Mari melanjutkan pembahasan menarik kita mengenai pensiun dini. Untuk anda yang belum membaca bagian pertamanya, anda bisa baca di sini.
Apa yang bisa dilakukan jika anda tetap harus mengambil pensiun dini
Seperti yang sudah saya sampaikan pada bagian pertama, pensiun dini bisa memberikan tekanan tersendiri untuk yang menjalaninya. Bagaimana pensiun dini akan memunculkan kekuatiran, ketakutan, dan juga harapan. Atau, tentang bagaimana anda harus berpacu dengan waktu sebelum anda kehabisan uang.
Jika pada akhirnya anda harus memutuskan untuk mengambil pensiun dini, harus di sini berarti anda tidak melakukannya secara sukarela atau ada beberapa hal yang memaksan anda untuk mengambil langkah itu, ada beberapa hal yang bisa anda lakukan untuk mengurangi beban negatif dari pensiun dini.
1. Berusaha tetap optimis
Sikap optimis akan sangat anda butuhkan.
Sikap optimis akan melahirkan usaha maksimal dan tahan banting ketika harus anda harus terjatuh.
Bisnis yang anda mulai mungkin belum membuahkan hasil, pekerjaan baru yang anda nantikan mungkin belum kunjung didapatkan, tapi yakinlah kalau itu hanyalah masalah waktu.
Jangan biarkan api optimis anda padam karenanya. Anda memerlukan itu untuk tetap melangkah sampai akhirnya anda tiba di sana.
2. Tetaplah tenang
Sangat mudah untuk panik saat semua tidak berjalan sesuai dengan rencana anda.
Tapi, kepanikan tidak akan membawa apa-apa selain membuat semuanya lebih kacau lagi.
Pikiran anda tidak akan jernih saat anda panik.
Langkah anda tidak akan terukur saat anda panik.
Penglihatan anda tidak akan tajam saat anda panik.
Jadi, berusahalah tetaplah tenang. Berjalanlah dengan tenang tanpa perlu tergesa-gesa.
3. Miliki keyakinan
Setiap orang sudah mempunyai rejekinya masing-masing. Ini pasti.
Yakinlah, selama anda hidup, anda pasti akan mendapatkannya.
Kalau sudah tidak ada, itu berarti waktunya meninggalkan dunia fana ini. Sesederhana itu.
Seberapa sulit pun kehidupan pensiun dini anda, berpeganglah pada keyakinan ini sehingga anda bisa tetap tenang dan optimis seperti yang saya sampaikan pada dua poin di atas.
4. Do the next right thing
Meminjam kutipan yang sangat saya sukai dari film Frozen 2, kebetulan begini-begini juga saya sudah menontonnya, saat anda bingung tidak tahu harus apa untuk mengubah keadaan yang tidak berjalan sesuai rencana, saat semua terasa begitu membingungkan, just do the next right thing.
Lakukan saja apa hal benar berikutnya. Apa yang benar untuk dilakukan, lakukan saja. Tidak usah pedulikan hasilnya. Tidak perlu berpikir terlalu jauh ke depan. Lakukan saja apa yang ada di depan mata, hal benar untuk dilakukan.
Setelah itu, lihat apa yang terjadi dan ulangi lagi langkah itu. Do the next right thing.
Satu hal lagi yang saya ingat dan ingin saya sampaikan, saya lupa dari mana kutipan ini, bahwa work create works.
Lakukan saja. Mulai saja. Maka akan hal-hal selanjutnya untuk dikerjakan akan terlihat. Dan anda tinggal melanjutkan langkah anda.
5. Jangan membangun ketakutan yang lebih besar
Sudah cukup ketakutan anda sekarang ini. Tidak perlu untuk membuatnya semakin besar. Tidak ada gunanya. Sama sekali tidak ada gunanya.
Ketakutan yang anda ciptakan dalam pikiran anda hanya akan menciutkan nyali anda. Hanya akan mengganggu hari-hari dan fokus anda.
Dan karena kebanyakan dari ketakutan akan masa depan itu tidak akan pernah terjadi, anda hanya menghabiskan waktu dan energi yang anda punya jika anda memberi perhatian pada ketakutan itu, apalagi memperbesarnya. Sudah waktunya di masa depan, belum tentu terjadi lagi, dua kali rugi jika anda melakukannya.
6. Nikmati dan manfaatkan waktu luang anda
Pensiun dini, walaupun sementara, bisa berarti anda mempunyai waktu luang yang banyak.
Jangan sampai lengah. Waktu luang yang banyak bukan berarti anda bisa membuang-buang waktu anda untuk aktifitas yang sia-sia.
Beristirahat sejenak boleh. Tapi, selesai itu, segera bangkit dan beraktifitas lagi dengan produktif.
Anda bisa melakukan apapun yang dari dulu anda ingin lakukan tapi tidak punya waktu, selama itu adalah hal positif.
Anda bisa mengikuti kursus untuk menambah kemampuan anda.
Anda bisa membaca buku-buku yang bermanfaat.
Atau, anda bahkan bisa menambah porsi ibadah ritual anda yang selama ini masih terbatas karena rutinitas bekerja.
Sebelum anda mulai sibuk kembali, alangkah baiknya menjadikan waktu luang yang sementara ada itu untuk membangun kebiasaan baik.
Beberapa cara pandang tentang pensiun dini
Baik itu pensiun dini atau pun pensiun pada umumnya, ada beberapa cara dalam memandang hal itu.
Apa arti pensiun menurut satu orang belum tentu sama untuk orang yang lainnya.
Berbicara tentang cara memandang pensiun, secara umum bisa dikelompokkan menjadi empat kelompok.
Pensiun dini adalah sebuah tujuan
Sebagian orang menjadikan pensiun sebagai sebuah tujuan.
Mereka menjadikan pensiun sebagai bagian dari rencana mereka yang harus mereka kejar dan raih dalam waktu tertentu.
Mereka menargetkan dalam waktu tertentu mereka harus mempunyai sejumlah uang yang cukup untuk digunakan sampai akhir hayat mereka tanpa perlu bekerja lagi.
Bagi mereka, selama masih bekerja, kunci yang harus dipegang adalah pengendalian diri dalam menggunakan uang.
Mereka akan membuka tabungan pensiun yang sulit untuk diambil sebelum waktunya tiba.
Mereka akan memperketat pengeluaran, berhemat, dan memperhitungkan setiap rupiah yang dikeluarkan untuk memastikan tabungan pensiun mereka tidak terambil untuk setiap bulannya.
Pada tingkat yang lebih ekstrem, mereka akan hidup dalam standar paling minimum yang mereka bisa dan melakukan penghematan luar biasa ketat. Untuk mereka, menikmati uang adalah saat sudah pensiun nanti.
Setelah pensiun, mereka tidak akan bekerja lagi. Mereka akan menikmati masa pensiun mereka dengan melakukan apa yang mereka suka, seperti menekuni hobi mereka kembali, misalnya.
Mereka punya impian untuk bisa pensiun sedini mungkin, dalam usia relatif muda. Karena kalau sudah lanjut usia dan mulai sakit-sakitan, tidak ada yang bisa dinikmati walaupun punya uang banyak bukan? Paling hanya habis untuk berobat.
Pensiun dini adalah sebuah gaya hidup
Terlepas dari cukup atau tidaknya uang, sebagian orang memandang masa pensiun hanyalah sebagai sebuah perubahan pola hidup yang ditandai dengan adanya perubahan kebiasaan.
Dan perubahan kebiasaan itu tidak selalu dari kebiasaan buruk yang menjadi kebiasaan baik seperti kebiasaan yang meningkatkan kesehatan fisik dan mental, misalnya. Tapi, juga bisa mengarah ke arah yang sebaliknya.
Untuk yang menganggap pensiun hanyalah sebatas perubahan gaya hidup, mereka akan memandang kalau pensiun itu hanyalah sebuah perubahan dari gaya hidup pekerja yang berfokus pada pekerjaan menjadi non-pekerja dimana mereka harus mencari membuat kebiasaan baru di luar pekerjaan.
Kenapa saya bilang perubahan gaya hidup ini bisa jadi baik dan bisa juga jadi sebaliknya? Karena kenyataannya memang seperti itu.
Sebagian orang akan mulai membentuk kegiatan positif, seperti mulai berhenti merokok, lebih banyak aktifitas fisik, atau lebih sering berkumpul dengan rekan dan kerabat, misalnya.
Tapi, sebagian yang lain justru membentuk kebiasaan yang bisa berakibat buruk bagi kesehatan fisik dan mentalnya, seperti lebih banyak menghabiskan waktu menonton televisi, misalnya. Apalagi sambil mengemil makanan-makanan tidak sehat.
Untuk yang memandang pensiun adalah waktunya merubah pola hidup, sebaiknya memanfaatkan momentum tersebut untuk membentuk pola hidup yang lebih positif.
Pensiun secara umum adalah sebuah proses
Seorang anak akan melihat orang tuanya, seorang karyawan, bekerja dari pagi sampai sore, kadang sampai malam. Begitu setiap hari bahkan kadang harus bekerja juga di akhir pekan.
Saat si anak beranjak dewasa, sang ayah pun mulai memasuki usia pensiun dan lebih sering berada di rumah.
Secara tidak sadar, dalam pikiran si anak, fase berkarir ya seperti itu. Lulus kuliah, kerja, naik jabatan, kemudian pensiun.
Si anak melihat pensiun sebagai bagian dari proses berkarir yang tidak terpisahkan. Sebagai ujung dari proses yang harus dijalani. Dan sang ayah pun mungkin mendapatkan pemikiran yang sama dari orang tuanya dulu.
Kata mereka, "Cari kerja yang bisa dapat uang pensiun bulanan. Jadi nanti tidak membebani orang lain."
Dan itu tertanam dalam kepala si anak. Pola karir yang sama selama turun temurun.
Tapi, melihat perkembangan teknologi saat ini, sepertinya sekarang semakin banyak anak muda yang semakin sukses finansial. Jadi, untuk ke depannya, sepertinya akan lebih banyak orang yang akan pensiun di usia muda. Atau, malah terus berkarya sepanjang hayat.
Pensiun dini adalah sebuah pola pikir
Pensiun dipandang sebagai sebuah pola pikir ini terbagi dua, yaitu pola pikir positif (optimis) dan negatif (pesimis).
Sebagian orang mempunyai pola pikir postif mengenai pensiun yang dengannya akan membuat mereka merasa lebih punya otonomi, lebih punya kuasa atas diri mereka sendiri tanpa perlu terikat aturan-aturan kantor.
Terlebih kalau mereka pensiun dengan sukarela, bukan karena di PHK misalnya, di usia muda. Mereka cenderung akan merasa lebih bahagia. Lebih bersyukur.
Mereka berpikir kalau mereka akan punya lebih banyak waktu untuk mempelajari hal-hal baru dan menikmati waktu bebas mereka.
Tapi, di samping pola pikir positif, ada juga yang menggunakan pola pikir negatif dalam memandang masa pensiun ini.
Mereka menguatirkan tentang masa depan mereka. Bagaimana mereka tetap bisa bertahan hidup setelah pensiun nanti.
Mereka menguatirkan rasa kesepian yang mungkin terjadi karena secara otomatis, mereka akan menghabiskan waktunya lebih lama sendirian tanpa rekan-rekan kerja yang mereka temui setiap hari dulu.
Merekalah orang-orang yang biasanya rentan tertipu, dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab seperti dengan menawari investasi bodong, misalnya. Kekuatiran mereka akan ketidakpastian masa depan dimanfaatkan untuk keuntungan pribadi.
Atau, mereka mudah tertipu dengan adanya orang yang mendekati mereka seolah-olah menawarkan pertemanan padahal hanya ingin mengambil keuntungan dari mereka. Memanfaatkan rasa kesepian mereka.
Mereka mudah tertipu karena mereka mau melakukan apapun untuk mengatasi kekuatiran dan kesepian mereka.
***
Semakin menarik bahasan tentang pensiun dini ini.
Di bagian ketiga nanti, bagian terakhir dari artikel tentang pensiun dini ini, akan semakin menarik, karena saya akan tuliskan tentang apakah anda benar-benar perlu untuk pensiun dini? Atau, sebenarnya bukan itu yang anda butuhkan? Atau, jangan-jangan anda cuma terkena jebakan menggiurkannya, bukan menemukan jalan keluar?
Untuk itu, sampai jumpa pada artikel berikutnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI