Mohon tunggu...
Dicky Saputra
Dicky Saputra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Talks about worklife and business. Visit my other blog: scmguide.com

-

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Pensiun Dini, Jalan Keluar atau Jebakan Hidup? (Bagian 2)

16 Februari 2020   07:00 Diperbarui: 16 Februari 2020   06:59 421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berhemat demi pensiun dini. (sumber: pixabay.com)

Lakukan saja. Mulai saja. Maka akan hal-hal selanjutnya untuk dikerjakan akan terlihat. Dan anda tinggal melanjutkan langkah anda.

5. Jangan membangun ketakutan yang lebih besar

Sudah cukup ketakutan anda sekarang ini. Tidak perlu untuk membuatnya semakin besar. Tidak ada gunanya. Sama sekali tidak ada gunanya.

Ketakutan yang anda ciptakan dalam pikiran anda hanya akan menciutkan nyali anda. Hanya akan mengganggu hari-hari dan fokus anda.

Dan karena kebanyakan dari ketakutan akan masa depan itu tidak akan pernah terjadi, anda hanya menghabiskan waktu dan energi yang anda punya jika anda memberi perhatian pada ketakutan itu, apalagi memperbesarnya. Sudah waktunya di masa depan, belum tentu terjadi lagi, dua kali rugi jika anda melakukannya.

6. Nikmati dan manfaatkan waktu luang anda

Pensiun dini, walaupun sementara, bisa berarti anda mempunyai waktu luang yang banyak.

Jangan sampai lengah. Waktu luang yang banyak bukan berarti anda bisa membuang-buang waktu anda untuk aktifitas yang sia-sia.

Beristirahat sejenak boleh. Tapi, selesai itu, segera bangkit dan beraktifitas lagi dengan produktif.

Istirahat boleh, tapi langsung diikuti aktifitas produktif. (sumber: pixabay.com)
Istirahat boleh, tapi langsung diikuti aktifitas produktif. (sumber: pixabay.com)

Anda bisa melakukan apapun yang dari dulu anda ingin lakukan tapi tidak punya waktu, selama itu adalah hal positif.

Anda bisa mengikuti kursus untuk menambah kemampuan anda.

Anda bisa membaca buku-buku yang bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun