Mungkin diantara kita ada yang akan berpendapat bahwa kekayaan dari si kaya itu harus dipersalahkan dan kemiskinan Lazarus itu yang dibenarkan. Namun dari sini saya mengajak kita untuk mencari penyebab mengapa orang kaya itu dipersalahkan dan Lazarus dibenarkan?
Kita melihat bahwa kekayaan itu berasal dari dirinya sendiri dan bersifat netral. Dari sikap orang kaya itulah baru kita dapat menilai baik-buruknya. Mengapa orang kaya itu disalahkan padalah kita tahu dia sama sekali tidak meghina, memaki atau merendahkan Lazarus?
Nah, sejauh pemaham saya, orang kaya itu dipersalahkan karena dia tidak memikirkan dan tidak peduli terhadap orang lain. Si kaya itu sama sekali tidak memperhatikan kebutuhan Lazarus.
Bisa dikatakan, si kaya itu telah menjadi "asosial". Dia hanya memikirkan kenikmatannya sendiri. Dan dia telah kehilangan kepekaan dan kemanusiaan. Dia mengira bahwa kekayaan itu bersifat pribadi dan tidak menyangkut kehidupan bersama dan tidak bersifat sosial. Di sinilah letak kesalahan dari si kaya itu.
Setiap hari si kaya itu hanya selalu memikirkan kekayaan sebagai sarana kenikmatan bukan sebagai sarana pelayanan dan sarana untuk menolong dan membantu sesama yang berkekurangan dalam kehidupan bersama.
Kekayaan si kaya membuat dia kehilangan sikap toleran dengan keadaan orang lain. Dia telah tenggelam dalam kenikmatan kekayaan itu. Dan lebih dari semua itu, si kaya telah kehilangan jati dirinya, sebab dia menempatkan kekayaan senbagai sarana kemewahan. Sampai-sampai dia tidak melihat Lazarus sebagai pribadi dengan kemanusiaan yang utuh sama seperti dia juga.
Sebagai akibat dari sikapnya ini, si kaya pun mengalami penderitaan yang luar biasa saat kematiannya. Inilah yang seharusnya menjadi fokus perhatian kita. Inilah yang harus kita pelajari dan selalu ingat dalam keseharian hidup kita, khususnya selama menjalani masa sulit menghadapi wabahnya Covid-19.
Bahwasannya, kita harus memiliki sikap peduli dan toleran terhadap penderitaan dan kebutuhan orang lain, terlebih pada orang kecil yang terancam hidupnya karena adanya Covid-19. Segala kelebihan yang kita miliki seharusnya kita bagikan juga kepada yang membutuhkan.Â
Dengan begitu kita akan memperoleh harta berlimpah di Surga. Kalau kita selalu mau berbagi dan membantu sesama kita yang berkekurangan, niscaya kita akan memperoleh berkat berlimbah dari Tuhan.
Dengan bersikap peduli terhadap sesama kita tentu akan selamat dan gembira. Kita pun akan bahagia jika kita selalu berusahan menolong sesama. Sebab untuk saya kebahagiaan terbesar dalam hidup ini adalah ketika saya mampu melihat penderitaan orang lain sebagai penderitaan saya, dan mengalami kebahagiaan orang lain sebagai kebahagiaan saya juga.
Muder Teresa mengatakan bahwa sedikit yang kita punya tetapi banyak yang kita berikan mungkin adalah sesuatu yang mustahil. Namun itulah logika Cinta. Dalam memberi dan dalam menolong sesama, tersirat makna cinta dan kasih yang begitu mendalam.