dari artikel tentang pensiun dini ini, akan semakin menarik, karena saya akan tuliskan tentang apakah anda benar-benar perlu untuk pensiun dini? Atau, sebenarnya bukan itu yang anda butuhkan? Atau, jangan-jangan anda cuma terkena jebakan menggiurkannya, bukan menemukan jalan keluar?

Untuk itu, sampai jumpa pada artikel berikutnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun