Mohon tunggu...
WARDY KEDY
WARDY KEDY Mohon Tunggu... Relawan - Alumnus Magister Psikologi UGM
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

SAYA adalah apa yang saya TULIS

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Oko'mama: Sarana Dialog Paling Efektif

21 Agustus 2020   12:45 Diperbarui: 21 Agustus 2020   12:53 828
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Budaya atoin meto ini dibentuk oleh sub-suku antara lain terdiri dari sub-suku Amanuban, Amanatun dan Mollo di TTS, sub-suku Miomafo, Biboki dan Insana di TTU), sub-suku Kopas, Timaus, Amfoang, Fatuleu, Sonba'i dan Nairasi di Kabupaten Kupang (Soh.A.Z dan Indrayana, M.N.DK, 2008:13).

Ketiga suku di Pulau Timor tersebut memiliki adat dan budaya yang hampir sama secara umum tetapi memiliki kekayaan tradisi dan bahasa yang beragam. 

Salah satunya adalah budaya mengunyah sirih pinang, atau yang dikenal dengan sebutan mama pauh manus. Sirih dan pinang yang disuguhkan kepada seseorang biasanya diletakan dalam sebuah wadah yang disebut oko'mama. 

Wadah ini bukanlah sekedar sebuah tempat untuk meyuguhkan sirih dan pinang namun memiliki bentuk dan fungsi serta makna yang sangat kaya. Eksistensi budaya oko'mama yang mencerminakn identitas diri, pandangan hidup dan sarana sosial masyarakat Dawan telah ada sejak dulu. Tak ada seorang pun yang mengetahui kapan dimulainya budaya mama (mengunyah) sirih pinang ini. 

Namun demikian menurut para tetua dan pemangku adat atoin meto di kabupaten Timor Tengah Selatan menjelaskan bahwa budaya oko'mama merupakan peninggalan dari leluhur atoin meto yang masih (patut) diwariskan sampai sekarang.

Siri Pinang Kapur dalam Oko'Mama (Mama Puah Manus)
Siri Pinang Kapur dalam Oko'Mama (Mama Puah Manus)

Berangkat dari fakta singkat sejarah di atas, perlu kita tahu bahwa, selain sebagai kebiasaan tempat meletakan pinang dan siri, oko'mama juga dijadikan sebagai salah satu sarana komunikasi untuk membangun dialog secara intens dari hati ke hati di antara dua orang. 

Kalau mau ditelaah lebih jauh, sebenarnya oko'mama sama pentingnya dengan media komunikasi yang ada saat ini seperti media sosial, surat undangan, surat kabar, website, internet dll. 

Sekalipun bentuk oko'mama itu sangat sederhana, namun bernilai penting dan memiliki efek yang sangat besar bagi orang yang menerimanya dalam suatu komunikasi atau dialog dua arah. 

Salah satu kisah yang paling sering kita lihat adalah ketika salah satu keluarga ingin mengadakan acara pernikahan atau sejenisnya, maka tuan pesta atau orang yang dipercayakan untuk mengundang orang lain, akan mengunjungi tetangga-tetangga dan sanak saudaranya dengan membawa oko'mama sebagai media untuk mengungkapkan tujuan kedatangannya.

Untuk orang Timor secara umum, pasti mengetahui bahwa cara yang paling sopan untuk memulai sebuah pembicaraan yang formal (penting) dengan orang lain adalah melalui oko'mama yang berfungsi sebagai 'pembuka pembicaraan'. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun